Tafsir Surat Maryam, ayat 34-37
{ذَلِكَ
عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ قَوْلَ الْحَقِّ الَّذِي فِيهِ يَمْتَرُونَ (34) مَا كَانَ
لِلَّهِ أَنْ يَتَّخِذَ مِنْ وَلَدٍ سُبْحَانَهُ إِذَا قَضَى أَمْرًا فَإِنَّمَا
يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ (35) وَإِنَّ اللَّهَ رَبِّي وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ
هَذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ (36) فَاخْتَلَفَ الأحْزَابُ مِنْ بَيْنِهِمْ فَوَيْلٌ
لِلَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ مَشْهَدِ يَوْمٍ عَظِيمٍ (37) }
Itulah Isa putra Maryam, yang mengatakan
perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya. Tidak
layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan
sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah, " maka jadilah ia.
Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhan kalian,maka sembahlah Dia oleh kamu
sekalian. Ini adalah jalan yang lurus. Maka berselisihlah golongan-golongan
(yang ada) di antara mereka. Maka
kecelakaanlah bagi orang-orang kafir pada waktu menyaksikan hari yang
besar.
Allah Swt. berfirman kepada Nabi Muhammad, Rasul-Nya, bahwa kisah yang Kami
ceritakan kepadamu merupakan sebagian dari kisah tentang Isa a.s.
{قَوْلَ
الْحَقِّ الَّذِي فِيهِ يَمْتَرُونَ}
adalah kisah yang sebenarnya, yang mereka berbantah-bantahan tentang
kebenarannya. (Maryam: 34)
Yakni orang-orang yang batil dan orang-orang yang hak dari kalangan
orang-orang yang beriman kepadanya dan orang-orang yang kafir kepadaNya,
berbantah-bantahan mengenai kebenarannya. Karena itulah sebagian besar ulama
membacanya qaulul haq dengan di-raya'-kan. Tetapi Asim dan Abdullah ibnu
Amir membacanya qaulul haqqi. Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud bahwa dia
membacanya dengan bacaan 'isabna maryama.
Penulis mengatakan Irab yang lebih jelas adalah bacaan rafa'
yang diperkuat oleh firman Allah Swt. yang berbunyi:
الْحَقُّ
مِنْ رَبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ
Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu janganlah kamu termasuk
orang-orang yang ragu. (Al-Baqarah: 147)
Setelah Allah menyebutkan bahwa Dia menciptakan Isa sebagai hamba dan
nabi-Nya, lalu Allah Swt. membersihkan dari-Nya Yang Maha suci melalui
firman-Nya.
{مَا
كَانَ لِلَّهِ أَنْ يَتَّخِذَ مِنْ وَلَدٍ سُبْحَانَهُ}
Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha suci Dia. (Maryam: 35)
Artinya, Maha Suci Allah dari apa yang dikatakan oleh orang-orang bodoh lagi
zalim dan melampaui batas itu dengan kesucian yang sebesar-besarnya.
{إِذَا
قَضَى أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ}
Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya,
"Jadilah!" Maka jadilah ia. (Maryam: 35)
Dengan kata lain, apabila Allah menghendaki sesuatu, sesungguhnya Dia hanya
berkata kepadanya; maka jadilah apa yang dikehendaki-Nya itu sesuai dengan
keinginan-Nya. Di dalam ayat lain disebutkan oleh firman-Nya:
{إِنَّ
مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ
لَهُ كُنْ فَيَكُونُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلا تَكُنْ مِنَ
الْمُمْتَرِينَ}
Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah adalah seperti
(penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah
berfirman kepadanya, "Jadilah " (seorang manusia), maka jadilah dia.
(Apa yang telah Kami ceritakan itu), itulah yang benar, yang datang dari
Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu. (Ali
Imran: 59-60)
*******************
Adapun firman Allah Swt.:
{وَإِنَّ
اللَّهَ رَبِّي وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ هَذَا صِرَاطٌ
مُسْتَقِيمٌ}
Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhan kalian, maka sembahlah Dia
oleh kalian. Ini adalah jalan yang lurus. (Maryam : 36)
Yaitu di antara perintah yang dianjurkan oleh Isa kepada kaumnya saat ia
masih dalam ayunan ialah memberitahukan kepada mereka bahwa Allah adalah
Tuhannya dan Tuhan mereka. Lalu Isa memerintahkan kepada mereka untuk menyembah
Allah Swt. Untuk itu ia berkata:
{فَاعْبُدُوهُ
هَذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ}
maka sembahlah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus.
(Maryam: 36)
Yakni agama yang aku sampaikan kepada kalian dari Allah merupakan jalan yang
lurus; Barang siapa yang mengikutinya, dibenarkan dan mendapat petunjuk. Dan
barang siapa yang menentangnya, disalahkan dan tersesat.
*******************
Firman Allah Swt.:
{فَاخْتَلَفَ
الأحْزَابُ مِنْ بَيْنِهِمْ}
Maka berselisihlah golongan-golongan (yang ada) di antara mereka.
(Maryam: 37)
Yaitu Ahli Kitab berselisih pendapat tentang eksistensi Isa, padahal
perkaranya sudah jelas dan gamblang, bahwa dia adalah hamba Allah dan Rasul-Nya
yang diciptakan melalui perintah-Nya yang ditujukan kepada Maryam, dan
diciptakan melalui roh ciptaan-Nya. Sebagian dari mereka yang terdiri atas
orang-orang Yahudi telah sepakat mengatakannya sebagai anak zina; semoga laknat
Allah menimpa mereka. Mereka mengatakan pula bahwa perkataan Isa yang masih ada
dalam usia ayunan itu adalah sihir. Segolongan lainnya dari kalangan mereka
mengatakan, sesungguhnya yang berbicara itu adalah Tuhan. Segolongan lainnya
lagi mengatakan bahwa Isa adalah anak Allah. Golongan lainnya lagi mengatakan,
Isa adalah salah satu dari ketiga Tuhan. Dan golongan yang lainnya mengatakan
bahwa Isa adalah hamba Allah dan utusan-Nya. Pendapat yang terakhir ini adalah
pendapat yang benar sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh Allah kepada
orang-orang yang beriman.
Kisah yang semisal telah diriwayatkan melalui Amr ibnu Maimun, Ibnu Juraij,
dan Qatadah serta lain-lainnya yang bukan hanya seorang, baik dari kalangan
ulama Salaf maupun dari kalangan ujama Khalaf.
Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Qatadah
sehubungan dengan makna firman-Nya: Itulah Isa putra Maryam, yang mengatakan
perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya.
(Maryam: 34) Bahwa kaum Bani Israil mengadakan pertemuan, lalu mereka
mengemukakan empat orang yang paling alim di antara mereka sebagai juru bicara
dari masing-masing kelompoknya, kemudian mereka berdebat tentang Isa ketika Isa
dinaikkan. Sebagian dari mereka mengatakan bahwa Isa adalah tuhan yang turun ke
bumi, lalu menghidupkan orang-orang yang dihidupkannya dan mematikan orang-orang
yang dimatikannya, setelah itu Isa naik ke langit. Mereka yang berpendapat
demikian adalah golongan Ya'qubiyah. Pendapat tersebut ditolak oleh ke tiga
orang lainnya karena di anggap dusta dan tidak benar. Kemudian orang yang kedua
dari mereka berkata kepada orang yang ketiga, "Bagaimanakah pendapatmu?
Kemukakanlah." Orang yang ketiga berkata bahwa Isa adalah anak Allah. Mereka
yang mengatakan demikian adalah golongan Nusturiyah. Orang yang kedua menyangkal
seraya mengatakan, "Kamu dusta." Kemudian salah seorang dari dua orang lainnya
berkata kepada yang lainnya, "Kemukakanlah pendapatmu tentang dia." Ia berkata
bahwa Isa adalah salah satu dari tiga tuhan; Allah Tuhan yang pertama, dia tuhan
kedua, dan ibunya tuhan ketiga. Mereka yang berpendapat demikian adalah golongan
Israili, raja-raja nasrani, semoga laknat Allah menimpa mereka semua. Orang yang
keempat berkata, "Kamu dusta, bahkan Isa adalah hamba Allah, Rasul-Nya, roh yang
diciptakan oleh-Nya dan diciptakan melalui firman-Nya." Mereka yang berpendapat
demikian adalah orang-orang muslim.
Disebutkan bahwa masing-masing dari keempat orang itu mempunyai pengikutnya
sendiri-sendiri yang mendukung pendapatnya. Akhirnya mereka berperang di antara
sesama mereka dan mereka beroleh kemenangan atas orang-orang muslim yang beriman
bahwa Isa adalah hamba dan utusan Allah Swt. Yang demikian itulah yang dimaksud
oleh firman-Nya:
{وَيَقْتُلُونَ
الَّذِينَ يَأْمُرُونَ بِالْقِسْطِ مِنَ النَّاسِ}
dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil. (Ali
Imran: 21)
Qatadah mengatakan, mereka adalah orang-orang yang disebut oleh Allah Swt.
dalam firman-Nya: Maka berselisihlah golongan-golongan (yang ada) di
antara mereka. (Maryam: 37) Mereka berselisih pendapat tentang Isa, akhirnya
terpecahlah mereka menjadi beberapa golongan.
Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas dan Urwah Ibnuz Zubair
melalui sebagian ahlul 'ilmi suatu kisah yang isinya hampir sama dengan
riwayat di atas.
Ahli sejarah dari kalangan Ahli Kitab dan lain-lainnya telah menyebutkan
bahwa Kaisar Konstantinopel pernah mempertemukan kaum Ahli Kitab dalam suatu
pertemuan besar di ketiga tempat perkumpulan mereka yang terkenal di kalangan
mereka. Golongan uskup dari kalangan mereka terdiri atas dua ribu seratus tujuh
puluh orang, lalu mereka berselisih pendapat tentang Isa putra Maryam dengan
perselisihan yang tajam sekali. Masing-masing golongan mempunyai pendapat
sendiri. Seratus orang mempunyai pendapat sendiri; begitu pula tujuh puluh orang
dari mereka; lima puluh orang berpendapat berbeda dengan lainnya, dan seratus
enam puluh orang mempunyai pendapat sendiri pula. Tiada suatu pendapat pun yang
disepakati oleh lebih dari tiga ratus delapan orang.
Di antara mereka ada sejumlah uskup yang sepakat memegang suatu pendapat dan
mempertahankannya mati-matian; pendapat ini disetujui oleh Kaisar. Kaisar adalah
seorang ahli filsafat, maka golongan tersebut dijadikan sebagai pemuka agama dan
didukungnya, serta mengusir golongan lainnya. Maka para uskup yang didukungnya
memberikan kepada Kaisar amanat yang besar yang lebih layak disebut sebagai
pengkhianatan terbesar.
Kemudian para uskup yang didukung oleh Kaisar ini membuatkan untuk Kaisar
kitab undang-undang dan menetapkan baginya hukum-hukum syariat serta membuat
banyak bid'ah dan penyimpangan di dalam agama Al-Masih; mereka telah merubahnya
dari aslinya.
Sebagai imbalannya Kaisar Konstantinopel membangunkan buat mereka
gereja-gereja yang besar di wilayah kekaisarannya; semuanya tersebar di negeri
Syam, Jazirah Arabia, dan Romawi sehingga jumlah gereja di masa pemerintahannya
kurang lebih dua belas ribu gereja. Sedangkan ibu kaisar membangun tempat
pembuangan sampah di tempat penyaliban yang diduga oleh orang-orang Yahudi bahwa
yang disalib itu adalah Al-Masih. Mereka dusta, bahkan Allah-lah yang
menaikannya ke langit.
*******************
Firman Allah Swt.:
{فَوَيْلٌ
لِلَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ مَشْهَدِ يَوْمٍ عَظِيمٍ}
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang kafir pada waktu menyaksikan hari
yang besar. (Maryam: 37)
Ayat ini mengandung ancaman dan peringatan yang keras terhadap orang-orang
yang mendustakan Allah dan melakukan tuduhan keji serta menganggap bahwa Allah
beranak. Akan tetapi, Allah menangguhkan mereka sampai hari kiamat dan
membiarkan mereka berkat sifat Penyantun-Nya dan kekuasaan-Nya untuk menyiksa
mereka. Sesungguhnya Dia tidak menyegerakan orang-orang yang berbuat durhaka
terhadapNya. Di dalam kitab Sahihain disebutkan melalui salah satu
hadisnya:
"إِنَّ
اللَّهَ لَيُمْلِي ِلظَّالِمِ حَتَّى إِذَا أَخَذَهُ لَمْ يُفْلِتْهُ" ثُمَّ قَرَأَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ
إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ
شَدِيدٌ}
Sesungguhnya Allah benar-benar memberikan tangguh kepada orang yang zalim;
tetapi apabila Dia menyiksanya, pastilah orang yang zalim itu tidak akan luput
dari siksa-Nya. Kemudian Rasulullah Saw. membacakan firman-Nya: Dan
begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat
zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras. (Hud :
102)
Di dalam kitab Sahihain disebutkan pula bahwa Rasulullah Saw. telah
bersabda:
"لَا
أَحَدَ أَصْبَرُ عَلَى أَذًى سَمِعَهُ مِنَ اللَّهِ، إِنَّهُمْ يَجْعَلُونَ لَهُ
وَلَدًا، وَهُوَ يَرْزُقُهُمْ وَيُعَافِيهِمْ"
Tiada seorang pun yang lebih sabar terhadap berita yang menyakitkan
hatinya selain dari Allah. Sesungguhnya mereka menganggap bahwa Allah beranak,
padahal Allah-lah yang memberi mereka rezeki dan kesehatan.
Allah Swt. telah berfirman:
{وَكَأَيِّنْ
مِنْ قَرْيَةٍ أَمْلَيْتُ لَهَا وَهِيَ ظَالِمَةٌ ثُمَّ أَخَذْتُهَا وَإِلَيَّ
الْمَصِيرُ}
Dan berapalah banyaknya kota yang Aku tangguhkan (azab-Ku)
kepadanya, yang penduduknya berbuat zalim, kemudian Aku azab mereka, dan
hanya kepada-Kulah kembalinya (segala sesuatu). (Al-Hajj : 48)
{وَلا
تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ
لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الأبْصَارُ}
Dan janganlah sekali-kali kamu mengira bahwa Allah lalai dari apa yang
diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada
mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak.
(Ibrahim: 42)
Dalam ayat berikut ini disebutkan oleh firman-Nya:
{فَوَيْلٌ
لِلَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ مَشْهَدِ يَوْمٍ عَظِيمٍ}
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang kafir pada waktu menyaksikan hari
yang besar. (Maryam: 37)
Yakni hari kiamat. Di dalam hadis sahih yang telah disepakati kesahihannya
diriwayatkan melalui Ubadah ibnus Samit r.a disebutkan bahwa Rasulullah Saw.
pernah bersabda:
"مَنْ
شَهِدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ [وَرَسُولُهُ]
وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ، وَأَنَّ الْجَنَّةَ حُقٌّ،
وَالنَّارُ حَقٌّ، أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ عَلَى مَا كَانَ مِنَ
الْعَمَلِ"
Barang siapa yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah semata,
tiada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya, dan bahwa
Isa adalah hamba Allah, rasulnya, yang diciptakan melalui kalimat-Ny ayang
disampaikan-Nya kepada Maryam, dan dengan tiupan roh dari-Nya, dan bahwa surga
itu hak dan neraka itu hak (benar ada), niscaya Allah akan memasukkannya
ke dalam surga sesuai dengan amal perbuatan yang dikerjakannya.