Tafsir Surat Yasin, ayat 55-58

{إِنَّ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِي شُغُلٍ فَاكِهُونَ (55) هُمْ وَأَزْوَاجُهُمْ فِي ظِلالٍ عَلَى الأرَائِكِ مُتَّكِئُونَ (56) لَهُمْ فِيهَا فَاكِهَةٌ وَلَهُمْ مَا يَدَّعُونَ (57) سَلامٌ قَوْلا مِنْ رَبٍّ رَحِيمٍ (58) }
Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). Mereka dan istri-istri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan. Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka minta. (Kepada mereka dikatakan), "Salam, "sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.
Allah Swt. menceritakan perihal ahli surga, bahwa keadaan mereka di hari kiamat apabila telah diberangkatkan dari Padang Mahsyar, lalu mereka ditempatkan di taman-taman surga, dan bahwa mereka sibuk dengan urusan mereka sendiri yang bergelimang dalam kenikmatan yang abadi dan keberuntungan yang besar. Al-Hasan Al-Basri dan Ismail ibnu Abu Khalid mengatakan bahwa ahli surga terlalu sibuk dengan urusannya untuk memperhatikan azab yang diterima oleh penghuni neraka.
Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). (Yasin: 55) Yakni merasa kagum dengan kenikmatan yang mereka alami. Hal yang sama telah dikatakan oleh Qatadah.
Ibnu Abbas mengatakan bahwa arti fakihun adalah bersenang-senang.
Abdullah ibnu Mas'ud, Ibnu Abbas, Sa'id ibnul Musayyab, Ikrimah, Al-Hasan, Qatadah, Al-A'masy, Sulaiman At-Taimi, dan Al-Auza'i telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). (Yasin: 55) Mereka mengatakan bahwa kesibukan ahli surga ialah memecahkan selaput-selaput dara (istri-istri mereka).
Dan Ibnu Abbas r.a. sendiri mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). (Yasin: 55) Yakni mendengarkan alunan musik petikan kecapi.
Abu Hatim mengatakan bahwa barangkali kekeliruan dari pendengarnya (yang mendengarnya dari Ibnu Abbas), sesungguhnya yang dimaksud dengan kesibukan di sini adalah memecahkan selaput-selaput dara
********
Firman Allah Swt.:
{هُمْ وَأَزْوَاجُهُمْ}
Mereka dan istri-istri mereka. (Yasin: 56)
Yaitu bersama permaisuri-permaisurinya, menurut Mujahid.
{فِي ظِلالٍ}
berada dalam tempat yang teduh. (Yasin: 56)
Maksudnya, berada di dalam naungan pepohonan surga.
{عَلَى الأرَائِكِ مُتَّكِئُونَ}
bertelekan di atas dipan-dipan. (Yasin: 56)
Ibnu Abbas Mujahid, Ikrimah, Muhammad ibnu Ka'b, Al-Hasan, Qatadah As-Saddi, dan Khasif mengatakan makna ara-ik ialah ranjang-ranjang yang berkelambu.
Menurut hemat kami, perumpamaannya di dunia ini sama dengan pelaminan-pelaminan yang dihiasi dengan aneka ragam kain kelambu. Hanya Allah sajalah Yang Maha Mengetahui:
**********
Firman Allah Swt:
{لَهُمْ فِيهَا فَاكِهَةٌ}
Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan. (Yasin: 57)
dari berbagai jenis buah-buahan.
{وَلَهُمْ مَا يَدَّعُونَ}
dan memperoleh apa yang mereka minta. (Yasin: 57)
Apa pun yang mereka minta, pasti mereka mendapatkannya dari semua jenis kesenangan.
قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَوْفٍ الْحِمْصِيُّ، حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ كَثِيرِ بْنِ دِينَارٍ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُهَاجِرٍ، عَنِ الضَّحَّاكِ المَعَافري، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ مُوسَى، حَدَّثَنِي كُرَيْب؛ أَنَّهُ سَمِعَ أُسَامَةَ بْنَ زَيْدٍ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "أَلَا هَلْ مُشَمِّر إِلَى الْجَنَّةِ؟ فَإِنَّ الْجَنَّةَ لَا خَطر لَهَا هِيَ -وَرَبِّ الْكَعْبَةِ-نُورٌ كُلُّهَا يَتَلَأْلَأُ وَرَيْحَانَةٌ تَهْتَزُّ، وَقَصْرٌ مَشيد، وَنَهْرٌ مُطَّرد، وَثَمَرَةٌ نَضِيجَةٌ، وَزَوْجَةٌ حَسْنَاءُ جَمِيلَةٌ، وَحُلَلٌ كَثِيرَةٌ، وَمُقَامٌ فِي أَبَدٍ، فِي دَارِ سَلَامَةٍ، وَفَاكِهَةٍ خَضِرَةٍ وحَبْرَة وَنِعْمَةٍ، وَمَحَلَّةٍ عَالِيَةٍ بَهيَّة". قَالُوا: نَعَمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ، نَحْنُ الْمُشَمِّرُونَ لَهَا. قَالَ: "قُولُوا: إِنْ شَاءَ اللَّهُ". قَالَ الْقَوْمُ: إِنْ شَاءَ اللَّهُ.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Auf Al-Himsi, telah menceritakan kepada kami Usman ibnu Sa'id ibnu Kasir ibnu Dinar, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Muhajir, dari Ad-Dahhak Al-Mu'afiri, dari Sulaiman ibnu Musa, telah menceritakan kepadaku Kuraib, ia pernah mendengar Usamah ibnu Zaid r.a. mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Adakah orang yang menginginkan masuk surga, karena sesungguhnya surga itu keindahannya tidak dapat terbayangkan. Surga itu demi Tuhan Ka'bah, semuanya merupakan nur (cahaya) yang berkemilauan, wewangian yang semerbak aromanya, gedung-gedung yang kokoh, sungai-sungai yang mengalir, buah-buahan yang masak, istri-istri yang cantik jelita, perhiasan yang banyak, tempat tinggal yang abadi di negeri yang penuh dengan keselamatan, buah-buahan yang segar, kebaikan dan nikmat yang berlimpah di tempat yang tinggi lagi menyenangkan. Mereka (para sahabat) berkata, "Ya, wahai Rasulullah, kamilah orang-orang yang sedang mengadakan persiapan untuk memasukinya." Rasulullah Saw. bersabda.”Katakanlah. 'Insya Allah'Maka para sahabat mengatakan, "Insya Allah"
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Majah di dalam Kitabuz Zuhud, bagian dari kitab Sunan-nya melalui hadis Al-Walid ibnu Muslim, dari Muhammad ibnu Muhajir dengan sanad yang sama.
*************
Firman Allah Swt.:
{سَلامٌ قَوْلا مِنْ رَبٍّ رَحِيمٍ}
(Kepada mereka dikatakan), "Salam, " sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang. (Yasin: 58)
Ibnu Juraij mengatakan bahwa Ibnu Abbas r.a. telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: (Kepada mereka dikatakan).”Salam.” sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang. (Yasin: 58) Sesungguhnya Allah Swt. sendirilah yang melimpahkan selamat kepada penduduk surga.
Pendapat yang dikatakan oleh Ibnu Abbas ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
{تَحِيَّتُهُمْ يَوْمَ يَلْقَوْنَهُ سَلامٌ}
Salam penghormatan kepada mereka (orang-orang mukmin itu) pada hari mereka menemui-Nya ialah, "Salam.” (Al-Ahzab: 44)
Ibnu Abu Hatim sehubungan dengan makna ayat ini telah meriwayatkan sebuah hadis yang di dalam sanadnya terdapat hal yang perlu diteliti. Ia mengatakan:
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ يُوسُفَ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ أَبِي الشَّوَارِبِ، حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ العَبَّاداني، حَدَّثَنَا الْفَضْلُ الرَّقاشيّ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ المُنْكَدِر، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "بَيْنَا أَهْلُ الْجَنَّةِ فِي نَعِيمِهِمْ، إِذْ سطع لهم نور، فرفعوا رؤوسهم، فَإِذَا الرَّبُّ تَعَالَى قَدْ أَشْرَفَ عَلَيْهِمْ مِنْ فَوْقِهِمْ، فَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ. فَذَلِكَ قَوْلُهُ: {سَلامٌ قَوْلا مِنْ رَبٍّ رَحِيمٍ} . قَالَ: "فَيَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَيَنْظُرُونَ إِلَيْهِ، فَلَا يَلْتَفِتُونَ إِلَى شَيْءٍ مِنَ النَّعِيمِ مَا دَامُوا يَنْظُرُونَ إِلَيْهِ، حَتَّى يَحْتَجِبَ عَنْهُمْ، وَيَبْقَى نُورُهُ وَبِرْكَتُهُ عليهم وفي ديارهم"
Telah menceritakan kepada kami Musa ibnu Yusuf, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdul Malik ibnu Abusy Syawarib, telah menceritakan kepada kami Abu Asim Al-Ibadani, telah menceritakan kepada kami Al-Fadl Ar-Raqqasyi, dari Muhammad ibnul Munkadir, dari Jabir ibnu Abdullah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda, bahwa ketika ahli surga sedang bergelimang di dalam kenikmatannya, tiba-tiba muncullah cahaya pada mereka, lalu mereka mengangkat kepalanya memandang ke arah cahaya itu, dan ternyata Tuhan Yang Maha Agung menengok mereka dari atas mereka, lalu berfirman, "Selamat kepada kalian semua, hai penduduk surga.'' Yang demikian itulah yang dimaksud oleh firman-Nya: (Kepada mereka dikatakan), "Salam, " sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang. (Yasin: 58) Maka Allah memandang kepada mereka, dan mereka memandang kepada-Nya. Mereka tidak mengalihkan pandangannya kepada sesuatu pun selama mereka memandang kepada Allah Swt. karena nikmatnya yang tak terperikan, hingga Allah Swt. menutup diri dari mereka dengan hijab-Nya dan yang tertinggal adalah cahaya dan berkah-Nya yang melimpah atas mereka di rumah-rumah mereka.
Imam Ibnu Majah meriwayatkan hadis ini di dalam Kitabus Sunnah bagian dari kitab Sunan-nya melalui Muhammad ibnu Abdul Malik ibnu Abusy Syawarib dengan sanad yang sama.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu Abdul A'la, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepada kami Harmalah, dari Sulaiman ibnu Humaid yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi menceritakan hadis berikut dari Umar ibnu Abdul Aziz yang mengatakan bahwa apabila Allah Swt. telah selesai dari ahli surga dan ahli neraka, maka Dia datang dengan diselimuti oleh awan bersama para malaikat. Lalu Allah Swt. mengucapkan selamat kepada penghuni surga, dan mereka menjawab ucapan selamat Allah Swt. Selanjutnya Al-Qurazi mengatakan bahwa hal tersebut disebutkan di dalam Kitabullah oleh firman-Nya yang mengatakan:  (Kepada mereka dikatakan), "Salam, " sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang. (Yasin: 58) Kemudian Allah Swt. berfirman, "'Mintalah kepada-Ku." Mereka menjawab, "Wahai Tuhan, apakah yang harus kami minta kepada-Mu?" Allah Swt. berfirman, "Benar, mintalah kepada-Ku." Mereka berkata, "Kami memohon kepada-Mu, ya Tuhan kami, rida-Mu." Allah Swt. berfirman, "Rida-Ku Kulimpahkan kepada kalian di rumah kehormatan-Ku." Mereka berkata, "Ya Tuhan kami, lalu apa lagi yang harus kami mintakan kepada-Mu. Maka demi keagungan dan kebesaran-Mu serta ketinggian kedudukan-Mu. seandainya Engkau beri izin kepada kami untuk memberi rezeki kepada manusia dan jin, tentulah kami dapat memberi mereka makan, minum, pakaian, dan pelayanan kepada mereka tanpa mengurangi barang sedikit pun dari apa yang ada pada kami." Allah Swt. berfirman, "Sesungguhnya Aku masih mempunyai tambahan buat kalian." Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi melanjutkan, bahwa lalu hal tersebut diputuskan buat mereka di tempat-tempat mereka, hingga akhirnya Allah bersemayam di singgasana-Nya, setelah itu datanglah hadiah-hadiah dari Allah Swt. untuk mereka yang dibawa oleh para malaikat. Kemudian disebutkan selanjutnya hingga akhir asar.

Asar ini berpredikat garib. diketengahkan oleh Ibnu Jarir melalui berbagai jalur; hanya Allah Yang Maha Mengetahui.

Popular posts from this blog

Tafsir Surat Al-'Alaq, ayat 1-5

Keajaiban Terapi Ruqyah

Tafsir Surat Al Mu’minun, ayat 99-100