Tafsir Surat Ar-Ra'd, ayat 20-24
{الَّذِينَ
يُوفُونَ بِعَهْدِ اللَّهِ وَلا يَنْقُضُونَ الْمِيثَاقَ (20) وَالَّذِينَ
يَصِلُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ
وَيَخَافُونَ سُوءَ الْحِسَابِ (21) وَالَّذِينَ صَبَرُوا ابْتِغَاءَ وَجْهِ
رَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا
وَعَلانِيَةً وَيَدْرَءُونَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ أُولَئِكَ لَهُمْ عُقْبَى
الدَّارِ (22) جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ
وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ وَالْمَلائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِنْ
كُلِّ بَابٍ (23) سَلامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ
(24) }
(yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah
dan tidak merusak perjanjian, dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang
Allah perintahkan supaya dihubungkannya, dan mereka takut kepada Tuhannya dan
takut kepada hisab yang buruk. Dan orang-orang yang sabar karena mencari
keridaan Tuhannya, mendirikan salat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami
berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak
kejahatan dengan kebaikan, orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan
(yang baik), (yaitu) surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya
bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya,
dan anak cucunya, sedangkan malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari
semua pintu (sambil mengucapkan), "Keselamatan terlimpahkan kepada kalian
berkat kesabaran kalian." Maka alangkah baiknya tempat kesudahan
itu.
Allah Swt. berfirman, menceritakan tentang orang-orang yang memiliki
sifat-sifat yang terpuji ini; bahwa mereka akan memperoleh kesudahan yang baik,
yaitu akibat yang terpuji dan kemenangan di dunia dan akhirat:
{الَّذِينَ
يُوفُونَ بِعَهْدِ اللَّهِ وَلا يَنْقُضُونَ الْمِيثَاقَ}
(yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak
perjanjian. (Ar-Ra'd: 20)
Mereka tidak sama dengan orang-orang munafik yang apabila seseorang dari
mereka mengadakan perjanjian, maka dilanggarnya; apabila bersengketa, curang;
apabila berbicara, dusta; dan apabila dipercaya, khianat.
{وَالَّذِينَ
يَصِلُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ}
dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya
dihubungkannya. (Ar-Ra'd: 21)
seperti silaturahmi, berbuat baik kepada kaum kerabat dan sanak famili, juga
kepada kaum fakir miskin, orang-orang yang memerlukan bantuan, dan mendermakan
kebajikan.
{وَيَخْشَوْنَ
رَبَّهُمْ}
dan mereka takut kepada Tuhannya. (Ar-Ra'd: 21)
Yakni dalam mengerjakan amal-amal yang harus mereka lakukan dan dalam
menghindari perbuatan-perbuatan yang harus mereka tinggalkan. Dalam hal tersebut
mereka merasa di bawah pengawasan Allah dan mereka merasa takut akan hisab yang
buruk di hari akhirat. Karena itulah maka Allah memerintahkan mereka untuk tetap
berada dalam jalan yang lurus dan istiqamah dalam semua aktivitas dan semua
keadaan yang mereka alami.
{وَالَّذِينَ
صَبَرُوا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ}
Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridaan Tuhannya. (Ar-Ra'd:
22)
Yaitu sabar terhadap hal-hal yang diharamkan dan dosa-dosa. Mereka memutuskan
diri dari perbuatan-perbuatan tersebut karena mengharapkan rida Allah dan
pahala-Nya yang berlimpah.
{وَأَقَامُوا
الصَّلاةَ}
mendirikan salat. (Ar-Ra'd: 22)
dengan memelihara batasan-batasannya, waktu-waktunya, rukuk, sujud, dan
khusyuknya sesuai dengan apa yang dianjurkan oleh syariat.
{وَأَنْفَقُوا
مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ}
dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka.
(Ar-Ra'd: 22)
Artinya, mereka memberikan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada
mereka kepada orang-orang yang wajib mereka biayai, yaitu anak, istri, dan kaum
kerabat; mereka juga memberi orang lain dari kalangan kaum fakir miskin dan
orang-orang yang memerlukan bantuannya.
{سِرًّا
وَعَلانِيَةً}
secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan. (Ar-Ra'd: 22)
Yakni baik secara sembunyi-sembunyi ataupun terang-terangan; tiada suatu
keadaan pun yang menghambat mereka untuk menginfakkannya, baik di malam ataupun
siang harinya.
{وَيَدْرَءُونَ
بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ}
serta menolak kejahatan dengan kebaikan. (Ar-Ra'd: 22)
Maksudnya, mereka membalas perbuatan jahat dengan perbuatan yang baik. Untuk
itu, apabila seseorang menyakiti mereka, maka mereka membalasnya dengan kebaikan
sebagai pengejawantahan dari sikap sabar dan memaafinya. Makna ayat ini sama
dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{ادْفَعْ
بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ
وَلِيٌّ حَمِيمٌ وَمَا يُلَقَّاهَا إِلا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلا
ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ}
Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik maka tiba-tiba
orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah olah teman yang sangat
setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada
orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang
mempunyai keberuntungan yang besar. (Fushshilat: 34-35)
Karena itulah maka Allah Swt. memberitahukan tentang mereka yang berbahagia
yang menyandang sifat-sifat yang baik itu, bahwasanya mereka akan memperoleh
tempat kesudahan yang baik. Dalam ayat selanjutnya hal itu dijelaskan oleh
firman-Nya:
{جَنَّاتِ
عَدْنٍ}
(yaitu) surga 'Adn. (Ar-Ra'd: 23)
Al- 'Adn artinya tempat bermukim, yakni surga-surga tempat tinggal;
mereka kekal di dalamnya.
Dari Abdullah ibnu Amr, disebutkan bahwa ia pernah mengatakan, "Sesungguhnya
di dalam surga terdapat sebuah gedung yang disebut 'Adn, di sekelilingnya
terdapat banyak menara dan taman. Di dalam gedung 'Adn terdapat lima ribu pintu,
dan pada tiap-tiap pintunya terdapat lima ribu buah tirai hibarah. Tiada yang
memasukinya kecuali hanya nabi atau siddiq atau orang yang mati
syahid."
Ad-Dahhak telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: (yaitu)
surga 'Adn. (Ar-Ra'd: 23) Yakni sebuah kota surga, di dalamnya terdapat
para rasul, para nabi, para syuhada, dan para imam pemberi petunjuk; sedangkan
orang-orang lain berada di sekitar mereka sesudahnya, dan surga-surga lainnya
berada di sekitarnya. Kedua riwayat di atas dikemukakan oleh Ibnu Jarir.
Firman Allah Swt.:
{وَمَنْ
صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ}
bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya,
istri-istrinya, dan anak cucunya. (Ar-Ra'd: 23)
Artinya, Allah menghimpunkan mereka bersama kekasih-kekasih mereka di dalam
surga, yaitu bapak-bapak mereka, keluarga mereka, dan anak-anak mereka yang
layak untuk masuk surga dari kalangan kaum mukmin, agar hati mereka senang.
Sehingga dalam hal ini Allah mengangkat derajat orang yang berkedudukan rendah
ke tingkat kedudukan yang tinggi sebagai anugerah dari-Nya dan kebajikan-Nya,
tanpa mengurangi derajat ketinggian seseorang dari kedudukannya. Hal ini sama
dengan yang diungkapkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:
{وَالَّذِينَ
آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ
ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شِيْءٍ كُلُّ امْرِئٍ
بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ}
Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka
dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka. (Ath-Thur:
21), hingga akhir ayat.
Adapun firman Allah Swt.:
{وَالْمَلائِكَةُ
يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ بَابٍ سَلامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ
فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ}
sedangkan malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu
(sambil mengucapkan), "Salamun 'Alaikum Bima Sabartum.” Maka alangkah
baiknya tempat kesudahan itu. (Ar-Ra'd: 23-24)
Yakni para malaikat masuk ke tempat mereka dari setiap pintu untuk
mengucapkan, "Selamat masuk surga," kepada mereka. Dengan kata lain, apabila
mereka masuk ke dalam surga, maka para malaikat datang berduyun-duyun
mengucapkan selamat atas apa yang telah mereka peroleh dari Allah, yaitu
kedudukan yang dekat dengan-Nya, limpahan nikmat dari-Nya, dan masuk ke dalam
Darussalam di dekat para siddiqin, para nabi, dan para rasul yang mulia.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ، رَحِمَهُ اللَّهُ: حَدَّثَنَا أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ،
حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ أَبِي أَيُّوبَ، حَدَّثَنَا َعْرُوفُ بْنُ سُوَيْد
الْجُذَامِيُّ عَنْ أَبِي عُشَّانَةَ الْمَعَافِرِيِّ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: "هَلْ تَدْرُونَ أَوَّلَ مَنْ يَدْخُلُ
الْجَنَّةَ مِنْ خَلْقِ اللَّهِ؟ " قَالُوا: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ:
"أَوَّلُ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مِنْ خَلْقِ اللَّهِ الْفُقَرَاءُ المهاجرون
الذين تُسدُّ بهم الثغور، وتُتَّقَى
بِهِمُ الْمَكَارِهُ، وَيَمُوتُ أَحَدُهُمْ وَحَاجَتُهُ فِي صَدْرِهِ لَا
يَسْتَطِيعُ لَهَا قَضَاءً، فَيَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ
مَلَائِكَتِهِ: ائْتُوهُمْ فَحَيُّوهُمْ. فَتَقُولُ الْمَلَائِكَةُ: نَحْنُ
سُكَّانُ سَمَائِكَ، وَخِيرَتُكَ مَنْ خَلْقِكَ، أَفَتَأْمُرُنَا أَنْ نَأْتِيَ
هَؤُلَاءِ فَنُسَلِّمَ عَلَيْهِمْ؟ قَالَ: إِنَّهُمْ كَانُوا عِبَادًا
يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا، وتُسَد بِهِمُ الثُّغُورُ، وَتُتَّقَى
بِهِمُ الْمَكَارِهُ، وَيَمُوتُ أَحَدُهُمْ وَحَاجَتُهُ فِي صَدْرِهِ فَلَا
يَسْتَطِيعُ لَهَا قَضَاءً". قَالَ: "فَتَأْتِيهِمُ الْمَلَائِكَةُ عِنْدَ ذَلِكَ،
فَيَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ بَابٍ، {سَلامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ
فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ}
Imam Ahmad rahimahullah mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu
Abdur Rahman, telah menceritakan kepadaku Sa'id ibnu Abu Ayyub, telah
menceritakan kepada kami Ma'ruf ibnu Suwaid Al-Harrani, dari Abu Usyanah
Al-Mu'afiri, dari Abdullah ibnu Amr ibnul As-r.a., dari Rasulullah Saw.
Disebutkan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Tahukah kalian, siapakah
orang-orang yang mula-mula masuk surga dari kalangan makhluk Allah? Mereka
(para sahabat) menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Maka Rasulullah
Saw. bersabda: Orang yang mula-mula masuk surga dari kalangan makhluk Allah
ialah kaum fakir miskin Muhajirin; mereka adalah orang-orang yang bertugas
membentengi daerah-daerah perbatasan untuk mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan. Seseorang dari mereka mati, sedangkan keperluannya masih tersimpan
di dalam dadanya tanpa mempunyai kemampuan untuk melunasinya. Maka Allah
berfirman kepada para malaikat yang dikehendaki-Nya, "Datangilah mereka oleh
kalian dan ucapkanlah selamat kepada mereka!" Maka para malaikat bertanya, "Kami
adalah penduduk langit-Mu dan makhluk-Mu yang terpilih, apakah Engkau
perintahkan kami untuk datang kepada mereka untuk mengucapkan selamat kepada
mereka?”Allah berfirman, "Sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-(Ku) yang
menyembah-Ku tanpa mempersekutukan diri-Ku dengan sesuatu pun. Merekalah yang
membentengi daerah-daerah perbatasan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang
tidak diinginkan. Seseorang dari mereka mati, sedangkan keperluan
(kebutuhan)nya masih tersimpan di dalam dadanya tanpa dapat
melunasinya (menunaikannya)." Rasulullah Saw. melanjutkan sabdanya, bahwa
saat itu juga para malaikat mendatangi mereka dan masuk ke tempat mereka dari
semua pintunya seraya mengucapkan: Keselamatan terlimpahkan kepada kalian
berkat kesabaran kalian. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.
(Ar-Ra'd: 24)
وَرَوَاهُ
أَبُو الْقَاسِمِ الطَّبَرَانِيُّ، عَنْ أَحْمَدَ بْنِ رِشْدِينَ، عَنْ أَحْمَدَ
بْنِ صَالِحٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ وَهْبٍ، عَنْ عَمْرو بْنِ الْحَارِثِ، عَنْ
أَبِي عُشَّانة سَمِعَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى الله
عليه وسلم قال: "أَوَّلُ ثُلَّةٍ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ فُقَرَاءُ
الْمُهَاجِرِينَ، الَّذِينَ تُتَّقَى بِهِمُ الْمَكَارِهُ، وَإِذَا أُمِرُوا
سَمِعُوا وَأَطَاعُوا، وَإِنْ كَانَتْ لِرَجُلٍ مِنْهُمْ حَاجَةٌ إِلَى سُلْطَانٍ
لَمْ تُقْضَ حَتَّى يَمُوتَ وَهِيَ فِي صَدْرِهِ، وَإِنَّ اللَّهَ يَدْعُو يَوْمَ
الْقِيَامَةِ الْجَنَّةَ فَتَأْتِي بِزُخْرُفِهَا وَزِينَتِهَا، فَيَقُولُ: أَيْنَ
عِبَادِي الَّذِينَ قَاتَلُوا فِي سَبِيلِي، وَأُوذُوا فِي سَبِيلِي، وَجَاهَدُوا
فِي سَبِيلِي؟ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِغَيْرِ عَذَابٍ وَلَا حِسَابٍ، وَتَأْتِي
الْمَلَائِكَةُ فَيَسْجُدُونَ وَيَقُولُونَ: رَبَّنَا نَحْنُ نُسَبِّحُكَ اللَّيْلَ
وَالنَّهَارَ، ونُقدس لَكَ، مِنْ هَؤُلَاءِ الَّذِينَ آثَرْتَهُمْ عَلَيْنَا؟
فَيَقُولُ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ: هَؤُلَاءِ عِبَادِي الَّذِينَ جَاهَدُوا فِي
سَبِيلِي، وَأُوذُوا فِي سَبِيلِي فَتَدْخُلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ مِنْ كُلِّ
بَابٍ: {سَلامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى
الدَّارِ}
Abul Qasim At-Tabrani meriwayatkannya dari Ahmad ibnu Rasyidin, dari Ahmad
ibnu Saleh, dari Abdullah ibnu Wahb, dari Umar ibnul Haris, dari Abu Usyanah
yang telah mendengar dari Abdullah ibnu Amr, dari Nabi Saw. yang telah bersabda:
Golongan yang mula-mula masuk surga adalah kaum fakir miskin Muhajirin yang
dengan keberadaan mereka semua hal yang tidak diinginkan terhindarkan; dan
apabila mereka diperintahkan, maka mereka tunduk patuh mengerjakannya. Dan
sesungguhnya seseorang dari mereka benar-benar mempunyai keperluan kepada sultan
yang belum terpenuhi hingga ia mati, sedangkan keperluannya itu masih tersimpan
di dalam dadanya. Dan sesungguhnya Allah menyeru surga pada hari kiamat, maka
surga datang dengan segala keindahan dan perhiasannya. Lalu Allah berfirman, "Di
manakah hamba-hamba-Ku yang telah berperang di jalan Allah, disakiti dalam
membela jalan-Ku, dan berjihad di jalan-Ku? Masuklah kalian ke dalam surga tanpa
azab dan tanpa hisab.” Maka berdatanganlah para malaikat yang langsung bersujud
(kepada-Nya) dan berkata, "Wahai Tuhan kami, kami selalu bertasbih dengan
memuji-Mu sepanjang malam dan siang hari, dan kami selalu menyucikan Engkau,
siapakah mereka yang lebih Engkau prioritaskan di atas kami?” Allah Swt.
berfirman, "Mereka adalah hamba-hamba-Ku yang berjihad di jalan-Ku dan disakiti
karena membelajalan-Ku.” Maka para malaikat masuk ke tempat mereka dari semua
pintu seraya mengucapkan, "Keselamatan terlimpahkan kepada kalian berkat
kesabaran kalian.” Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.
Abdullah ibnul Mubarak telah meriwayatkan dari Baqiyyah ibnul Walid, telah
menceritakan kepada kami Artah ibnul Munzir, bahwa ia pernah mendengar seorang
lelaki dari kalangan sesepuh yang ada dalam pasukan (kaum muslim) yang dikenal
dengan nama Abul Hajjaj. Dia mengatakan bahwa ia duduk di majelis Abu Umamah,
dan Abu Umamah mengatakan, "Sesungguhnya orang mukmin itu apabila masuk surga,
duduk menyandar di atas dipan-dipannya, sedangkan di hadapannya terdapat dua
jajar barisan para pelayan, dan di ujung barisan pelayan terdapat pintu yang
dijaga. Kemudian malaikat datang dan meminta izin untuk masuk, maka penjaga
pintu berkata kepada pelayan yang ada di dekatnya, 'Ada malaikat datang meminta
masuk.' Pelayan itu lalu memberitahukan kepada pelayan lain yang ada di sisinya,
bahwa ada malaikat meminta izin untuk masuk, hingga sampailah kepada orang
mukmin itu. Maka si orang mukmin berkata, 'Izinkanlah dia masuk.' Lalu pelayan
yang ada di dekat orang mukmin itu menyampaikan pesan itu kepada pelayan lain
yang ada di dekatnya, hingga sampailah kepada pelayan yang berada di pintu
masuk. Maka pelayan yang menjaga pintu membukakan pintunya untuk malaikat itu.
Malaikat itu masuk dan mengucapkan selamat, lalu pergi." Demikianlah menurut
riwayat Ibnu Jarir.
Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya melalui hadis Ismail ibnu Ayyasy, dari Artah
ibnul Munzir, dari Abul Hajjaj Yusuf Al-Ilhani yang mengatakan bahwa ia pernah
mendengar Abu Umamah menceritakan hadis ini. Lalu disebutkan hingga akhir
hadis.
Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Rasulullah Saw. menziarahi kuburan para
syuhada setiap awal tahunnya dan mengucapkan ayat berikut kepada mereka:
Keselamatan terlimpahkan kepada kalian berkat kesabaran kalian. Maka alangkah
baiknya kesudahan itu. (Ar-Ra'd: 24)
Hal yang sama dilakukan pula oleh Abu Bakar, Umar, dan Usman.