Tafsir Surat Fathir, ayat 4-6
{وَإِنْ
يُكَذِّبُوكَ فَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِنْ قَبْلِكَ وَإِلَى اللَّهِ تُرْجَعُ
الأمُورُ (4) يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلا
تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ
(5) إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو
حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ (6) }
Dan jika mereka mendustakan kamu
(sesudah kamu beri peringatan), maka
sungguh telah didustakan pula rasul-rasul sebelum kamu. Dan hanya kepada
Allah-lah dikembalikan segala urusan. Hai manusia, sesungguhnya janji Allah
adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan
sekali-kali janganlah orang yang pandai menipu memperdayakan kamu tentang Allah.
Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh (mu),
karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka
menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.
Allah Swt. berfirman, jika mereka mendustakan kamu, hai Muhammad, yaitu
mereka yang musyrik kepada Allah, dan mereka menentang ajaran yang engkau
sampaikan kepada mereka berupa ajaran tauhid, maka ketahuilah engkau mempunyai
suri teladan dari para rasul yang ada sebelum kamu. Karena sesungguhnya mereka
pun mengalami nasib yang serupa; mereka datang kepada kaumnya dengan membawa
ayat-ayat Allah yang jelas dan memerintahkan mereka untuk mengesakan Allah,
tetapi mereka menentangnya dan mendustakannya.
{وَإِلَى
اللَّهِ تُرْجَعُ الأمُورُ}
Dan hanya kepada Allah-lah dikembalikan segala urusan. (Fathir: 4)
Yakni kelak Kami akan membalas mereka atas hal tersebut dengan balasan yang
sempurna.
Kemudian Allah Swt. menyebutkan dalam firman selanjutnya:
{يَا
أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ}
Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar. (Fathir: 5)
Artinya, hari berbangkit itu pasti terjadi dan tidak bisa dielakkan lagi.
{فَلا
تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا}
maka sekali-sekali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu.
(Fathir: 5)
Yaitu kehidupan yang rendah bila dibandingkan dengan pahala yang telah
disediakan oleh Allah bagi kekasih-kekasih-Nya dan para pengikut
rasul-rasul-Nya, berupa kebaikan yang sangat besar. Karena itu, janganlah kalian
melupakan kebahagiaan yang abadi itu karena adanya perhiasan duniawi yang fana
ini.
{وَلا
يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ}
dan sekali-kali janganlah orang yang pandai menipu memperdayakan kamu
tentang Allah. (Fathir: 5)
Yakni setan.
Ibnu Abbas r.a. mengatakan sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa
sekali-kali jangan kamu biarkan setan menipu kalian dan memalingkan kalian dari
mengikuti utusan-utusan Allah dan membenarkan kalimah-kalimah-Nya. Karena
sesungguhnya setan itu pada hakikatnya adalah penipu, pendusta, dan pembual.
Makna ayat ini sama dengan ayat yang ada di dalam surat Luqman melalui
firman-Nya:
{فَلا
تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ
الْغَرُورُ}
maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan
(pula) penipu (setan) memperdayakan kamu dalam (menaati)
Allah. (Luqman: 33)
Malik telah meriwayatkan dari Zaid ibnu Aslam, bahwa yang dimaksud dengan
penipu di sini adalah setan, sebagaimana yang dikatakan oleh orang-orang mukmin
terhadap orang-orang kafir kelak di hari kiamat ketika diadakan di antara mereka
dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat, dan disebelah
luarnya dari situ ada siksa. Orang-orang munafik itu memanggil mereka
(orang-orang mukmin) seraya berkata, "Bukankah kami dahulu bersama dengan
kamu?"
{قَالُوا
بَلَى وَلَكِنَّكُمْ فَتَنْتُمْ أَنْفُسَكُمْ وَتَرَبَّصْتُمْ وَارْتَبْتُمْ
وَغَرَّتْكُمُ الأمَانِيُّ حَتَّى جَاءَ أَمْرُ اللَّهِ وَغَرَّكُمْ بِاللَّهِ
الْغَرُورُ}
Mereka menjawab, "Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan
menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh
angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah; dan kamu telah ditipu
terhadap Allah oleh (setan) yang amat penipu. (Al-Hadid: 14)
Kemudian Allah Swt. menjelaskan permusuhan iblis terhadap anak Adam melalui
firman-Nya:
{إِنَّ
الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا}
Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu).
(Fathir: 6)
Setan itu adalah musuh kalian yang terang, maka musuhilah setan itu oleh
kalian dengan permusuhan yang keras. Tentanglah mereka dan dustakanlah mereka
bila membujuk kalian untuk melakukan pelanggaran-pelanggaran.
{إِنَّمَا
يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ}
karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya
mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (Fathir: 6)
Yakni sesungguhnya tujuan setan menyesatkan kalian hanyalah agar kalian masuk
ke dalam neraka yang menyala-nyala bersama-sama dengan mereka; setan adalah
musuh yang jelas. Kita memohon kepada Allah semoga Dia menjadikan kita sebagai
musuh-musuh setan dan hendaknyalah Dia memberi taufik kepada kita untuk
mengikuti petunjuk Al-Qur'an-Nya dan mengikuti jejak Rasul-Nya. Sesungguhnya Dia
Mahakuasa atas apa yang dikehendaki-Nya dan Mahakuasa untuk memperkenankan doa
yang dipanjatkan kepada-Nya. Makna ayat ini sama dengan apa yang disebutkan
dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{وَإِذْ
قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ
الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ
أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ بِئْسَ لِلظَّالِمِينَ
بَدَلا}
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat,
"Sujudlah kamu kepada Adam, "maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari
golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia
dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain dari-Ku, sedangkan mereka adalah
musuhmu. Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi
orang-orang yang zalim. (Al-Kahfi: 50)