Tafsir Surat Shad, ayat 12-17
{كَذَّبَتْ
قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ وَعَادٌ وَفِرْعَوْنُ ذُو الأوْتَادِ (12) وَثَمُودُ
وَقَوْمُ لُوطٍ وَأَصْحَابُ الأيْكَةِ أُولَئِكَ الأحْزَابُ (13) إِنْ كُلٌّ إِلا
كَذَّبَ الرُّسُلَ فَحَقَّ عِقَابِ (14) وَمَا يَنْظُرُ هَؤُلاءِ إِلا صَيْحَةً
وَاحِدَةً مَا لَهَا مِنْ فَوَاقٍ (15) وَقَالُوا رَبَّنَا عَجِّلْ لَنَا قِطَّنَا
قَبْلَ يَوْمِ الْحِسَابِ (16) اصْبِرْ عَلَى مَا يَقُولُونَ (17) }
Telah mendustakan (rasul-rasul) sebelum mereka itu kaum Nuh, 'Ad,
Fir'aun yang mempunyai tentara yang banyak, dan Samud, kaum Lut dan penduduk
Aikah. Mereka itulah golongan-golongan yang bersekutu (menentang
rasul-rasul). Semua mereka itu tidak lain hanyalah mendustakan rasul-rasul,
maka pastilah (bagi mereka) azab-Ku. Tidaklah yang mereka tunggu,
melainkan hanya satu teriakan saja yang tidak ada baginya saat berselang. Dan
mereka berkata, "Ya Tuhan kami, cepatkanlah untuk kami azab yang diperuntukkan
bagi kami sebelum hari berhisab.” Bersabarlah atas segala apa yang mereka
katakan.
Allah Swt. berfirman, menceritakan perihal umat-umat terdahulu dan apa yang
telah menimpa mereka berupa azab, pembalasan, dan siksaan, karena mereka
menentang para rasul dan mendustakan nabi-nabi Allah. Kisah-kisah mereka telah
dijelaskan secara panjang lebar di berbagai tempat.
Firman Allah Swt.:
{أُولَئِكَ
الأحْزَابُ}
Mereka itulah golongan-golongan yang bersekutu (menentang
rasul-rasul). (Shad: 13)
Yakni mereka lebih banyak bilangannya daripada kalian (orang-orang Quraisy)
dan lebih kuat serta lebih banyak harta dan anak-anaknya, tetapi semuanya itu
tidak dapat menolak mereka (menyelamatkan mereka) dari azab Allah barang sedikit
pun, ketika datang kepada mereka azab Allah. Karena itulah disebutkan dalam
firman berikutnya:
{إِنْ
كُلٌّ إِلا كَذَّبَ الرُّسُلَ فَحَقَّ عِقَابِ}
Semua mereka itu tidak lain hanyalah mendustakan rasul-rasul, maka
pastilah (bagi mereka) azab-Ku (Shad: 14)
Penyebab yang membinasakan mereka ialah karena mendustakan para rasul. Maka
hendaklah waspada orang-orang yang diajak bicara oleh ayat ini, yakni janganlah
mereka berbuat hal yang serupa.
Firman Allah Swt.:
{وَمَا
يَنْظُرُ هَؤُلاءِ إِلا صَيْحَةً وَاحِدَةً مَا لَهَا مِنْ فَوَاقٍ}
Tidaklah yang mereka tunggu melainkan hanya satu teriakan saja yang tidak
ada baginya saat berselang. (Shad: 15)
Malik telah meriwayatkan dari Zaid ibnu Aslam, makna yang dimaksud ialah
tiada masa tangguh bagi mereka melainkan saat (detik-detik) datangnya kiamat
menimpa mereka dengan sekonyong-konyong, karena sesungguhnya semua pertandanya
telah ada. Dengan kata lain, hari kiamat itu telah dekat masanya. Dan teriakan
yang dimaksud adalah tiupan yang mengejutkan, Allah memerintahkan kepada
Malaikat Israfil agar memperpanjang tiupan yang pertama ini, sehingga tiada
seorang pun dari kalangan penduduk langit dan bumi, melainkan terkejut
terkecuali orang-orang yang dikecualikan oleh Allah Swt.
Firman Allah Swt. mengutip ucapan mereka:
{وَقَالُوا
رَبَّنَا عَجِّلْ لَنَا قِطَّنَا قَبْلَ يَوْمِ الْحِسَابِ}
Dan mereka berkata, "Ya Tuhan kami, cepatkanlah untuk kami azab yang
diperuntukkan bagi kami sebelum hari berhisab " (Shad: 16)
Hal ini merupakan ungkapan rasa tidak percaya kaum musyrik tehadap azab yang
dijanjikan oleh Allah buat mereka, karenanya mereka meminta agar siksaan itu
disegerakan bagi mereka. Lafaz qittun artinya ketetapan, menurut pendapat
yang lain artinya bagian.
Ibnu Abbas r.a., Mujahid, Ad-Dahhak, Al-Hasan, dan lain-lainnya yang bukan
hanya seorang menyebutkan bahwa mereka meminta agar azab disegerakan bagi
mereka.
Qatadah menambahkan, bahwa semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain
melalui firman-Nya.
{اللَّهُمَّ
إِنْ كَانَ هَذَا هُوَ الْحَقَّ مِنْ عِنْدِكَ فَأَمْطِرْ عَلَيْنَا حِجَارَةً مِنَ
السَّمَاءِ أَوِ ائْتِنَا بِعَذَابٍ أَلِيمٍ}
Ya Allah, jika betul (Al-Qur’an) ini dialah yang benar dari sisi
Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah azab yang
pedih. (Al-Anfal: 32)
Menurut pendapat lain, mereka memita agar bagian dari surga disegerakan buat
mereka, jika surga itu memang ada, agar mereka dapat merasakannya di dunia.
Sesungguhnya hal ini diungkapkan oleh mereka hanyalah sebagai reaksi dari
ketidakpercayaan mereka terhadapnya, dan bahwa itu mustahil terjadi.
Ibnu Jarir mengatakan bahwa mereka meminta agar kebaikan atau keburukan yang
berhak mereka terima disegerakan di dunia ini. Pendapat yang dikemukakannya
cukup baik, dan berkisar pada pengertian inilah apa yang diikatakan oleh
Ad-Dahhak dan Ismail ibnu Abu Khalid. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Mengingat ucapan yang dikeluarkan oleh kaum musyrik ini mengandung cemoohan
dan ungkapan rasa tidak percaya, maka Allah Swt. memerintahkan kepada Rasul-Nya
agar bersabar dalam menghadapi gangguan mereka yang menyakitkan itu, dan memberi
kabar gembira kepadanya bahwa dengan kesabarannya itu iaakan mendapat kesudahan
yang baik, pertolongan dari Allah, dan kemenangan.