Tafsir Surat Maryam, ayat 10-11
{قَالَ
رَبِّ اجْعَلْ لِي آيَةً قَالَ آيَتُكَ أَلا تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلاثَ لَيَالٍ
سَوِيًّا (10) فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ مِنَ الْمِحْرَابِ فَأَوْحَى إِلَيْهِمْ
أَنْ سَبِّحُوا بُكْرَةً وَعَشِيًّا (11) }
Zakaria berkata, "Ya Tuhanku, berilah aku suatu
tanda.” Tuhan berfirman, "Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat
bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat.” Maka ia
keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka;
hendaklah kalian bertasbih di waktu pagi dan petang.
Allah Swt. berfirman, menceritakan perihal Nabi Zakaria:
{قَالَ
رَبِّ اجْعَلْ لِي آيَةً}
Zakaria berkata, "Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda.” (Maryam:
10)
Yakni pertanda yang mengawali akan datangnya apa yang telah Engkau janjikan
kepadaku, agar jiwaku tenteram dan hatiku gembira dengan apa yang Engkau
janjikan. Pertanyaan ini semakna dengan apa yang dikatakan oleh Nabi Ibrahim
a.s. yang disitir oleh firman-Nya:
{رَبِّ
أَرِنِي كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتَى قَالَ أَوَلَمْ تُؤْمِنْ قَالَ بَلَى وَلَكِنْ
لِيَطْمَئِنَّ قَلْبِي} الْآيَةَ
Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang
mati. Allah berfirman, "Belum yakinkah kamu?” Ibrahim menjawab, 'Aku telah
menyakininya, tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku).” (Al-Baqarah:
260)
*******************
Adapun firman Allah Swt.:
{أَلا
تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلاثَ لَيَالٍ سَوِيًّا}
Tuhan berfirman, "Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap
dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat. (Maryam: 10)
Maksudnya, hendaknya kamu menahan lisanmu jangan berbicara selama tiga malam,
sedangkan kamu dalam keadaan sehat walafiat, tidak sakit dan tidak mengalami
gangguan kesehatan
Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah, Wahb, As-Saddi, dan Qatadah serta lain-lainnya
yang bukan hanya seorang mengatakan bahwa lisannya kaku bukan karena sakit,
bukan pula karena mengalami gangguan kesehatan.
Ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan bahwa Zakaria hanya dapat membaca kitab dan
bertasbih, tidak dapat berbicara dengan kaumnya kecuali dengan isyarat saja.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna
firman-Nya: selama tiga malam berturut-turut. (Maryam: 10) Yakni
sawiyyan diartikan berturut-turut.
Akan tetapi, pendapat pertama yang bersumber dari Ibnu Abbas —juga yang
bersumber dari jumhur ulama— adalah pendapat yang paling sahih. Pendapat ini
dikuatkan apa yang disebutkan di dalam surat Ali Imran oleh firman-Nya:
{قَالَ
رَبِّ اجْعَلْ لِي آيَةً قَالَ آيَتُكَ أَلا تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلاثَةَ أَيَّامٍ
إِلا رَمْزًا وَاذْكُرْ رَبَّكَ كَثِيرًا وَسَبِّحْ بِالْعَشِيِّ
وَالإبْكَارِ}
Berkata Zakaria, "Berilah aku suatu tanda (bahwa istriku mengandung)."
Allah berfirman, "Tandanya bagimu kamu tidak dapat berkata-kata dengan
manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah nama Tuhanmu
sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari.”(Ali
Imran: 41)
Malik telah meriwayatkan dari Zaid ibnu Aslam sehubungan dengan makna
firman-Nya: selama tiga malam, padahal kamu sehat. (Maryam: 10) Yakni
tidak bisu.
Hal ini menunjukkan bahwa Zakaria tidak berbicara dengan manusia selama tiga
hari tiga malam, kecuali hanya dengan isyarat seperti yang telah disebutkan di
dalam surat Ali Imran ayat 41 tadi. Karena itulah dalam ayat surat ini
disebutkan oleh firman-Nya:
{فَخَرَجَ
عَلَى قَوْمِهِ مِنَ الْمِحْرَابِ}
Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya. (Maryam: 11)
Yakni dari tempat ia mendapat berita gembira akan beroleh anak laki-laki.
{فَأَوْحَى
إِلَيْهِمْ}
lalu ia memberi isyarat kepada mereka. (Maryam: 11)
Yakni memberi isyarat secara samar lagi cepat.
{أَنْ
سَبِّحُوا بُكْرَةً وَعَشِيًّا}
hendaklah kalian bertasbih di waktu pagi dan petang. (Maryam: 11)
Maksudnya, meminta dukungan dari mereka agar mereka mengikuti apa yang
diperintahkan kepadanya dalam masa-masa tiga hari itu. Bantuan tasbih mereka
sebagai pendukung ungkapan rasa syukurnya kepada Allah Swt. atas karunia yang
diberikan kepadanya.
Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: lalu ia memberi
isyarat kepada mereka. (Maryam: 11) Makna auha di sini ialah
asyara, yakni berisyarat. Hal yang sama telah dikatakan oleh Wahb dan
Qatadah.
Mujahid telah mengatakan dalam suatu riwayat yang bersumber dari Qatadah
sehubungan dengan makna firman-Nya: Lalu ia memberi isyarat kepada mereka.
(Maryam: 11) Yakni Zakaria menulis di tanah kepada mereka. Hal yang sama
telah dikatakan oleh As-Saddi.