Tafsir Surat Al-Ahzab, ayat 18-19
{قَدْ
يَعْلَمُ اللَّهُ الْمُعَوِّقِينَ مِنْكُمْ وَالْقَائِلِينَ لإخْوَانِهِمْ هَلُمَّ
إِلَيْنَا وَلا يَأْتُونَ الْبَأْسَ إِلا قَلِيلا (18) أَشِحَّةً عَلَيْكُمْ
فَإِذَا جَاءَ الْخَوْفُ رَأَيْتَهُمْ يَنْظُرُونَ إِلَيْكَ تَدُورُ أَعْيُنُهُمْ
كَالَّذِي يُغْشَى عَلَيْهِ مِنَ الْمَوْتِ فَإِذَا ذَهَبَ الْخَوْفُ سَلَقُوكُمْ
بِأَلْسِنَةٍ حِدَادٍ أَشِحَّةً عَلَى الْخَيْرِ أُولَئِكَ لَمْ يُؤْمِنُوا
فَأَحْبَطَ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرًا (19)
}
Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang
yang menghalang-halangi di antara kamu dan orang-orang yang berkata kepada
saudara-saudaranya, "Marilah kepada kami.” Dan mereka tidak mendatangi
peperangan melainkan sebentar. Mereka bakhil terhadapmu; apabila datang
ketakutan (bahaya), kamu lihat mereka
itu memandang kepadamu dengan mata yang terbalik-balik seperti orang yang
pingsan karena akan mati; dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci
kamu dengan lidah yang tajam, sedangkan mereka bakhil untuk berbuat kebaikan.
Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapuskan (pahala) amalnya. Dan
yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
Allah Swt. menceritakan tentang pengetahuan-Nya yang meliputi sikap
orang-orang yang menghalang-halangi orang lain untuk mengikuti peperangan, yaitu
mereka yang berkata kepada teman-temannya, kaum kerabatnya, serta teman
sepergaulan mereka:
{هَلُمَّ
إِلَيْنَا}
Marilah kepada kami. (Al-Ahzab: 18)
Maksudnya, marilah ikut dengan kami pulang ke rumah hingga kita dapat
berteduh dan menikmati buah-buahan. Selain itu keadaan mereka adalah seperti
yang diungkapkan oleh firman-Nya:
لَا
يَأْتُونَ الْبَأْسَ إِلا قَلِيلا. أَشِحَّةً عَلَيْكُمْ}
Dan mereka tidak mendatangi peperangan melainkan sebentar. Mereka bakhil
terhadapmu. (Al-Ahzab: 18-19)
Yakni kikir dalam hal rasa senang dan kasih sayang mereka terhadap kalian.
Menurut penafsiran As-Saddi sehubungan dengan makna firman-Nya: Mereka
bakhil terhadapmu. (Al-Ahzab: 19) Bahwa mereka kikir dalam masalah ganimah
(harta rampasan perang).
************
{فَإِذَا
جَاءَ الْخَوْفُ رَأَيْتَهُمْ يَنْظُرُونَ إِلَيْكَ تَدُورُ أَعْيُنُهُمْ كَالَّذِي
يُغْشَى عَلَيْهِ مِنَ الْمَوْتِ}
apabila datang ketakutan (bahaya), kamu lihat mereka itu memandang
kepadamu dengan mata yang terbalik-balik seperti orang yang pingsan karena akan
mati. (Al-Ahzab: 19)
Yakni karena ketakutan yang sangat dan kekagetannya, dan memang demikianlah
keadaan orang-orang yang pengecut dalam menghadapi peperangan.
{فَإِذَا
ذَهَبَ الْخَوْفُ سَلَقُوكُمْ بِأَلْسِنَةٍ حِدَادٍ}
dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah yang
tajam. (Al-Ahzab: 19)
Apabila keadaan telah aman dan bahaya telah hilang, maka mereka mulai bicara
dengan suara yang lantang seraya menyebutkan kepahlawanan, keberanian, dan jasa
mereka dalam medan perang, padahal mereka dusta dalam perkataannya itu.
Ibnu Abbas r.a. telah mengatakan sehubungan dengan makna firman Allah Swt.:
mereka mencaci kamu. (Al-Ahzab: 19) Yaitu menghadapi kalian dengan lisan
yang tajam.
Qatadah mengatakan bahwa adapun bila saat pembagian ganimah, mereka adalah
orang-orang yang paling kikir dan paling buruk dalam menerima pembagiannya.
Mereka mengatakan, "Berilah kami bagian, berilah kami bagian, sesungguhnya kami
ikut serta bersama kalian dalam peperangan." Adapun di kala keadaan sedang gawat
dan terjepit, mereka adalah orang-orang yang paling pengecut dan paling menghina
perkara yang hak. Selain itu mereka kikir akan kebaikan, yakni dalam diri mereka
tidak terdapat suatu kebaikan pun. Di dalam diri mereka terhimpun sifat
pengecut, dusta, dan minim akan kebaikan. Pengertian yang sama diungkapkan oleh
salah seorang penyair mereka:
أَفِي
السِّلْمِ أعْيَارًا جَفَاءً وغلظَةً ...
وَفي الحَربْ أمْثَالَ النِّسَاء العَوَاركِ ...
Hai orang-orang yang di dalam keadaan
damai kelihatan gesit, galak, dan garang; sedangkan dalam keadaan perang
bagaikan kaum wanita yang berhaid.
Yakni dalam keadaan damai mereka seperti keledai-keledai, sedangkan di dalam
keadaan perang seakan-akan mereka adalah kaum wanita yang berhaid (lemah dan
lamban). Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
{أُولَئِكَ
لَمْ يُؤْمِنُوا فَأَحْبَطَ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ
يَسِيرًا}
Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapuskan (pahala) amalnya.
Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Al-Ahzab: 19)
Maksudnya, teramat mudah dan gampang bagi-Nya.