Tafsir Surat An-Nahl, ayat 3-4
{خَلَقَ
السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ بِالْحَقِّ تَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ (3) خَلَقَ
الإنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُبِينٌ (4) }
Dia menciptakan langit dan bumi dengan hak,
Mahatinggi Allah daripada apa yang mereka persekutukan. Dia telah menciptakan
manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata.
Allah Swt. menceritakan makhluk-Nya, alam yang ada di atas, yakni langit; dan
alam yang ada di bawah, yakni bumi berikut dengan segala sesuatu yang ada
padanya, bahwa Dia menciptakan semuanya dengan benar dan tidak sia-sia,
bahkan:
{لِيَجْزِيَ
الَّذِينَ أَسَاءُوا بِمَا عَمِلُوا وَيَجْزِيَ الَّذِينَ أَحْسَنُوا
بِالْحُسْنَى}
supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap
apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang
berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (surga). (An-Najm: 31)
Kemudian Allah Swt. membersihkan diri-Nya dari kemusyrikan orang-orang yang
menyembah selain Dia di samping Dia, padahal Dialah semata yang menciptakan
makhluk, tiada sekutu bagi-Nya. Karena itu, hanya Dialah yang berhak
disembah.
Selanjutnya Allah mengingatkan tentang penciptaan makhluk jenis manusia dari
nutfah yang hina lagi lemah. Tetapi setelah ia menjadi manusia dan tumbuh
dewasa, tiba-tiba ia menjadi pembantah terhadap Tuhannya, mendustakan-Nya, dan
memerangi rasul-rasul-Nya; padahal tidaklah ia diciptakan melainkan untuk
menjadi hamba Allah, bukan lawan. Makna ayat ini sama dengan yang disebutkan
dalam firman-Nya:
{وَهُوَ
الَّذِي خَلَقَ مِنَ الْمَاءِ بَشَرًا فَجَعَلَهُ نَسَبًا وَصِهْرًا وَكَانَ
رَبُّكَ قَدِيرًا * وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُهُمْ وَلا
يَضُرُّهُمْ وَكَانَ الْكَافِرُ عَلَى رَبِّهِ ظَهِيرًا}
Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia jadikan
manusia itu (punya) keturunan dan musaharah, dan adalah Tuhanmu
Mahakuasa. Dan mereka menyembah selain Allah apa yang tidak memberi manfaat
kepada mereka dan tidak (pula) memberi mudarat kepada mereka. Adalah
orang-orang kafir itu penolong (setan untuk berbuat durhaka) terhadap
Tuhannya. (Al-Furqan: 54-55)
Dan firman Allah Swt.:
{أَوَلَمْ
يَرَ الإنْسَانُ أَنَّا خَلَقْنَاهُ مِنْ نُطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُبِينٌ
وَضَرَبَ لَنَا مَثَلا وَنَسِيَ خَلْقَهُ قَالَ مَنْ يُحْيِي الْعِظَامَ وَهِيَ
رَمِيمٌ قُلْ يُحْيِيهَا الَّذِي أَنْشَأَهَا أَوَّلَ مَرَّةٍ وَهُوَ بِكُلِّ
خَلْقٍ عَلِيمٌ}
Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari
setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi musuh yang nyata! Dan dia
membuat perumpamaan bagi Kami, dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata,
"Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang telah hancur luluh?”
Katakanlah, "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakan kali yang pertama.
Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk." (Yasin: 77-79)
Di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Ibnu Majah,
dari Bisyr ibnu Jahhasy yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. meludah pada
telapak tangannya, kemudian bersabda:
"يَقُولُ
اللَّهُ: ابْنَ آدَمَ، أنَّى تُعجِزني وَقَدْ خَلَقْتُكَ مِنْ مِثْلِ هَذِهِ،
حَتَّى إِذَا سَوَّيْتُكَ فَعَدَلْتُكَ مَشَيْتَ بَيْنَ بُرْدَيْكَ وَلِلْأَرْضِ
مِنْكَ وَئِيدٌ، فَجَمَعْتَ وَمَنَعْتَ، حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ
قُلْتَ: أتصدقُ. وَأَنَّى أَوَانُ الصَّدَقَةِ؟ "
Allah Swt. berfirman, "Hai anak Adam, mana mungkin kamu melemahkan-Ku,
sedangkan Akulah yang menciptakanmu dari ini, hingga manakala Aku sempurnakan
bentukmu dan Aku besarkan kamu, lalu kamu berjalan dengan memakai dua lapis
bajumu, sedangkan bumi telah menyediakan tempat pengebumian bagimu. Lalu kamu
menghimpun harta dan tidak mau bersedekah, dan manakala roh mencapai
tenggorokanmu (menjelang ajal), kemudian kamu katakan, 'Saya akan
bersedekah, 'padahal masa bersedekah telah habis."