Tafsir Surat Al Mu’minun, ayat 93-98
{قُلْ
رَبِّ إِمَّا تُرِيَنِّي مَا يُوعَدُونَ (93) رَبِّ فَلا تَجْعَلْنِي فِي الْقَوْمِ
الظَّالِمِينَ (94) وَإِنَّا عَلَى أَنْ نُرِيَكَ مَا نَعِدُهُمْ لَقَادِرُونَ (95)
ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ السَّيِّئَةَ نَحْنُ أَعْلَمُ بِمَا يَصِفُونَ
(96) وَقُلْ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ (97) وَأَعُوذُ بِكَ
رَبِّ أَنْ يَحْضُرُونِ (98) }
Katakanlah, "Ya Tuhanku, jika Engkau
sungguh-sungguh hendak memperlihatkan kepadaku azab yang diancamkan kepada
mereka, ya Tuhanku, maka janganlah Engkau jadikan aku termasuk orang-orang yang
zalim.” Dan sesungguhnya Kami benar-benar kuasa untuk memperlihatkan kepadamu
apa yang Kami ancamkan kepada mereka. Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan
perbuatan yang baik, Kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan. Dan
katakanlah, "Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan
setan. Dan aku berlindung (pula) kepada
Engkau, ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku.”
Allah Swt. berfirman kepada Nabi Muhammad Saw. agar mengucapkan doa berikut
manakala pembalasan (azab) Allah diturunkan (kepada mereka);
{رَبِّ
إِمَّا تُرِيَنِّي مَا يُوعَدُونَ}
Ya' Tuhanku, jika Engkau sungguh-sungguh hendak memperlihatkan kepadaku
azab yang diancamkan kepada mereka. (Al-Mu’minun: 93)
Yakni jika Engkau menyiksa mereka, sedangkan aku menyaksikan hal tersebut,
maka aku memohon kepada Engkau janganlah Engkau jadikan diriku berada di antara
mereka. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan di dalam hadis yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Turmuzi yang menilainya sahih, yaitu:
"وَإِذَا
أَرَدْتَ بِقَوْمٍ فِتْنَةً فَتَوَفَّنِي إِلَيْكَ غَيْرَ
مَفْتُونٍ"
Dan apabila Engkau hendak menimpakan fitnah kepada suatu kaum, maka
wafatkanlah aku menghadap kepada-Mu dalam keadaan tidak terfitnah.
Firman Allah Swt.:
{وَإِنَّا
عَلَى أَنْ نُرِيَكَ مَا نَعِدُهُمْ لَقَادِرُونَ}
Dan sesungguhnya Kami benar-benar kuasa untuk memperlihatkan kepadamu apa
yang Kami ancamkan kepada mereka. (Al Mu’minun: 95)
Yaitu seandainya Kami menghendaki, tentulah Kami dapat memperlihatkan
kepadamu azab, pembalasan, dan mala petaka yang menimpa orang-orang musyrik
itu.
Kemudian Allah Swt. memberikan petunjuk kepada Nabi Saw. tentang cara yang
paling efektif dan metode yang sukses dalam bermasyarakat, yaitu berbuat baik
kepada orang yang berbuat buruk terhadap dirinya agar hatinya terpikat dan
simpati, sehingga permusuhannya berganti menjadi persahabatan, dan kemarahannya
berganti menjadi simpati. Untuk itu Allah Swt. berfirman:
{ادْفَعْ
بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ السَّيِّئَةَ}
Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik. (Al Mu’minun:
96)
Hal ini sama dengan apa yang diungkapkan dalam ayat lain melalui
firman-Nya:
{ادْفَعْ
بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ
وَلِيٌّ حَمِيمٌ. وَمَا يُلَقَّاهَا إِلا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا
إِلا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ}
Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka
tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah teman
yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan
kepada orang-orang yang sabar. (Fushshilat: 34-35), hingga akhir ayat.
Yakni tiada orang yang dianugerahi pekerti atau sifat ini,
{إِلا
الَّذِينَ صَبَرُوا}
melainkan hanya kepada orang-orang yang sabar. (Fushshilat: 35)
dalam menghadapi gangguan manusia; mereka membalas manusia dengan kebaikan,
sekalipun manusia memperlakukan mereka dengan perlakuan yang buruk
{وَمَا
يُلَقَّاهَا إِلا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ}
dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai
keberuntungan yang besar. (Fushshilat: 35)
Maksudnya, keberuntungan di dunia dan di akhirat.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَقُلْ
رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ}
Dan katakanlah, "Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau dari
bisikan-bisikan setan.” (Al Mu’minun: 97)
Allah Swt. memerintahkan kepada Nabi Saw. agar memohon perlindungan
kepada-Nya dari bisikan setan, karena sesungguhnya setan itu tidak dapat ditipu
dan tidak mau mengikuti kebajikan. Dalam pembahasan ta'awwuz telah kami sebutkan
bahwa Rasulullah Saw. sering mengucapkan doa berikut, yaitu:
"أَعُوذُ
بِاللَّهِ السَّمِيعِ الْعَلِيمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، مِنْ هَمْزه
ونَفْخه ونَفْثه"
Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari
setan yang terkutuk, yaitu dari godaan, bisikan, dan tiupannya.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَأَعُوذُ
بِكَ رَبِّ أَنْ يَحْضُرُونِ}
Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau, ya Tuhanku, dari
kedatangan mereka kepadaku. (Al Mu’minun: 98)
Yaitu dalam sesuatu dari urusanku. Karena itulah Nabi Saw. memerintahkan
agar selalu disebut nama Allah dalam permulaan semua urusan untuk mengusir
setan, baik saat hendak makan, bersetubuh, menyembelih maupun urusan-urusan
lainnya.
Imam Abu Daud telah meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. pernah berkata dalam
doanya:
"اللَّهُمَّ
إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الهَرَم، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الهَدْم وَمِنَ الْغَرَقِ،
وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ يَتَخَبَّطَنِيَ الشَّيْطَانُ عِنْدَ
الْمَوْتِ"
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari kepikunan, dan
aku berlindung kepada Engkau dari keruntuhan dan tenggelam. Dan aku berlindung
kepada Engkau agar terhindar dari rasukan (godaan) setan saat hendak
mati.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يَزِيدُ، أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ،
عَنْ عَمْرِو بْنِ شعيب، عن أبيه، عَنْ
جَدِّهِ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يُعَلِّمُنَا كَلِمَاتٍ يَقُولُهُنَّ عِنْدَ النَّوْمِ، مِنَ الْفَزَعِ: "بِسْمِ
اللَّهِ، أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ غَضَبِهِ وَعِقَابِهِ،
وَمِنْ شَرِّ عِبَادِهِ، وَمِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ وَأَنْ يَحْضُرُونِ"
قَالَ: فَكَانَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرٍو يُعَلِّمُهَا مَنْ بَلَغَ مِنْ
وَلَدِهِ أَنْ يَقُولَهَا عِنْدَ نَوْمِهِ، وَمَنْ كَانَ مِنْهُمْ صَغِيرًا لَا
يَعْقِلُ أَنْ يَحْفَظَهَا، كَتَبَهَا لَهُ، فَعَلَّقَهَا فِي
عُنُقِهِ.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yazid, telah
menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ishaq, dari Amr ibnu Syu'aib, dari
ayahnya, dari kakeknya, bahwa dahulu Rasulullah Saw. mengajarkan kepada kami
beberapa kalimat (doa) yang diucapkan di saat menjelang tidur: Dengan nama
Allah, aku berlindung (kepada Allah) dengan (membaca)
kalimah-kalimah-(Nya) yang sempurna dari muka Allah, siksaan-Nya dan dari
kejahatan hamba-hamba-Nya, dan dari bisikan-bisikan setan dan dari kedatangan
mereka kepadaku. Perawi mengatakan bahwa Abdullah ibnu Umar mengajarkan doa
isti'azah tersebut kepada orang-orang yang telah balig dari anak-anaknya agar
mereka mengucapkannya di kala menjelang tidur. Sedangkan anak-anaknya yang masih
kecil dan masih belum dapat menghafalnya, maka Ibnu Amr menuliskan doa tersebut
untuknya, lalu dikalungkan ke lehernya.
Imam Abu Daud, Imam Turmuzi, dan Imam Nasai meriwayatkannya melalui hadis
Muhammad ibnu Ishaq; Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan
garib.