Tafsir Surat Al-Kahfi, ayat 77-78

{فَانْطَلَقَا حَتَّى إِذَا أَتَيَا أَهْلَ قَرْيَةٍ اسْتَطْعَمَا أَهْلَهَا فَأَبَوْا أَنْ يُضَيِّفُوهُمَا فَوَجَدَا فِيهَا جِدَارًا يُرِيدُ أَنْ يَنْقَضَّ فَأَقَامَهُ قَالَ لَوْ شِئْتَ لاتَّخَذْتَ عَلَيْهِ أَجْرًا (77) قَالَ هَذَا فِرَاقُ بَيْنِي وَبَيْنِكَ سَأُنَبِّئُكَ بِتَأْوِيلِ مَا لَمْ تَسْتَطِعْ عَلَيْهِ صَبْرًا (78) }
Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidir menegakkan dinding itu. Musa berkata, "Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu.” Khidir berkata, "Inilah perpisahan antara aku dengan kamu; aku akan memberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.
Allah Swt. berfirman menceritakan keduanya: Maka keduanya berjalan. (Al-Kahfi: 77) Yaitu melanjutkan perjalanannya, sesudah kedua peristiwa itu.
{حَتَّى إِذَا أَتَيَا أَهْلَ قَرْيَةٍ}
hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri. (Al-Kahfi: 77)
Ibnu Juraij telah meriwayatkan dari Ibnu Sirin, bahwa kota tersebut adalah Al-Ailah. Di dalam sebuah hadis disebutkan:
"حَتَّى إِذَا أَتَيَا أَهْلَ قَرْيَةٍ لِئَامًا"
hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri yang kikir.
Yakni penduduk negeri itu orangnya kikir-kikir.
{فَأَبَوْا أَنْ يُضَيِّفُوهُمَا فَوَجَدَا فِيهَا جِدَارًا يُرِيدُ أَنْ يَنْقَضَّ}
tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, (Al-Kahfi: 77)
Iradah atau kehendak disandarkan kepada dinding dalam ayat ini merupakan ungkapan isti'arah (kata pinjaman), karena sesungguhnya pengertian kehendak hanyalah disandarkan kepada makhluk yang bernyawa berarti kecenderungan. Inqidad artinya runtuh (roboh)
Firman Allah Swt.:
{فَأَقَامَهُ}
maka Khidir menegakkan dinding itu. (Al-Kahfi: 77)
Yakni mengembalikannya ke posisi tegak kembali. Dalam hadis yang terdahulu telah disebutkan bahwa Khidir menegakkan dinding itu dengan kedua tangannya, yaitu dengan mendorongnya hingga tidak miring lagi; hal ini merupakan peristiwa yang menakjubkan. Pada saat itu juga Musa berkata kepadanya:
{لَوْ شِئْتَ لاتَّخَذْتَ عَلَيْهِ أَجْرًا}
Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu. (Al-Kahfi: 77)
Karena mereka tidak mau menjamu kita, maka selayaknyalah kamu tidak bekerja untuk mereka secara cuma-cuma tanpa imbalan.
{قَالَ هَذَا فِرَاقُ بَيْنِي وَبَيْنِكَ}
Khidir berkata, "Inilah perpisahan antara aku dengan kamu.” (Al-Kahfi: 78)
Karena kamu telah mengajukan syarat saat terbunuhnya anak muda tadi, bahwa jika kamu bertanya tentang sesuatu kepadaku sesudah peristiwa itu, maka kamu tidak diperkenankan lagi untuk menemaniku. Inilah perpisahan antara aku dengan kamu.
{سَأُنَبِّئُكَ بِتَأْوِيلِ مَا لَمْ تَسْتَطِعْ عَلَيْهِ صَبْرًا}
"Aku akan memberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.” (Al-Kahfi: 78)

Popular posts from this blog

Tafsir Surat Al-'Alaq, ayat 1-5

Tafsir Surat Al-Anbiya, ayat 83-84

Tafsir Surat Adz-Dzariyat, ayat 52-60