Tafsir Surat Al-Kahfi, ayat 71-73
{فَانْطَلَقَا
حَتَّى إِذَا رَكِبَا فِي السَّفِينَةِ خَرَقَهَا قَالَ أَخَرَقْتَهَا لِتُغْرِقَ
أَهْلَهَا لَقَدْ جِئْتَ شَيْئًا إِمْرًا (71) قَالَ أَلَمْ أَقُلْ إِنَّكَ لَنْ
تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا (72) قَالَ لَا تُؤَاخِذْنِي بِمَا نَسِيتُ وَلا
تُرْهِقْنِي مِنْ أَمْرِي عُسْرًا (73) }
Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala
keduanya menaiki perahu, lalu Khidir melubanginya. Musa berkata, "Mengapa kamu
melubangi perahu itu yang akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya?
Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar.” Dia
(Khidir) berkata, "Bukankah aku telah
berkata, 'Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku'.”
Musa berkata, "Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu
membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku.”
Allah menceitakan perihal Musa dan temannya (yaitu Khidir), bahwa keduanya
sepakat untuk berjalan bersama, dan Khidir telah menetapkan persyaratannya
kepada Musa, yaitu tidak boleh menanyakan sesuatu urusan pun yang dianggap
janggal, hingga ia sendirilah yang akan menceritakan dan menerangkan semuanya
kepada Musa.
Keduanya menaiki perahu itu, dalam keterangan yang lalu telah disebutkan
sebagaimana keduanya menaiki perahu. Disebutkan bahwa para pemilik perahu yang
ada di pantai itu telah mengenal Khidir. Maka mereka membawa keduanya tanpa
sepeser ongkos pun karena menghormati Khidir. Ketika perahu yang mereka tumpangi
itu mengarungi bahtera, Khidir bangkit dan melubangi perahu itu, lalu ia
mengeluarkan sebuah papan yang ada di perahu itu untuk menambalnya. Melihat hal
itu Musa tidak dapat menahan dirinya lagi untuk bertanya seraya
memprotesnya:
{أَخَرَقْتَهَا
لِتُغْرِقَ أَهْلَهَا}
Mengapa kamu melubangi perahu itu yang akibatnya kamu menenggelamkan
penumpangnya? (Al-Kahfi: 71)
Lam yang ada dalam lafaz litugriqa ini adalah lamul 'aqibah
yang menunjukkan makna akibat, bukan lam ta'lil yang menunjukkan
makna penyebab atau kausalita. Huruf lam ini sama dengan huruf lam
yang ada di dalam perkataan seorang penyair:
لدُوا
للْمَوت وابْنُوا للخَرَاب
Beranaklah yang akibatnya akan mati,
dan bangunlah yang akibatnya akan runtuh.
Firman Allah Swt:
{لَقَدْ
جِئْتَ شَيْئًا إِمْرًا}
Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar.
(Al-Kahfi:71)
Mujahid mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah sesuatu yang diingkari.
Qatadah mengatakan, yang dimaksud ialah sesuatu yang aneh. Maka pada saat itu
juga Khidir berkata kepada Musa, mengingatkan akan syarat yang telah
disetujuinya:
{أَلَمْ
أَقُلْ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا}
Bukankah aku telah berkata bahwa sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan
sabar bersama dengan aku. (Al-Kahfi: 72)
Dengan kata lain, perbuatan ini sengaja saya lakukan, dan termasuk di antara
perkara yang telah ku persyaratkan kepadamu bahwa kamu tidak boleh memprotesnya
terhadapku. Karena sesungguhnya kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup
tentang hal ini, padahal perbuatan ini mengandung maslahat yang tidak kamu
ketahui.
{لَا
تُؤَاخِذْنِي بِمَا نَسِيتُ وَلا تُرْهِقْنِي مِنْ أَمْرِي عُسْرًا}
Musa berkata, "Janganlah kamu menghukum aku karena kealpaanku dan
janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku.”
(Al-Kahfi: 73)
Yakni janganlah kamu mempersulit diriku, jangan pula kamu bersikap keras
terhadapku. Karena itulah seperti apa yang telah disebutkan dalam sebuah hadis
dari Rasulullah Saw. yang telah bersabda:
"كَانَتِ
الْأُولَى مِنْ مُوسَى نِسْيَانًا"
kekeliruan pertama yang dilakukan oleh Musa disebabkan karena
kealpaannya.