Tafsir Surat Al-Hijr, ayat 14-15
{وَلَوْ
فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَابًا مِنَ السَّمَاءِ فَظَلُّوا فِيهِ يَعْرُجُونَ (14)
لَقَالُوا إِنَّمَا سُكِّرَتْ أَبْصَارُنَا بَلْ نَحْنُ قَوْمٌ مَسْحُورُونَ (15)
}
Dan jika seandainya Kami membukakan kepada
mereka salah satu dari (pintu-pintu)
langit, lalu mereka terus-menerus naik ke atasnya, tentulah mereka berkata,
"Sesungguhnya pandangan kamilah yang dikaburkan, bahkan kami adalah orang-orang
yang kena sihir."
Allah Swt. menceritakan perihal kuatnya kekafiran, keingkaran, dan
kesombongan orang-orang kafir terhadap perkara yang hak. Bahwa seandainya
dibukakan bagi mereka sebuah pintu ke langit, lalu mereka menaikinya, niscaya
mereka tetap tidak akan mempercayainya, bahkan mereka akan mengatakan seperti
yang disitir oleh firman-Nya:
{سُكِّرَتْ
أَبْصَارُنَا}
Sesungguhnya pandangan kamilah yang dikaburkan. (Al-Hijr: 15)
Mujahid dan Ibnu Kasir serta Ad-Dahhak mengatakan bahwa makna ayat tersebut
ialah 'pandangan mata kamilah yang tertutup'.
Qatadah, dari Ibnu Abbas, menyebutkan bahwa pandangan mata kamilah yang
dibutakan.
Menurut Al-Aufi, dari Ibnu Abbas, pandangan mata kami dikaburkan dan
sesungguhnya kami terkena sihir.
Al-Kalbi mengatakan, mata kamilah yang dibutakan.
Ibnu Zaid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: pandangan kamilah
yang dikaburkan. (Al-Hijr: 15) As-sakran artinya orang yang tidak
sadar akan akal sehatnya (yakni mabuk).