Tafsir Surat Ar-Ra'd, ayat 14
{لَهُ
دَعْوَةُ الْحَقِّ وَالَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ لَا يَسْتَجِيبُونَ لَهُمْ
بِشَيْءٍ إِلا كَبَاسِطِ كَفَّيْهِ إِلَى الْمَاءِ لِيَبْلُغَ فَاهُ وَمَا هُوَ
بِبَالِغِهِ وَمَا دُعَاءُ الْكَافِرِينَ إِلا فِي ضَلالٍ (14) }
Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar. Dan berhala-berhala
yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatu pun bagi
mereka, melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam
air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke
mulutnya. Dan doa (ibadah) orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia
belaka.
Ali ibnu Abu Talib r.a. mengatakan sehubungan dengan makna firman Allah Swt.:
Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar. (Ar-Ra'd:
14) Bahwa yang dimaksud dengan da'watul haq ialah seruan yang benar yang
mengajak kepada ajaran tauhid. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Jarir.
Ibnu Abbas, Qatadah, dan Malik telah mengatakan dari Muhammad ibnul Munkadir
sehubungan dengan makna firman Allah Swt.: Hanya bagi Allah-lah seruan yang
benar. (Ar-Ra'd: 14) Yakni tidak ada Tuhan selain Allah.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَالَّذِينَ
يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ}
dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah. (Ar-Ra'd: 14),
hingga akhir ayat.
Artinya, perumpamaan orang-orang yang menyembah sembahan-sembahan selain
Allah adalah:
{كَبَاسِطِ
كَفَّيْهِ إِلَى الْمَاءِ لِيَبْلُغَ فَاهُ}
seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya
sampai air ke mulutnya. (Ar-Ra'd: 14)
Ali ibnu Abu Talib mengatakan bahwa perumpamaannya sama dengan seseorang yang
mengambil air dari mulut sumur dengan tangannya, sedangkan ia tidak dapat meraih
air itu dengan tangannya untuk selama-lamanya, terlebih lagi untuk sampai ke
mulutnya.
Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: seperti orang yang
membukakan kedua telapak tangannya. (Ar-Ra'd: 14) Maksudnya, menggapai air
dengan lisannya dan menjulurkan lidahnya ke arah air, sedangkan air itu tidak
dapat dijangkau olehnya untuk selama-lamanya.
Menurut pendapat lain, makna yang dimaksud ialah seperti orang yang
menggenggamkan tangannya di air; sesungguhnya dia tidak dapat menggenggam
sesuatu pun dari air itu, seperti yang dikatakan oleh seorang penyair:
فَإنّي
وَإيَّاكُمْ وَشَوْقًا إليكمُ ...
كَقَابض مَاء لَم تَسْقه أناملُه ...
Sesungguhnya aku dan kamu serta
kerinduanku kepada kamu adalah seperti seseorang yang menggenggamkan
(tangannya) di
air, jari-jemarinya tidak dapat memberinya minum.
Penyair lainnya mengatakan:
فأصْبَحتُ
ممَّا كانَ بَيْنِي وَبَيْنَها ...
مِن الوُدّ مِثْلَ القابضِ المَاءَ بِاليَد ...
Kini keadaanku yang selalu dicekam
oleh rasa rindu kepadanya (kekasih) sama halnya dengan orang
yang menggenggamkan tangannya di dalam air.
Makna yang dimaksud ialah, adakalanya seseorang yang menjulurkan tangannya ke
air menggenggamkan telapak tangannya, adakalanya menggapainya dari arah jauh.
Sebagaimana tidak dapat beroleh manfaat dari air yang tidak sampai ke mulutnya
yang merupakan anggota tubuh untuk meminum air, begitu pula keadaan orang-orang
musyrik yang menyembah selain Allah sembahan-sembahan lain-Nya; mereka tidak
beroleh manfaat dari sembahan-sembahan mereka di dunia ini selama-lamanya, tidak
pula di akhirat. Karena itulah di akhir ayat ini disebutkan oleh firman-Nya:
{وَمَا
دُعَاءُ الْكَافِرِينَ إِلا فِي ضَلالٍ}
Dan doa (ibadah) orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka.
(Ar-Ra'd: 14)