Tafsir Surat Al-Anbiya, ayat 98-103
{إِنَّكُمْ
وَمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ أَنْتُمْ لَهَا وَارِدُونَ
(98) لَوْ كَانَ هَؤُلاءِ آلِهَةً مَا وَرَدُوهَا وَكُلٌّ فِيهَا خَالِدُونَ (99)
لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَهُمْ فِيهَا لَا يَسْمَعُونَ (100) إِنَّ الَّذِينَ
سَبَقَتْ لَهُمْ مِنَّا الْحُسْنَى أُولَئِكَ عَنْهَا مُبْعَدُونَ (101) لَا
يَسْمَعُونَ حَسِيسَهَا وَهُمْ فِي مَا اشْتَهَتْ أَنْفُسُهُمْ خَالِدُونَ (102)
لَا يَحْزُنُهُمُ الْفَزَعُ الأكْبَرُ وَتَتَلَقَّاهُمُ الْمَلائِكَةُ هَذَا
يَوْمُكُمُ الَّذِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ (103) }
Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah
selain Allah adalah umpan Jahanam, kalian pasti masuk ke dalamnya. Andaikata
berhala-berhala itu Tuhan, tentulah mereka tidak masuk neraka. Dan semuanya akan
kekal di dalamnya. Mereka merintih di dalam api dan mereka di dalamnya tidak
bisa mendengar. Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan
yang baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka, mereka tidak mendengar
sedikit pun suara api neraka dan mereka kekal dalam menikmati apa yang diingini
oleh jiwa mereka. Mereka tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar
(pada hari kiamat), dan mereka disambut
oleh para malaikat. (Malaikat berkata), "Inilah hari kalian yang telah
dijanjikan kepada kalian.”
Allah Swt. berfirman, ditujukan kepada penduduk Mekah dari kalangan
orang-orang musyrik Quraisy dan para pengikutnya yang menyembah berhala seperti
mereka.
{إِنَّكُمْ
وَمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ}
Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah adalah umpan
Jahanam. (Al-Anbiya: 98)
Ibnu Abbas mengatakan yang dimaksud dengan hasab ialah bahan bakar
yang menambah besar api Jahanam. Sama halnya dengan apa yang disebutkan dalam
ayat lain melalui firman-Nya:
{وَقُودُهَا
النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ}
yang bahan bakarnya manusia dan batu. (Al-Baqarah: 24)
Ibnu Abbas telah mengatakan pula bahwa hasabu jahannam artinya
pepohonan neraka Jahanam.
Menurut riwayat yang lainnya, hasabu jahannam artinya kayu bakar
neraka Jahanam dengan bahasa orang-orang Indian.
Mujahid dan Ikrimah serta Qatadah mengatakan kayu bakarnya, dan hal yang sama
telah disebutkan di dalam qiraat Ali dan Aisyah r.a. Ad-Dahhak mengatakan bahwa
hasabu jahannam artinya sesuatu yang diumpankan kepada neraka Jahanam.
Hal yang sama telah dikatakan oleh yang lainnya, pada kesimpulannya makna
masing-masing berdekatan.
Firman Allah Swt.:
{أَنْتُمْ
لَهَا وَارِدُونَ}
Kalian pasti masuk ke dalamnya. (Al-Anbiya: 98)
Artinya, kalian pasti memasukinya.
{لَوْ
كَانَ هَؤُلاءِ آلِهَةً مَا وَرَدُوهَا}
Andaikata berhala-berhala itu Tuhan, tentulah mereka tidak masuk neraka.
(Al-Anbiya: 99)
Yakni seandainya berhala-berhala dan sekutu-sekutu itu yang kalian sembah
selain Allah adalah benar sebagai tuhan-tuhan tentulah mereka tidak akan masuk
neraka.
{وَكُلٌّ
فِيهَا خَالِدُونَ}
Dan semuanya akan kekal di dalamnya. (Al-Anbiya: 99)
Yakni para penyembah dan semua yang mereka sembah (selain Allah) berada di
dalam neraka untuk selama-lamanya.
{لَهُمْ
فِيهَا زَفِيرٌ}
Mereka merintih di dalam api. (Al-Anbiyai 100)
Semakna dengan apa yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman Allah
Swt.:
{لَهُمْ
فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ}
di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik napas (dengan merintih).
(Hud: 106)
dan mereka di dalamnya tidak bisa mendengar. (Al-Anbiya: 100)
Yang dimaksud dengan zafir ialah embusan napas, sedangkan yang
dimaksud dengan syahiq ialah tarikan nanas.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Ali ibnu Muhammad At-Tanafisi, telah menceritakan
kepada kami Ibnu Fudail, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman Al-Mas'udi,
dari ayahnya yang mengatakan bahwa ibnu Mas'ud r.a. pernah berkata, "Apabila
yang tertinggal di dalam neraka hanyalah orang-orang yang ditakdirkan kekal di
dalamnya, maka mereka dimasukkan ke dalam peti-peti dari api yang dipaku dengan
api pula mengunci mereka. Tiada seorang pun yang melihat mereka sedang diazab
kecuali orang-orang yang bersangkutan sendiri." Kemudian Abdullah ibnu Mas'ud
membaca firman-Nya: Mereka merintih di dalam api dan mereka di dalamnya tidak
bisa mendengar. (Al-Anbiya: 100)
Ibnu Mas'ud r.a. membacanya layusma'un, yakni suara rintihan mereka di
dalam neraka tidak dapat didengar (pent).
Ibnu Jarir meriwayatkannya melalui hadis Hajjaj ibnu Muhammad, dari
Al-Mas'udi, dari Yunus ibnu Hibban, dari Ibnu Mas'ud, lalu disebutkan hal yang
semisal.
*******************
Firman Allah Swt.:
{إِنَّ
الَّذِينَ سَبَقَتْ لَهُمْ مِنَّا الْحُسْنَى}
Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik
dari Kami. (Al-Anbiya: 101)
Menurut Ikrimah, kebaikan itu berupa rahmat. Sedangkan menurut yang lain
adalah kebahagiaan.
{أُولَئِكَ
عَنْهَا مُبْعَدُونَ}
mereka itu dijauhkan dari neraka. (Al-Anbiya: 101)
Setelah menceritakan keadaan ahli neraka dan siksaan yang dialami mereka
karena kemusyrikan mereka kepada Allah, lalu Allah mengiringinya dengan kisah
tentang orang-orang yang berbahagia, yaitu orang-orang yang beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya. Mereka adalah orang-orang yang telah ditetapkan kebahagiaannya
oleh Allah, berkat amal-amal saleh yang telah mereka kerjakan selama di dunia.
Seperti yang disebutkan dalam ayat lain oleh firman-Nya:
{لِلَّذِينَ
أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ}
Bagi orang-orang yang berbuat baik ada pahala yang terbaik (surga)
dan tambahannya. (Yunus: 26)
{هَلْ
جَزَاءُ الإحْسَانِ إِلا الإحْسَانُ}
Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula). (Ar-Rahman:
60)
Sebagaimana mereka telah berbuat kebaikan di dunia, maka Allah berbuat baik
pula saat kepulangan mereka, juga memberi mereka pahala serta menyelamatkan
mereka dari azab dan memberikan kepada mereka pahala yang berlimpah. Untuk itu
Allah Swt. berfirman:
{أُولَئِكَ
عَنْهَا مُبْعَدُونَ. لَا يَسْمَعُونَ حَسِيسَهَا}
mereka itu dijauhkan dari neraka, mereka tidak mendengar sedikit pun suara
api neraka. (Al-Anbiya: 101-102)
Yakni mereka tidak mendengar suara apinya yang membakar tubuh-tubuh yang ada
di dalamnya.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ammar, telah menceritakan kepada kami
Affan, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, dari ayahnya, dari
Abu Usman Al-Hariri, dari Abu Usman sehubungan dengan makna firman-Nya:
mereka tidak mendengar sedikit pun suara api neraka. (Al-Anbiya: 102)
Yaitu suara ular-ularnya yang ada di atas Sirat mematuki ahli neraka.
Bila ular-ular itu mematuki mereka, ia mengeluarkan suara tertentu.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَهُمْ
فِي مَا اشْتَهَتْ أَنْفُسُهُمْ خَالِدُونَ}
dan mereka kekal dalam menikmati apa yang diingini oleh jiwa mereka.
(Al-Anbiya: 102)
Allah menyelamatkan mereka dari semua yang dihindari dan yang dibenci, juga
memberikan kepada mereka semua yang diminta dan yang disukai.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Abu Syuraih, telah menceritakan kepada kami
Muhammad ibnul Hasan ibnu Abu Yazid Al-Hamdani, dari Lais ibnu Abu Sulaim, dari
anak paman An-Nu'man Ibnu Basyir, dari An-Nu'man ibnu Basyir yang mengatakan
bahwa ia pernah begadang bersama Ali di suatu malam, lalu Ali membaca
firman-Nya: Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang
baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka. (Al-Anbiya: 101) Lalu Ali
berkata, bahwa ia dan Umar termasuk dari mereka, Usman termasuk dari mereka,
juga Talhah dan Abdur Rahman. Atau Ali menyebutkan bahwa Sa'd termasuk dari
mereka. An-Nu'man ibnu Basyir melanjutkan kisahnya, bahwa tidak lama kemudian
salat didirikan, lalu Ali bangkit; yang menurut seingat An-Nu'man, Ali menyeret
kainnya seraya membaca firman-Nya: mereka tidak mendengar sedikit pun suara
api neraka. (Al-Anbiya-102)
Syu'bah telah meriwayatkan dari Abu Bisyr, dari Yusuf Al-Makki, dari Muhammad
ibnu Hatib yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Ali mengatakan sehubungan
dengan makna firman-Nya: Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka
ketetapan yang baik dari Kami. (Al-Anbiya: 101), hingga akhir ayat. Bahwa
Usman dan teman-temannya termasuk dari kalangan mereka yang disebutkan dalam
ayat ini.
Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan pula asar ini.
Ibnu Jarir meriwayatkannya melalui hadis Yusuf ibnu Sa'd, bukan Ibnu Mahik,
dari Muhammad ibnu Hatib, dari Ali, lalu disebutkan asar yang sama, tetapi
teksnya mengatakan bahwa Usman termasuk dari kalangan mereka.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan
firman-Nya: Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang
baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka. (Al-Anbiya: 101) Mereka
adalah kekasih-kekasih Allah, mereka melalui Sirat dengan kecepatan yang
lebih cepat daripada kilat, lalu yang tertinggal adalah orang-orang kafir,
mereka berada di neraka dalam keadaan berlutut. Takwil ini sependapat dengan apa
yang telah kami sebutkan di atas. Ulama lainnya mengatakan bahwa bahkan ayat ini
diturunkan berkenaan dengan pengecualian dari mereka yang disembah.
Dikecualikan dari mereka Uzair dan Al-Masih Isa putra Maryam, seperti yang
telah dikatakan oleh Hajjaj ibnu Muhammad Al-A'war, dari Ibnu Juraij dan Usman,
dari Ata, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya
kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah adalah umpan Jahanam, kalian
pasti masuk ke dalamnya. (Al-Anbiya: 98) Kemudian dikecualikan melalui
firman-Nya: Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang
baik dari Kami. (Al-Anbiya: 101)
Menurut suatu pendapat, mereka adalah para malaikat, Isa, dan lain sebagainya
yang disembah-sembah selain Allah Swt. Hal yang sama telah dikatakan oleh
Ikrimah, Al-Hasan, dan Ibnu Juraij.
Ad-Dahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna
firman-Nya: Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang
baik dari Kami. (Al-Anbiya: 101) Bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan
Isa putra Maryam dan Uzair a.s.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Al-Husain ibnu Isa ibnu Maisarah, telah menceritakan
kepada kami Abu Zuhair, telah menceritakan kepada kami Sa'id ibnu Tarif, dari
Al-Asbag, dari Ali sehubungan dengan makna firman-Nya: Bahwasanya orang-orang
yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami. (Al-Anbiya: 101)
Yang dimaksud adalah segala sesuatu yang disembah selain Allah dimasukkan ke
dalam neraka kecuali matahari, bulan, dan Isa putra Maryam. Akan tetapi, sanad
riwayat ini lemah.
Ibnu Abu Nujaih telah meriwayatkan dari Mujahid sehubungan dengan makna
firman-Nya: Mereka itu dijauhkan dari neraka. (Al-Anbiya: 101) Yaitu Isa,
Uzair, dan malaikat.
Ad-Dahhak mengatakan bahwa mereka adalah Isa, Maryam, malaikat, matahari, dan
bulan.
Hal yang sama telah diriwayatkan dari Sa'id ibnu Jubair dan Abu Saleh serta
lain-lainnya yang bukan hanya seorang.
Sehubungan dengan hal ini Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan hadis yang
garib sekali. Untuk itu ia mengatakan, telah menceritakan kepada kami
Al-Fadl ibnu Ya'qub Al-Mirkhani, telah menceritakan kepada kami Sa'id ibnu
Maslamah ibnu Abdul Malik, telah menceritakan kepada kami Al-Lais ibnu Abu
Sulaim, dari Mugis, dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. sehubungan dengan makna
firman-Nya: Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang
baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka. (Al-Anbiya: 101) Bahwa
mereka adalah Isa, Uzair, dan malaikat. Sebagian dari mereka ada yang menuturkan
kisah Ibnuz Za'bari dan perdebatan kaum musyrik.
Abu Bakar ibnu Murdawaih mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad
ibnu Ali ibnu Sahl, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Hasan
Al-Anmati, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Muhammad ibnu Ur'urah,
telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Abu Hakim, telah menceritakan kepada
kami Al-Hakam (yakni Ibnu Aban), dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan
bahwa Abdullah ibnuz Za'bari datang kepada Nabi Saw, lalu ia berkata, "Apakah
engkau menduga bahwa Allah telah menurunkan kepadamu ayat ini," yaitu
firman-Nya;. Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah
adalah umpan Jahanam, kalian pasti masuk ke dalamnya. (Al-Anbiya: 98) Ibnuz
Za'bari mengatakan, "Aku telah menyembah matahari, bulan, malaikat, Uzair, dan
Isa putra Maryam. Mereka semuanya dimasukkan ke dalam neraka bersama dengan
sembahan-sembahan kami." Maka turunlah firman-Nya: Dan tatkala putra Maryam
(Isa) dijadikan perumpamaan, tiba-tiba kaumnya (Quraisy) bersorak
karenanya. Dan mereka berkata, "Manakah yang lebih baik, tuhan-tuhan kami atau
dia (Isa)?" Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu, melainkan
dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka
bertengkar. (Az-Zukhruf: 57-58) Kemudian turunlah firman Allah Swt. yang
mengatakan: Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang
baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka. (Al--Anbiya: 101)
Al-Hafiz Abu Abdullah telah meriwayatkan hadis ini di dalam kitabnya yang
berjudul Al-Ahadisul Mukhtarah.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Qubaisah ibnu Uqbah, telah menceritakan kepada kami
Sufyan (yakni As-Sauri), dari Al-A'masy, dari teman-temannya, dari Ibnu Abbas
yang mengatakan bahwa ketika diturunkan ayat ini, yaitu firman-Nya:
Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah adalah umpan
Jahanam, kalian pasti masuk ke dalamnya. (Al-Anbiya: 98) Orang-orang musyrik
berkata bahwa para malaikat, Uzair, dan Isa termasuk yang disembah selain Allah.
Maka turunlah firman-Nya: Andaikata berhala-berhala itu Tuhan, tentulah
mereka tidak masuk neraka. (Al-Anbiya: 99) Yakni tuhan-tuhan yang mereka
sembah itu. Dan semuanya akan kekal di dalamnya. (Al-Anbiya: 99)
Telah diriwayatkan pula hal yang semisal dari Abu Kadinah, dari Ata ibnus
Sa'ib, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas. Ibnu Abbas mengatakan bahwa lalu
turunlah ayat berikut: Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka
ketetapan yang baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka. (Al-Anbiya:
101)
Muhammad ibnu Ishaq ibnu Yasar rahimahullah telah mengatakan di dalam
Kitabus Sirah-nya, bahwa menurut berita yang sampai kepadaku Rasulullah
Saw. di suatu hari duduk bersama Al-Walidah ibnul Mugirah di masjid. Lalu
datanglah An-Nadr ibnul Haris dan ikut duduk bergabung bersama mereka di dalam
masjid sejumlah lelaki dari kaum Quraisy. Rasulullah Saw. berbicara, lalu
dibantah oleh An-Nadr ibnul Haris. Maka Rasulullah Saw. mendebatnya hingga
An-Nadr bungkam, lalu beliau membacakan ayat berikut kepadanya, yaitu
firman-Nya: Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah
adalah umpan Jahanam, kalian pasti masuk ke dalamnya. (Al-Anbiya: 98) sampai
dengan firman-Nya: dan mereka di dalamnya tidak bisa mendengar.
(Al-Anbiya: 100) Kemudian Rasulullah Saw. bangkit berdiri. Sesudah itu
datanglah Abdullah ibnuz Zab'ari As-Sahmi, lalu duduk bersama mereka. Al-Walid
ibnul Mugirah berkata kepada Abdullah ibnuz Zab'ari, "Demi Allah, tadi An-Nadr
ibnul Haris tidak dapat menjawab Ibnu Abdul Muttalib (yakni Nabi Saw.). Muhammad
menduga bahwa kami dan tuhan-tuhan sesembahan kami ini (saat itu mereka berada
di Masjidil Haram yang masih penuh dengan berhala-berhala, pent.) menjadi umpan
neraka." Maka Abdullah ibnuz Zab'ari mengatakan, "Demi Allah, sekiranya saya
berdua dengannya, tentulah saya akan mendebatnya. Maka tanyakanlah kepada
Muhammad bahwa semua yang disembah selain Allah dimasukkan ke dalam neraka
Jahanam bersama-sama orang-orang yang menyembahnya. Dan kita menyembah
malaikat, orang-orang Yahudi menyembah Uzair, dan orang-orang Nasrani menyembah
Al-Masih Isa putra Maryam (berarti semuanya dimasukkan ke neraka)?" Maka
Al-Walid dan orang-orang yang ada di majelis itu bersamanya merasa kagum dengan
perkataan Abdullah ibnuz Zab'ari. Mereka menilai bahwa Az-Zab'ari dapat
mengalahkan hujah Muhammad. Ketika hal itu diceritakan kepada Rasulullah Saw,
maka beliau Saw. bersabda:
كُلُّ
مَنْ أحَبَّ أَنْ يُعْبَدَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَهُوَ مَعَ مَنْ عَبَدَهُ،
إِنَّهُمْ إِنَّمَا يَعْبُدُونَ الشَّيَاطِينَ وَمَنْ أمَرَتْهُم
بِعِبَادَتِهِ.
Setiap orang yang suka disembah selain Allah, maka dia dikumpulkan bersama
orang-orang yang menyembahnya. Sesungguhnya mereka hanya menyembah setan dan
mengikuti orang yang memerintahkan mereka agar menyembahnya.
Lalu Allah menurunkan firman-Nya:
{إِنَّ
الَّذِينَ سَبَقَتْ لَهُمْ مِنَّا الْحُسْنَى أُولَئِكَ عَنْهَا مُبْعَدُونَ. لا
يَسْمَعُونَ حَسِيسَهَا وَهُمْ فِي مَا اشْتَهَتْ أَنْفُسُهُمْ
خَالِدُونَ}
Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik
dari Kami, mereka dijauhkan dari neraka, mereka tidak mendengar sedikit pun
suara api neraka, dan mereka kekal dalam menikmati apa yang diingini oleh jiwa
mereka. (Al-Anbiya: 101-102)
Yakni mereka adalah Isa, Uzair. para rahib, dan para pendeta yang mereka
sembah, padahal mereka adalah orang-orang yang taat kepada Allah; setelah mereka
mati, orang-orang yang sesat dari kalangan kaumnya lalu menjadikan mereka
sebagai tuhan-tuhan selain Allah yang mereka sembah-sembah. Telah diturunkan
pula sehubungan dengan penuturan mereka (orang-orang musyrik) yang mengatakan
bahwa mereka menyembah malaikat, dan bahwa malaikat itu adalah anak-anak
perempuan Allah, yaitu firman-Nya: Dan mereka berkata, "Tuhan Yang Maha
Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak.” Mahasuci Allah. Sebenarnya
(malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan.
(Al-Anbiya: 26) sampai dengan firman-Nya: Dan barang siapa di antara
mereka mengatakan, "Sesungguhnya aku adalah tuhan selain dari Allah, " maka
orang itu Kami beri balasan dengan Jahanam, demikian Kami memberikan pembalasan
kepada orang-orang zalim. (Al-Anbiya: 29)
Telah diturunkan pula wahyu Allah yang menyebutkan bahwa Isa putra Maryam
disembah selain Allah, demikianlah kata Az-Zab'ari yang membuat Al-Walid dan
orang-orang yang bersamanya merasa kagum dengan bantahan yang
dikemukakannya.
{وَلَمَّا
ضُرِبَ ابْنُ مَرْيَمَ مَثَلا إِذَا قَوْمُكَ مِنْهُ يَصِدُّونَ. وَقَالُوا
أَآلِهَتُنَا خَيْرٌ أَمْ هُوَ مَا ضَرَبُوهُ لَكَ إِلا جَدَلا بَلْ هُمْ قَوْمٌ
خَصِمُونَ. إِنْ هُوَ إِلا عَبْدٌ أَنْعَمْنَا عَلَيْهِ وَجَعَلْنَاهُ مَثَلا
لِبَنِي إِسْرَائِيلَ. وَلَوْ نَشَاءُ لَجَعَلْنَا مِنْكُمْ مَلائِكَةً فِي الأرْضِ
يَخْلُفُونَ. وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ فَلا تَمْتَرُنَّ
بِهَا}
Dan tatkala (Isa) putra Maryam dijadikan perumpamaan, tiba-tiba
kaumnya (Quraisy) bersorak karenanya. Dan mereka berkata, "Manakah yang
lebih baik, tuhan-tuhan kami atau dia (Isa)?” Mereka tidak memberikan
perumpamaan itu kepadamu, melainkan dengan maksud membantah saja; sebenarnya
mereka adalah kaum yang suka bertengkar. Isa tiada lain hanyalah seorang hamba
yang Kami berikan kepadanya nikmat (kenabian) dan Kami jadikan dia
sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani Israil. Dan kalau Kami
kehendaki, benar-benar Kami jadikan sebagai gantimu di muka bumi
malaikat-malaikat yang turun-temurun. Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar
memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu, janganlah kalian
ragu-ragu tentang kiamat itu. (Az-Zukhruf: 57-61)
Yakni mukjizat yang telah Aku berikan kepadanya—seperti menghidupkan
orang-orang yang mati dan menyembuhkan berbagai macam penyakit— itu sudah cukup
dijadikan sebagai bukti yang menunjukkan pengetahuan tentang hari kiamat. Lalu
disebutkan dalam firman selanjutnya: Karena itu janganlah kalian ragu-ragu
tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus. (Az-Zukhruf:
61)
Apa yang dikatakan oleh Ibnuz Zab'ari ini keliru besar, karena sesungguhnya
ayat ini diturunkan sebagai khitah buat penduduk Mekah karena mereka
menyembah berhala yang merupakan benda mati, tidak berakal. Dimaksudkan sebagai
kecaman dan celaan terhadap orang-orang yang menyembah berhala. Karena itulah
maka disebutkan oleh firman-Nya: Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian
sembah selain Allah adalah umpan Jahanam. (Al-Anbiya: 98) Maka bagaimana dia
menerapkan hal ini kepada Al-Masih serta Uzair dan lain-lainnya yang telah
beramal saleh? Sedangkan mereka seandainya masih hidup, pasti tidak akan suka
dengan perbuatan orang-orang yang menyembah diri mereka.
Ibnu Jarir di dalam kitab tafsirnya dalam menjawab pertanyaan seperti ini
mengatakan bahwa huruf ma ditujukan kepada sesuatu yang tidak berakal
menurut bahasa Arab.
Abdullah ibnuz Zab'ari pada akhirnya masuk Islam. Dia adalah seorang penyair
terkenal, sebelum itu ia sering menyerang kaum muslim melalui syairnya. Setelah
masuk Islam, ia meminta maaf melalui syairnya pula, antara lain ia
mengatakan:
يَا
رَسُولَ الْمَلِيكِ، إِنَّ لِسَانِي ...
رَاتقٌ مَا فتَقْتُ إذْ أنَا بُورُ ...
إذْ
أجَاري الشَّيطَانَ فِي سَنَن الغَي ...
وَمَنْ مَالَ مَيْلَه مَثْبُور
Wahai Rasulullah junjungan kami,
sesungguhnya lisanku kini akan memperbaiki apa yang telah dirusakkannya di masa
silam, yaitu di saat temanku adalah setan dalam kesesatan; barang siapa yang
mengikuti jalan setan, pastilah ia binasa.
*******************
Firman Allah Swt.:
{لَا
يَحْزُنُهُمُ الْفَزَعُ الأكْبَرُ}
Mereka tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar (pada hari
kiamat). (Al-Anbiya: 103)
Menurut suatu pendapat, makna yang dimaksud ialah kematian, menurut apa yang
diriwayatkan oleh Abdur Razzaq, dari Yahya ibnu Rabi'ah, dari Ata.
Menurut pendapat lainnya, maksudnya ialah tiupan sangkakala, menurut Al-Aufi,
dari Ibnu Abbas dan Abu Sinan Sa'id ibnu Sinan Asy-Syaibani; pendapat inilah
yang dipilih oleh Ibnu Jarir di dalam kitab tafsirnya.
Menurut pendapat yang lainnya lagi, maknanya ialah saat seorang hamba
diperintahkan untuk masuk neraka; pendapat ini dikatakan oleh Al-Hasan Al-Basri.
Menurut pendapat yang lainnya lagi, makna yang dimaksud ialah saat neraka
ditumpahkan kepada para penghuninya; pendapat ini dikatakan oleh Sa'id ibnu
Jubair dan Ibnu Juraij.
Pendapat yang lainnya lagi mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah saat
maut disembelih di antara surga dan neraka; pendapat ini dikatakan oleh Abu
Bakar Al-Huzali, menurut riwayat yang dikemukakan oleh Ibnu Abu Hatim bersumber
darinya.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَتَتَلَقَّاهُمُ
الْمَلائِكَةُ هَذَا يَوْمُكُمُ الَّذِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ}
dan mereka disambut oleh para malaikat. (Malaikat berkata), "Inilah
hari kalian yang telah dijanjikan kepada kalian." (Al-Anbiya: 103)
Yakni para malaikat berkata kepada mereka, memberitahukan akan datangnya hari
kembali mereka (kepada Allah), yaitu disaat mereka dikeluarkan dari kuburnya.
Perkataan para malaikat itu ialah:
{هَذَا
يَوْمُكُمُ الَّذِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ}
Inilah hari kalian yang telah dijanjikan kepada kalian. (Al-Anbiya:
103)
Yaitu berharaplah kalian untuk memperoleh balasan yang menyenangkan
kalian.