Tafsir Surat Asy-Syura, ayat 7-8
{وَكَذَلِكَ
أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لِتُنْذِرَ أُمَّ الْقُرَى وَمَنْ
حَوْلَهَا وَتُنْذِرَ يَوْمَ الْجَمْعِ لَا رَيْبَ فِيهِ فَرِيقٌ فِي الْجَنَّةِ
وَفَرِيقٌ فِي السَّعِيرِ (7) وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَهُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً
وَلَكِنْ يُدْخِلُ مَنْ يَشَاءُ فِي رَحْمَتِهِ وَالظَّالِمُونَ مَا لَهُمْ مِنْ
وَلِيٍّ وَلا نَصِيرٍ (8) }
Demikianlah Kami wahyukan Al-Qur’an kepadamu
dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura
(penduduk Mekah) dan penduduk
(negeri-negeri) sekitarnya serta memberi peringatan (pula) tentang
hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk
surga dan segolongan masuk neraka. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Allah
menjadikan mereka satu umat (saja), tetapi Dia memasukkan orang-orang
yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya. Dan orang-orang yang zalim tidak ada
bagi mereka seorang pelindung pun dan tidak pula seorang
penolong.
Allah Swt. berfirman, bahwa sebagaimana telah Kami wahyukan kepada nabi-nabi
sebelummu.
{أَوْحَيْنَا
إِلَيْكَ قُرْآنًا عَرَبِيًّا}
Demikianlah Kami wahyukan Al-Qur’an kepadamu ini dalam bahasa Arab.
(Asy-Syura: 7)
Yakni yang jelas, terang, dan gamblang.
{لِتُنْذِرَ
أُمَّ الْقُرَى} وَهِيَ مَكَّةُ، {وَمَنْ حَوْلَهَا}
supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk mekah)
dan penduduk (negeri-negeri) sekitarnya. (Asy-Syura: 7)
Maksudnya, negeri-negeri lainnya yang terletak di belahan timur dan barat,
kota Mekah dinamakan Ummul Qura karena ia merupakan kota yang paling
mulia, berdasarkan dalil-dalil yang akan disebutkan nanti pada tempatnya. Dan
yang paling ringkas serta paling menunjukkan ke arah itu adalah apa yang telah
diriwayatkan oleh Imam Ahmad.
حَدَّثَنَا
أَبُو الْيَمَانِ، حَدَّثَنَا شُعَيْبٌ، عَنِ الزُّهْرِي، أَخْبَرَنَا أَبُو
سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَدِي بْنِ
الْحَمْرَاءِ الزُّهْرِيِّ أَخْبَرَهُ: أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ -وَهُوَ وَاقِفٌ بالحَزْوَرَة فِي سُوقِ
مَكَّةَ-: "وَاللَّهِ، إِنَّكِ لَخَيْرُ أَرْضِ اللَّهِ وَأَحَبُّ أَرْضِ اللَّهِ
إِلَى اللَّهِ، وَلَوْلَا أَنِّي أُخْرِجْتُ مِنْكِ مَا خَرَجْتُ"
Ia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abul Yaman, telah menceritakan
kepada kami Syu'aib, dari Az-Zuhri, telah menceritakan kepada kami Abu Salamah
ibnu Abdur Rahman yang mengatakan bahwa sesungguhnya Abdullah ibnu Abdi ibnul
Hamra pernah menceritakan kepadanya hadis berikut, bahwa ia pernah mendengar
Rasulullah Saw. bersabda saat beliau Saw. sedang berdiri di Al-Hazurah pasar
kota Mekah: Demi Allah, sesungguhnya engkau adalah benar-benar tanah Allah
yang paling baik dan tanah yang paling disukai oleh Allah. Seandainya
(penduduknya) tidak mengusirku darimu, niscaya aku tidak akan keluar
(darimu).
Hal yang sama telah disebutkan di dalam riwayat Imam Turmuzi, Imam Nasai, dan
Imam Ibnu Majah melalui hadis Az-Zuhri dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi
mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih.
*************
Firman Allah Swt.:
{وَتُنْذِرَ
يَوْمَ الْجَمْعِ}
serta memberi peringatan (pula) tentang hari berhimpun.
(Asy-Syura: 7)
Yakni hari kiamat, karena di hari itu Allah menghimpun semua makhluk dari
yang pertama sampai yang terakhir di suatu lapangan yang sangat luas.
Firman Allah Swt.:
{لَا
رَيْبَ فِيهِ}
yang tidak ada keraguan padanya. (Asy-Syura: 7)
Tidak ada keraguan pada kejadiannya, dan bahwa hari kiamat itu pasti akan
terjadi.
Firman Allah Swt.:
{فَرِيقٌ
فِي الْجَنَّةِ وَفَرِيقٌ فِي السَّعِيرِ}
Segolongan masuk surga dan segolongan masuk neraka. (Asy-Syura: 7)
Semakna dengan apa yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman Allah
Swt.:
{يَوْمَ
يَجْمَعُكُمْ لِيَوْمِ الْجَمْعِ ذَلِكَ يَوْمُ التَّغَابُنِ}
(Ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan kamu pada
hari pengumpulan (untuk dihisab), itulah hari (waktu itu)
ditampakkan kesalahan-kesalahan. (At-Taghabun: 9)
Yakni ahli surga menyalahkan ahli neraka. Sama pula dengan apa yang
disebutkan di dalam firman-Nya:
{ذَلِكَ
يَوْمٌ مَجْمُوعٌ لَهُ النَّاسُ وَذَلِكَ يَوْمٌ مَشْهُودٌ وَمَا نُؤَخِّرُهُ إِلا
لأجَلٍ مَعْدُودٍ يَوْمَ يَأْتِ لَا تَكَلَّمُ نَفْسٌ إِلا بِإِذْنِهِ فَمِنْهُمْ
شَقِيٌّ وَسَعِيدٌ}
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi
orang-orang yang takut kepada azab akhirat. Hari kiamat itu adalah suatu hari
yang semua manusia dikumpulkan untuk (menghadapi) nya, dan hari itu
adalah suatu hari yang disaksikan (oleh segala makhluk). Dan Kami
tiadalah mengundurkannya, melainkan sampai waktu yang tertentu. Di kala datang
hari itu, tidak ada seorang pun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya; maka
di antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia. (Hud: 103-105)
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا هَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ، حَدَّثَنَا لَيْث،
حَدَّثَنِي أَبُو قَبِيلٍ الْمَعَافِرِيُّ، عَنْ شُفَيّ الْأَصْبَحِيِّ،
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا-قَالَ: خَرَجَ
عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَفِي يَدِهِ
كِتَابَانِ، فَقَالَ: "أَتَدْرُونَ مَا هَذَانِ الْكِتَابَانِ؟ " قَالَ: قُلْنَا:
لَا إِلَّا أَنْ تُخْبِرَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قال للذي في يده اليمينى: "هَذَا
كِتَابٌ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ، بِأَسْمَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَأَسْمَاءِ
آبَائِهِمْ وَقَبَائِلِهِمْ، ثُمَّ أَجْمَلَ عَلَى آخِرِهِمْ -لَا يُزَادُ فِيهِمْ
وَلَا يُنْقَصُ مِنْهُمْ أَبَدًا" ثُمَّ قَالَ لِلَّذِي فِي يَسَارِهِ: "هَذَا
كِتَابُ أَهْلِ النَّارِ بِأَسْمَائِهِمْ وَأَسْمَاءِ آبَائِهِمْ وَقَبَائِلِهِمْ،
ثُمَّ أَجْمَلَ عَلَى آخِرِهِمْ -لَا يُزَادُ فِيهِمْ وَلَا يُنْقَصُ مِنْهُمْ
أَبَدًا" فَقَالَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
فَلِأَيِّ شَيْءٍ إذًا نعمل إن كان هذا أمر قَدْ فُرِغ مِنْهُ؟ فَقَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "سَدِّدُوا وَقَارِبُوا، فَإِنَّ
صَاحِبَ الْجَنَّةِ يُخْتَمُ لَهُ بِعَمَلِ الْجَنَّةِ ، وَإِنْ عَمِلَ أَيَّ عَمل،
وَإِنَّ صَاحِبَ النَّارِ يُخْتَمُ لَهُ بِعَمَلِ النَّارِ، وَإِنْ عَمِلَ أَيَّ
عَمَلٍ" ثُمَّ قَالَ بِيَدِهِ فَقَبَضَهَا، ثُمَّ قَالَ: "فَرَغَ رَبُّكُمْ عَزَّ
وَجَلَّ مِنَ الْعِبَادِ" ثُمَّ قَالَ بِالْيُمْنَى فَنَبَذَ بِهَا فَقَالَ:
"فَرِيقٌ فِي الْجَنَّةِ"، وَنَبَذَ بِالْيُسْرَى فَقَالَ: "فَرِيقٌ فِي
السَّعِيرِ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasyim ibnul Qasim,
telah menceritakan kami Laits, telah menceritakan kepadaku Abu Qabil
Al-Mu'afiri, dari Syafiyyul Asbuhi, dari Abdulah ibnu Amr r.a. yang mengatakan
bahwa di suatu hari Rasulullah Saw. keluar menemui kami, sedangkan di tangan
beliau terdapat dua buah kitab, lalu beliau bertanya, "Tahukah kalian, apakah
kedua kitab ini?" Kami menjawab, "Tidak tahu, terkecuali jika engkau
menceritakannya kepada kami, wahai Rasulullah." Maka Rasulullah Saw. bersabda
seraya berisyarat kepada kitab yang ada di tangan kanannya: Ini adalah kitab
dari Tuhan semesta alam yang mencatat nama-nama ahli surga lengkap dengan nama
ayah dan kabilah mereka —kemudian digabungkan menjadi satu sampai orang yang
terakhir dari mereka— tiada tambahan lagi pada mereka dan tiada pula pengurangan
dari jumlah mereka selamanya. Kemudian beliau Saw. bersabda seraya
berisyarat ke arah kitab yang ada di tangan kirinya: Dan ini adalah kitab
catatan ahli neraka, nama-nama mereka lengkap dengan nama orang tua dan kabilah
mereka, kemudian digabungkan menjadi satu sampai orang yang terakhir dari
mereka, tanpa ada penambahan pada jumlah mereka dan tanpa ada pengurangan dari
jumlah mereka selamanya. Maka para sahabat bertanya, "Kalau begitu, buat
apakah kita beramal bila segala urusannya telah dirampungkan?" Maka Rasulullah
Saw. bersabda: Luruskanlah dirimu dan dekatkanlah dirimu (kepada Allah),
karena sesungguhnya ahli surga itu amal perbuatannya diakhiri dengan amal
perbuatan ahli surga, betapapun amal perbuatan yang dilakukannya sebelum itu.
Dan sesungguhnya ahli neraka itu amal perbuatannya diakhiri dengan amal
perbuatan ahli neraka, betapapun amal perbuatan yang telah dilakukannya sebelum
itu. Kemudian Rasulullah Saw. berisyarat dengan telapak tangannya, lalu
menggenggamkannya dan bersabda, "Selesailah sudah urusan Tuhanmu dari
hamba-hamba-Nya." Kemudian berisyarat dengan tangan kanannya dan
membentangkannya seraya bersabda, "Segolongan dimasukkan ke dalam
surga," lalu berisyarat dengan tangan kirinya dan bersabda, "Dan
segolongan yang lainnya dimasukkan ke dalam neraka."
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Turmuzi dan Imam Nasai, keduanya
dari Qutaibah, dari Al-Laits ibnu Sa'd dan Bakr ibnu Mudar yang keduanya dari
Abu Qabil, dari Syafi ibnu Mani' Al-Asbuhi, dari Abdullah ibnu Amr r.a. dengan
sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih gharib.
Al-Baghawi mengetengahkannya di dalam kitab tafsirnya melalui jalur Bisyr
ibnu Bakr, dari Sa'id ibnu Usman, dari Abuz Zahiriyah, dari Abdullah ibnu Amr
r.a, dari Nabi Saw, lalu disebutkan hal yang semisal, tetapi dalam riwayat ini
terdapat tambahan yang antara lain disebutkan,
"فَرِيقٌ
فِي الْجَنَّةِ وَفَرِيقٌ فِي السَّعِيرِ، عَدْلٌ مِنَ اللَّهِ عَزَّ
وَجَلَّ"
"Kemudian segolongan dimasukkan ke dalam surga dan segolongan yang lain
dimasukkan ke dalam neraka sebagai keputusan yang adil dari Allah Swt."
Ibnu abu Hatim meriwayatkannya dari ayahnya, dari Abdullah ibnu Saleh (juru
tulis Al-Laits), dari Al-Laits dengan sanad yang sama. Ibnu Jarir telah
meriwayatkannya dari Yunus, dari Ibnu Wahb, dari Amr ibnul Haris, dari Abu
Qabil, dari Syafi, dari seorang lelaki sahabat Rasulullah, lalu disebutkan hal
yang sama.
Kemudian Ibnu Jarir meriwayatkannya pula dari Yunus, dari Ibnu Wahb, dari Amr
ibnul Haris dan Haiwah ibnu Syuraih, dari Yahya ibnu Abu Usaid, bahwa Abu Firas
pernah menceritakan kepadanya bahwa ia pernah mendengar Abdullah ibnu Amr r.a.
mengatakan, "Sesungguhnya Allah Swt. setelah menciptakan Adam, maka Dia
mengibaskannya sebagaimana seseorang mengibaskan kain selimut dan dikeluarkan
dari Adam semua anak cucu (keturunan) nya. Maka keluarlah darinya keturunannya
seperti semut-semut kecil. Lalu Allah menggenggam mereka dua kali genggaman, dan
berfirman, 'Ini celaka dan ini bahagia,' lalu melepaskan keduanya. Kemudian
menggenggam keduanya dan berfirman, 'Segolongan dimasukkan ke dalam surga dan
segolongan yang lain dimasukkan ke dalam neraka'." Riwayat yang mauquf
ini lebih mendekati kebenaran; hanya Allah Swt. sajalah Yang Maha
Mengetahui.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ، رَحِمَهُ اللَّهُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ، حَدَّثَنَا
حَمَّادٌ -يَعْنِي ابْنَ سَلَمَةَ-أَخْبَرَنَا الْجُرَيْرِيُّ، عَنْ أَبِي
نَضْرَةَ، أَنَّ رَجُلًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يُقَالُ لَهُ: أَبُو عَبْدِ اللَّهِ -دَخَلَ عَلَيْهِ أَصْحَابُهُ
يَعُودُونَهُ وَهُوَ يَبْكِي، فَقَالُوا لَهُ: مَا يُبْكِيكَ؟ أَلَمْ يَقُلْ لَكَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "خُذْ مِنْ شَارِبِكَ ثُمَّ
أَقِرَّهُ حَتَّى تَلْقَانِي" قَالَ: بَلَى، وَلَكِنْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم يقول: "إن اللَّهَ قَبَضَ بِيَمِينِهِ قَبْضَةً،
وَأُخْرَى بِالْيَدِ الْأُخْرَى، قَالَ: هَذِهِ لِهَذِهِ، وَهَذِهِ لِهَذِهِ وَلَا
أُبَالِي" فَلَا أَدْرِي فِي أَيِّ الْقَبْضَتَيْنِ أَنَا
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdus Samad, telah
menceritakan kepada kami Hammad (yakni Ibnu Salamah), telah menceritakan kepada
kami Al-Jariri, dari Abu Nadrah yang menceritakan bahwa seorang sahabat Nabi
Saw. yang dikenal dengan nama julukan Abu Abdullah kedatangan murid-muridnya
yang mengunjunginya, mereka menemuinya dalam keadaan menangis. Maka mereka
bertanya, "Apakah yang menyebabkan engkau menangis? Bukankah Rasulullah Saw.
pernah bersabda kepadamu, 'Cukurlah sebagian dari kumismu, kemudian
biarkanlah tumbuh jenggotmu, hingga engkau bersua denganku'?" Abu Abdullah
menjawab, "Memang benar, tetapi aku pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda:
Sesungguhnya Allah Swt. telah menggenggam dengan tangan kanan-Nya sekali dan
dengan tangan lainnya sekali, lalu berfirman, 'Ini untuk ini (surga) dan
ini untuk ini (neraka), dan Aku tidak peduli.' Maka aku tidak tahu,
termasuk genggaman yang manakah diriku ini."
Hadis-hadis mengenai takdir banyak sekali didapat di dalam kitab-kitab sahih
dan kitab-kitab musnad, antara lain ialah hadis Ali, Ibnu Mas'ud, Aisyah, dan
sejumlah sahabat lainnya yang banyak.
*************
Firman Allah Swt.:
{وَلَوْ
شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَهُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً}
Dan kalau Allah, menghendaki, niscaya Allah menjadikan mereka satu umat
(saja). (Asy-Syura: 8)
Yakni adakalanya dalam hidayah atau dalam kesesatan, tetapi Dia memisahkan di
antara mereka, maka Dia memberi petunjuk kepada jalan yang benar siapa yang
dikehendaki-Nya, dan menyesatkan dari jalan yang benar siapa yang
dikehendaki-Nya. Dia dalam tindakan-Nya mengandung hikmah dan alasan yang sangat
tepat, karena itulah disebutkan dalam firman selanjutnya:
{وَلَكِنْ
يُدْخِلُ مَنْ يَشَاءُ فِي رَحْمَتِهِ وَالظَّالِمُونَ مَا لَهُمْ مِنْ وَلِيٍّ
وَلا نَصِيرٍ}
tetapi Dia memasukkan orang-orang yang dikehendaki-Nya ke dalam
rahmat-Nya. Dan orang-orang yang zalim tidak ada bagi mereka seorang pelindung
pun dan tidak pula seorang penolong. (Asy-Syura: 8)
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Yunus, telah menceritakan
kepada kami Wuhaib, telah menceritakan kepadaku Al-Haris, dari Amr ibnu Abu
Suwaid, ia pernah menceritakan kepadanya dari Ibnu Hujairah, telah sampai suatu
berita kepadanya bahwa Musa a.s. pernah mengatakan, "Ya Tuhanku, makhluk yang
telah Engkau ciptakan, Engkau jadikan sebagian dari mereka masuk surga dan
sebagian yang lainnya masuk neraka, mengapa tidak Engkau masukkan saja ke surga
semuanya?" Maka Allah Swt. berfirman, "Hai Musa, angkatlah baju gamismu!" Maka
Musa a.s. mengangkatnya, dan berkata, "Aku telah mengangkatnya." Allah Swt.
berfirman, "Angkatlah lagi." Musa mengangkatnya lagi hingga tiada yang tersisa,
lalu berkata, "Ya Tuhanku, aku telah mengangkatnya." Allah berfirman, "Angkatlah
lagi." Musa a.s. menjawab, "Aku telah mengangkatnya kecuali bagian yang tidak
ada kebaikan padanya." Allah Swt. berfirman, "Demikian pula perihal-Ku, Aku
masukkan semua makhluk-Ku ke dalam surga kecuali yang tidak ada kebaikan
padanya."