Tafsir Surat Al-Hadid, ayat 12-15
{يَوْمَ
تَرَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ يَسْعَى نُورُهُمْ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ
وَبِأَيْمَانِهِمْ بُشْرَاكُمُ الْيَوْمَ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا
الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (12) يَوْمَ
يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ لِلَّذِينَ آمَنُوا انْظُرُونَا
نَقْتَبِسْ مِنْ نُورِكُمْ قِيلَ ارْجِعُوا وَرَاءَكُمْ فَالْتَمِسُوا نُورًا
فَضُرِبَ بَيْنَهُمْ بِسُورٍ لَهُ بَابٌ بَاطِنُهُ فِيهِ الرَّحْمَةُ وَظَاهِرُهُ
مِنْ قِبَلِهِ الْعَذَابُ (13) يُنَادُونَهُمْ أَلَمْ نَكُنْ مَعَكُمْ قَالُوا
بَلَى وَلَكِنَّكُمْ فَتَنْتُمْ أَنْفُسَكُمْ وَتَرَبَّصْتُمْ وَارْتَبْتُمْ
وَغَرَّتْكُمُ الأمَانِيُّ حَتَّى جَاءَ أَمْرُ اللَّهِ وَغَرَّكُمْ بِاللَّهِ
الْغَرُورُ (14) فَالْيَوْمَ لَا يُؤْخَذُ مِنْكُمْ فِدْيَةٌ وَلا مِنَ الَّذِينَ
كَفَرُوا مَأْوَاكُمُ النَّارُ هِيَ مَوْلاكُمْ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ (15)
}
(yaitu) pada hari ketika kamu melihat
orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedangkan cahaya mereka bersinar di
hadapan dan di sebelah kanan mereka, (dikatakan kepada mereka), "Pada
hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang
banyak. Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata
kepada orang-orang yang beriman, "Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil
sebagian dari cahayamu.” Dikatakan (kepada mereka), "Kembalilah kamu ke
belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu).” Lalu diadakan di antara
mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di
sebelah luarnya dari situ ada siksa. Orang-orang munafik itu memanggil mereka
(orang-orang mukmin) seraya berkata, "Bukankah kami dahulu bersama-sama
dengan kamu?” Mereka menjawab, "Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri
dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh
angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah; dan kamu telah ditipu
terhadap Allah oleh (setan) yang amat penipu. Maka pada hari ini tidak
diterima tebusan dari kamu dan tidak pula dari orang-orang kafir. Tempat kamu
ialah neraka. Dialah tempat berlindungmu. Dan dia (neraka) adalah
sejahat-jahat tempat kembali.
Allah Swt. berfirman, menceritakan tentang orang-orang mukmin yang ahli dalam
bersedekah, bahwa di hari kiamat kelak nur (cahaya) mereka menyinari
bagian depan mereka di tempat pemberhentian hari kiamat sesuai dengan amal
perbuatan masing-masing. Sebagaimana yang dikatakan oleh Abdullah ibnu Mas'ud
r.a. sehubungan dengan makna firman-Nya:
{يَسْعَى
نُورُهُمْ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ}
sedangkan cahaya mereka bersinar di hadapan mereka. (Al-Hadid: 12)
Bahwa hal itu sesuai dengan amal perbuatan mereka masing-masing. Mereka
berjalan di atas sirat, di antara mereka ada yang nur-nya seperti gunung,
ada yang nur-nya seperti pohon kurma, dan ada yang nur-nya seperti
seorang lelaki yang berdiri, dan orang yang paling rendah nur-nya dari
mereka adalah yang sebesar ibu jarinya, yang kadangkala menyala dan kadangkala
padam. Ini diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Jarir.
Qatadah mengatakan, telah menceritakan kepada kami bahwa Nabi Saw. pernah
bersabda:
"مِنَ
الْمُؤْمِنِينَ مَنْ يُضِيءُ نُوره مِنَ الْمَدِينَةِ إِلَى عَدن أَبْيَنَ
وَصَنْعَاءَ فَدُونَ ذَلِكَ، حَتَّى إِنَّ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ مَنْ يُضِيءُ
نُورُهُ مَوْضِعَ قَدَمَيْهِ"
Di antara orang-orang mukmin ada yang cahayanya menerangi antara Madinah
dan 'Adn serta San'ah dengan sinar yang sangat terang, dan yang kurang dari itu
hingga sesungguhnya di antara orang-orang mukmin ada yang cahayanya hanya dapat
menerangi tempat kedua telapak kakinya saja.
Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan dari Husain, dari Mujahid, dari Junadah
ibnu Abu Umayyah yang mengatakan bahwa sesungguhnya kalian kelak di hadapan
Allah tertulis nama, tanda, pakaian, munajat, dan majelis kalian secara lengkap.
Apabila hari kiamat tiba, maka dikatakan, "Hai Fulan, inilah cahayamu. Hai
Fulan, tidak ada cahaya bagimu," lalu ia membaca firman-Nya: sedangkan cahaya
mereka bersinar di hadapan mereka. (Al-Hadid: 12)
Ad-Dahhak mengatakan bahwa tiada seorang pun melainkan diberi cahaya kelak di
hari kiamat. Dan apabila mereka sampai di pinggir sirat, maka padamlah cahaya
orang-orang munafik. Ketika orang-orang mukmin menyaksikan hal itu, mereka
merasa takut cahayanya padam seperti yang terjadi pada orang-orang munafik. Maka
berkatalah mereka, "Ya Tuhan kamu, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami."
Al-Hasan mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: sedangkan cahaya
mereka bersinar di hadapan mereka. (Al-Hadid: 12) Yakni di sirat yang
dilalui mereka.
قَالَ
ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ، رَحِمَهُ اللَّهُ: حَدَّثَنَا أَبُو عُبَيْدِ اللَّهِ ابْنُ
أَخِي ابْنِ وَهْبٍ، أَخْبَرَنَا عَمِّي عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ، عَنْ
سَعِيدِ بْنِ مَسْعُودٍ: أَنَّهُ سَمِعَ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ جُبَيْر
يُحَدِّثُ: أَنَّهُ سَمِع أَبَا الدَّرْدَاءِ وَأَبَا ذَرٍّ يُخْبِرَانِ عَنِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "أَنَا أَوَّلُ مَنْ يُؤْذَنُ
لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِالسُّجُودِ، وَأَوَّلُ مَنْ يُؤْذَنُ لَهُ بِرَفْعِ
رَأْسِهِ، فَأَنْظُرُ مِنْ بَيْنِ يَدِي وَمِنْ خَلْفِي، وَعَنْ يَمِينِي وَعَنْ
شِمَالِي، فَأَعْرِفُ أُمَّتِي مِنْ بَيْنِ الْأُمَمِ". فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ: يَا
نَبِيَّ اللَّهِ، كَيْفَ تَعْرِفُ أُمَّتَكَ مِنْ بَيْنِ الْأُمَمِ، مَا بَيْنَ
نُوحٍ إِلَى أُمَّتِكَ؟ قَالَ: "أَعْرِفُهُمْ، مُحَجَّلون مِنْ أَثَرِ الْوُضُوءِ،
وَلَا يَكُونُ لِأَحَدٍ مِنَ الْأُمَمِ غَيْرِهِمْ، وَأَعْرِفُهُمْ يُؤْتَون
كُتُبَهُمْ بِأَيْمَانِهِمْ، وَأَعْرِفُهُمْ بِسِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ،
وَأَعْرِفُهُمْ بِنُورِهِمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ
وَذُرِّيَّتِهِمْ
Ibnu Abu Hatim rahimahullah mengatakan, telah menceritakan kepada kami
Abu Ubaidillah anak saudaraku anak Wahb, telah menceritakan kepada kami pamanku,
dari Yazid ibnu Abu Habib, dari Sa'id ibnu Mas'ud, bahwa ia pernah mendengar
Abdur Rahman ibnu Jubair mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu Darda dan Abu
Zar menceritakan hadis berikut dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Aku adalah
orang yang pertama diizinkan oleh Allah untuk bersujud dan mengangkat kepalanya
(dari sujud) pada hari kiamat, lalu aku melihat ke hadapanku, ke
belakangku, ke sebelah kananku, dan ke sebelah kiriku; maka aku mengenal umatku
di antara umat-umat lainnya. Lalu ada seorang lelaki bertanya kepadanya,
"Hai Nabi Allah, bagaimanakah engkau dapat mengenal umatmu di antara umat-umat
lainnya yang ada sejak Nabi Nuh sampai dengan umatmu?" Maka beliau Saw.
bersabda: Aku mengenal mereka karena anggota tubuh mereka bersinar bekas wudu
(mereka), dan hal itu tidak dimiliki oleh seorang pun dari kalangan umat
selain mereka. Dan aku mengenal mereka karena kitab catatan amal mereka
diberikan dari sebelah kanan mereka, dan aku mengenal mereka melalui tanda-tanda
mereka yang ada pada wajah mereka, dan aku mengenal mereka melalui cahaya mereka
yang menyinari bagian depan mereka.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَبِأَيْمَانِهِمْ}
dan di sebelah kanan mereka. (Al-Hadid: 12)
Ad-Dahhak mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah pada sebelah kanan
mereka terdapat kitab-kitab catatan amal mereka, semakna dengan apa yang
disebutkan di dalam firman-Nya:
{فَمَنْ
أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ}
dan barang siapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya.
(Al-Isra: 71)
Adapun firman Allah Swt.:
{بُشْرَاكُمُ
الْيَوْمَ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ}
(dikatakan kepada mereka), "Pada hari ini ada berita gembira untukmu,
(yaitu) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.” (Al-Hadid:
12)
Yakni dikatakan kepada mereka, "Ada berita gembira bagi kamu hari ini."
Maksudnya, bagimu berita gembira karena mendapat surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai.
{خَالِدِينَ
فِيهَا}
yang kamu kekal di dalamnya. (Al-Hadid: 12)
Yaitu kamu tinggal di dalamnya selama-lamanya.
{ذَلِكَ
هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ}
Itulah keberuntungan yang banyak. (Al-Hadid: 12)
*******************
Firman Allah Swt.:
{يَوْمَ
يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ لِلَّذِينَ آمَنُوا انْظُرُونَا
نَقْتَبِسْ مِنْ نُورِكُمْ}
Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata
kepada orang-orang yang beriman, "Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil
sebagian dari cahayamu.” (Al-Hadid: 13)
Ini merupakan berita dari Allah Swt. yang menceritakan apa yang bakal terjadi
di hari kiamat nanti di tempat pemberhentian, banyak terjadi hal-hal yang
mengerikan lagi sangat mengejutkan, keguncangan yang sangat dahsyat dan
peristiwa-peristiwa lainnya yang sangat menakutkan. Dan sesungguhnya tiada yang
selamat di hari itu kecuali hanya orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
serta mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi
larangan-Nya.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Abdah ibnu Sulaiman, telah menceritakan kepada kami
Ibnul Mubarak, telah menceritakan kepada kami Safwan ibnu Amr, telah
menceritakan kepadaku Sulaim ibnu Amir yang mengatakan bahwa kami keluar
menujuke tempat jenazah di pintu gerbang kota Dimasyq, di antara kami terdapat
Abu Umamah Al-Bahili. Setelah jenazah disalatkan, lalu mereka bergegas
mengebumikannya, dan Abu Umamah berkata, "Hai manusia, sesungguhnya kamu di pagi
hari dan petang hari berada di suatu tempat yang di dalamnya kamu berbagi amal
kebaikan dan keburukan. Dan sudah dekat masanya bagi kalian akan pergi
meninggalkannya menuju ke suatu tempat lain, yaitu alam kubur ini —seraya
berisyarat ke arah kubur—yaitu rumah kesendirian, rumah kegelapan, dan rumah
ulat serta rumah kesempitan terkecuali apa yang diluaskan oleh Allah. Kemudian
kamu akan berpindah lagi darinya menuju ke tempat-tempat hari kiamat. Dan
sesungguhnya kalian pada sebagian tempat-tempat itu, semua manusia diselimuti
oleh suatu urusan dari Allah, maka ada manusia yang berwajah putih bersinar dan
ada pula manusia yang berwajah hitam pekat. Kemudian kamu berpindah lagi darinya
menuju ke tempat lain, dan semua manusia diselimuti oleh kegelapan yang sangat
pekat; kemudian cahaya dibagikan. Maka orang mukmin mendapat cahayanya,
sedangkan orang kafir dan orang munafik tidak diberi sama sekali dari cahaya
itu." Perumpamaan ini telah digambarkan oleh Allah Swt. melalui firman-Nya:
Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak,
yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita
yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat
melihatnya; (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk)
oleh Allah, tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun. (An-Nur: 40) Maka
orang kafir dan orang munafik tidak dapat penerangan dari cahaya orang mukmin,
sebagaimana orang tuna netra tidak dapat penerangan dari penglihatan orang yang
melihat. Dan saat itu orang-orang munafik laki-laki dan perempuan mengatakan
kepada orang-orang yang beriman: Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil
sebagian dari cahayamu. Dikatakan (kepada mereka), "Kembalilah kamu ke
belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)." (Al-Hadid: 13) Ini adalah
tipuan dari Allah yang Dia gunakan untuk memperdaya orang-orang munafik, karena
Allah Swt. telah berfirman: mereka (orang-orang munafik) itu menipu
Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. (An-Nisa: 142) Maka
orang-orang munafik itu kembali ke tempat pembagian cahaya, tetapi mereka tidak
menjumpai sesuatu pun. Lalu mereka kembali kepada orang-orang mukmin, tetapi di
antara mereka telah ada dinding penghalang yang mempunyai pintu. Di sebelah
dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa. (Al-Hadid:
13)
Sulaim ibnu Amir mengatakan bahwa orang munafik itu masih terus-menerus
merasa besar diri hingga cahaya dibagikan dan Allah membedakan antara orang
munafik dan orang mukmin.
Kemudian Sulaim ibnu Amir mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku,
telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Usman, telah menceritakan kepada kami
Ibnu Haiwah, telah menceritakan kepada kami Artah ibnul Munzir, telah
menceritakan kepada kami Yusuf ibnul Hajjaj, dari Abu Umamah yang mengatakan
bahwa Allah menjadikan hari kiamat gelap gulita, maka tiada seorang pun —baik
orang mukmin maupun orang kafir— yang dapat melihat telapak tangannya sendiri,
hingga Allah mengirimkan cahaya kepada orang-orang mukmin sesuai dengan amal
perbuatannya. Lalu orang-orang munafik mengikuti mereka seraya berkata:
Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahayamu.
(Al-Hadid: 13)
Al-Aufi dan Ad-Dahhak serta selain keduanya telah meriwayatkan dari Ibnu
Abbas, bahwa ketika manusia berada di dalam kegelapan hari kiamat, maka Allah
mengirimkan cahaya. Ketika orang-orang mukmin melihat adanya cahaya, mereka
bergerak menuju ke arah cahaya itu. Dan cahaya itu adalah petunjuk dari Allah
yang menuntun ke arah surga. Dan ketika orang-orang munafik melihat orang-orang
mukmin berangkat, maka mereka mengikutinya, lalu Allah menjadikan orang-orang
munafik dalam kegelapan, kemudian mereka berkata saat itu; Tunggulah kami
supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahayamu. (Al-Hadid: 13) karena
sesungguhnya kami selalu bersama kalian sewaktu di dunia. Maka orang-orang
mukmin berkata: Kembalilah kamu ke belakang. (Al-Hadid: 13) ke tempat
kamu datang yang dalam kegelapan dan carilah cahaya di sana.
قَالَ
أَبُو الْقَاسِمِ الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلَّوَيْهِ
الْقَطَّانُ، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عِيسَى الْعَطَّارُ، حَدَّثَنَا
إِسْحَاقُ بْنُ بِشْرٍ أَبُو حُذَيْفَةَ، حَدَّثَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، عَنِ ابْنِ
أَبِي مُلَيْكة، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّ اللَّهَ يَدْعُو النَّاسَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
بِأَسْمَائِهِمْ سِتْرًا مِنْهُ عَلَى عِبَادِهِ، وَأَمَّا عِنْدَ الصِّرَاطِ
فَإِنَّ اللَّهَ يُعْطِي كُلَّ مُؤْمِنٍ نُورًا، وَكُلَّ مُنَافِقٍ نُورًا، فَإِذَا
اسْتَوَوْا عَلَى الصِّرَاطِ سَلَبَ اللَّهُ نُورَ الْمُنَافِقِينَ
وَالْمُنَافِقَاتِ فَقَالَ الْمُنَافِقُونَ: {انْظُرُونَا نَقْتَبِسْ مِنْ
نُورِكُمْ} وَقَالَ الْمُؤْمِنُونَ: {رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا}
[التَّحْرِيمِ: 8] . فَلَا يَذْكُرُ عِنْدَ ذَلِكَ أَحَدٌ أَحَدًا"
Abul Qasim Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan
ibnu Arafah ibnu Alawaih Al-Attar, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu
Isa Al-Attar, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu Bisyr ibnu Huzaifah,
telah menceritakan kepada kami Ibnu Juraij, dari Ibnu Abu Mulaikah, dari Ibnu
Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Sesungguhnya
Allah Swt. memanggil manusia kelakdi hari kiamat dengan menyebut nama-nama
mereka sebagai penutupan dari-Nya di mata hamba-hamba-Nya. Tetapi di hadapan
sirat maka sesungguhnya Allah memberi cahaya kepada tiap-tiap orang mukmin dan
juga tiap-tiap orang munafik pun diberi cahaya. Dan apabila mereka semuanya
berada di atas sirat, maka Allah mencabut cahaya orang-orang munafik laki-laki
dan perempuan. Maka orang-orang munafik berkata, "Tunggulah kami supaya kami
dapat mengambil sebagian dari cahayamu.” Orang-orang mukmin berkata, "Ya Tuhan
kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami, " maka pada saat itu tiada seorang
pun yang ingat kepada orang lain.
*******************
Firman Allah Swt.:
{فَضُرِبَ
بَيْنَهُمْ بِسُورٍ لَهُ بَابٌ بَاطِنُهُ فِيهِ الرَّحْمَةُ وَظَاهِرُهُ مِنْ
قِبَلِهِ الْعَذَابُ}
Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah
dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa. (Al-Hadid:
13)
Al-Hasan dan Qatadah mengatakan bahwa dinding itu terletak di antara surga
dan neraka.
Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan bahwa dinding itulah yang
dimaksud di dalam firman-Nya:
{وَبَيْنَهُمَا
حِجَابٌ}
Dan di antara keduanya (penghuni surga dan neraka) ada batas.
(Al-A'raf: 46)
Hal yang sama telah diriwayatkan dari Mujahid dan lain-lainnya yang bukan
hanya seorang, pendapat ini sahih.
{بَاطِنُهُ
فِيهِ الرَّحْمَةُ}
Di sebelah dalamnya ada rahmat. (Al-Hadid: 13)
Yakni berupa surga dan semua kenikmatan yang ada di dalamnya.
{وَظَاهِرُهُ
مِنْ قِبَلِهِ الْعَذَابُ}
dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa. (Al-Hadid: 13)
Yaitu neraka. Demikianlah menurut yang dikatakan oleh Qatadah dan Ibnu Zaid
serta selain keduanya.
Ibnu Jarir mengatakan bahwa menurut pendapat yang lain, dinding tersebut
adalah dinding Baitul Maqdis yang berada di Lembah Jahanam. Kemudian ia
mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnul Barqi, telah menceritakan
kepada kami Amr ibnu Abu Salamah, dari Sa'id ibnu Atiyyah ibnu Qais, dari Abul
Awam juru azan Baitul Maqdis yang telah mengatakan bahwa ia pernah mendengar
Abdullah ibnu Amr mengatakan bahwa sesungguhnya dinding yang disebut oleh Allah
Swt. di dalam firman-Nya: Lalu diadakan di antara mereka dinding yang
mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ
ada siksa. (Al-Hadid: 13) adalah dinding masjid yang ada di sebelah timur;
bagian dalamnya adalah masjid, sedangkan bagian luarnya dan sebelahnya lagi
adalah Lembah Jahanam.
Kemudian telah diriwayatkan hal yang semisal dari Ubadah ibnus Samit, Ka'bul
Ahbar? Ali ibnul Husain, dan Zainul Abidin. Tetapi pendapat ini dapat
diinterpretasikan bahwa mereka mengatakan demikian dengan tujuan untuk
memberikan pendekatan pemahaman melalui peragaan tempat yang sudah ada agar
lebih dekat dalam pemahaman bagi lawan bicara. Dan sama sekali bukan makna
hakikinya yang dimaksud, bahwa apa yang dikatakan itu adalah makna yang dimaksud
oleh Al-Qur'an, yaitu dinding dan masjid yang ditunjuk itu, dan apa yang dikenal
dengan sebutan Lembah Jahanam. Karena sesungguhnya surga itu berada di langit
yang tertinggi, sedangkan neraka berada di dasar yang paling bawah. Dan mengenai
apa yang dikatakan oleh Ka'bul Ahbar yang menyebutkan bahwa pintu yang
disebutkan di dalam Al-Qur'an adalah pintu rahmat yang merupakan nama salah satu
dari pintu Masjidil Aqsa, ini bersumber dari hadis israiliyatnya dan termasuk
salah satu dari dongengan-dongengannya.
Sesungguhnya makna yang dimaksud dengan dinding itu yang dipasang pada hari
kiamat untuk menghalang-halangi antara orang-orang mukmin dan orang-orang kafir.
Dan apabila orang-orang mukmin sampai pada dinding itu, maka mereka memasukinya
dari pintunya; dan apabila orang-orang mukmin semuanya telah masuk, maka pintu
itu dikunci dan yang tertinggal di baliknya hanyalah orang-orang munafik; mereka
berada dalam kebingungan, kegelapan, dan azab. Sebagaimana amal perbuatan mereka
ketika di dunia, mereka dalam kekafiran, kebodohan, keraguan, dan
kebimbangan.
{يُنَادُونَهُمْ
أَلَمْ نَكُنْ مَعَكُمْ}
Orang-orang munafik itu memanggil (orang-orang mukmin) seraya
berkata, "Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?” (Al-Hadid: 14)
Yakni orang-orang munafik menyeru orang-orang mukmin seraya mengatakan,
"Bukankah kami dahulu ketika di dunia ada bersama kamu dan ikut salat jumuah
bersama kamu dan salat berjamaah bersama kamu, dan kami ikut wuquf di Arafah
bersama kamu dan ikut dalam peperangan serta menunaikan kewajiban lainnya
bersama-sama dengan kamu?"
{قَالُوا
بَلَى}
Mereka menjawab, "Benar.”(Al-Hadid: 14)
Yaitu maka orang-orang mukmin menjawab kepada orang-orang munafik seraya
mengatakan, "Memang benar kamu selalu bersama kami,
{وَلَكِنَّكُمْ
فَتَنْتُمْ أَنْفُسَكُمْ وَتَرَبَّصْتُمْ وَارْتَبْتُمْ وَغَرَّتْكُمُ
الأمَانِيُّ}
tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami)
dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong" (Al-Hadid:
14)
Sebagian ulama Salaf mengatakan bahwa kamu mencelakakan dirimu sendiri dengan
kesenangan, perbuatan-perbuatan durhaka, dan nafsu syahwat.
{وَتَرَبَّصْتُمْ}
dan kamu menunggu (kehancuran kami). (Al-Hadid: 14)
Yakni kamu menunda-nunda tobat dari waktu ke waktu yang lain.
Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan kamu menunggu
(kehancuran kami). (Al-Hadid: 14) Yakni kehancuran kebenaran dan para
pemeluknya. dan kamu ragu-ragu. (Al-Hadid: 14) dengan adanya hari
berbangkit sesudah kematian. serta ditipu oleh angan-angan kosong.
(Al-Hadid: 14) Maksudnya, kamu mengatakan bahwa kami akan mendapat ampunan.
Menurut pendapat lain, kamu teperdaya oleh duniawi. sehingga datanglah
ketetapan Allah. (Al-Hadid: 14). Yakni kamu masih tetap dalam keadaan
seperti itu hingga maut datang menjemput kamu. dan kamu telah ditipu terhadap
Allah oleh (setan) yang amat penipu. (Al-Hadid: 14) Maksudnya,
tertipu oleh setan.
Qatadah mengatakan bahwa mereka tertipu oleh setan dan demi Allah mereka
masih tetap dalam keadaan tertipu hingga Allah mencampakkan mereka ke dalam
neraka.
Makna ucapan dari orang-orang mukmin yang ditujukan kepada orang-orang
munafik, bahwa kamu memang dahulu bersama dengan kami, yakni badan kamu bersama
kami, tetapi tanpa niat dan tanpa kalbu; karena sesungguhnya kamu hanyalah dalam
kebimbangan dan keraguan, dan kamu hanya pamer kepada manusia dan tidak
mengingat Allah kecuali hanya sedikit.
Mujahid mengatakan bahwa dahulu orang-orang munafik hidup bersama-sama
orang-orang mukmin, saling menikah dengan mereka, menipu mereka, serta bergaul
dengan mereka. Orang-orang munafik pun di saat matinya dihimpunkan pula bersama
orang-orang mukmin, semuanya diberi cahaya kelak di hari kiamat. Hanya saja
cahaya orang munafik padam bila telah mencapai tembok penghalang, dan pada saat
itulah mereka dipisahkan dari orang-orang mukmin. Dan ucapan kaum mukmin ini
tidaklah bertentangan dengan ucapan mereka yang diceritakan oleh Allah Swt.
melalui firman-Nya Yang Mahabenar:
{كُلُّ
نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ إِلا أَصْحَابَ الْيَمِينِ فِي جَنَّاتٍ
يَتَسَاءَلُونَ عَنِ الْمُجْرِمِينَ مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ قَالُوا لَمْ نَكُ
مِنَ الْمُصَلِّينَ وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ الْمِسْكِينَ وَكُنَّا نَخُوضُ مَعَ
الْخَائِضِينَ وَكُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوْمِ الدِّينِ حَتَّى أَتَانَا
الْيَقِينُ}
Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya, kecuali
golongan kanan, berada di dalam surga, mereka tanya-menanya tentang
(keadaan) orang-orang yang berdosa, "Apakah yang memasukkan kamu ke dalam
Saqar (neraka)?" Mereka menjawab, "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang
yang mengerjakan salat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin,
dan adalah kami membicarakan yang batil, bersama dengan orang-orang yang
membicarakannya, dan adalah kami mendustakan hari pembalasan, hingga datang
kepada kami kematian?” (Al-Muddatstsir: 38-47)
Sesungguhnya kalimat ini dikatakan oleh kaum mukmin dengan nada kecaman dan
mencemoohkan orang-orang munafik. Kemudian dalam firman selanjutnya
disebutkan:
{فَمَا
تَنْفَعُهُمْ شَفَاعَةُ الشَّافِعِينَ}
Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafaat dari orang-orang yang
memberikan syafaat. (Al-Muddatstsir: 48)
Semakna dengan apa yang disebutkan dalam surat ini melalui firman-Nya:
{فَالْيَوْمَ
لَا يُؤْخَذُ مِنْكُمْ فِدْيَةٌ وَلا مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا}
Maka pada hari ini tidak diterima tebusan dari kamu dan tidak pula dari
orang-orang kafir. (Al-Hadid: 15)
Yakni seandainya seseorang dari kamu datang pada hari itu dengan membawa emas
sepenuh bumi sebanyak dua kali lipat untuk menebus dirinya dari azab Allah,
niscaya tebusan itu tidak akan diterima.
*******************
Firman Allah Swt.:
{مَأْوَاكُمُ
النَّارُ}
Tempat kamu ialah neraka. (Al-Hadid: 15)
Maksudnya, tempat kembali kamu dan kepulanganmu adalah neraka.
Firman Allah Swt.:
{هِيَ
مَوْلاكُمْ}
Neraka itu tempat berlindungmu. (Al-Hadid: 15)
Yaitu neraka adalah tempat yang paling layak bagi kalian karena kalian kafir
dan meragukan kebenaran.
وَبِئْسَ
الْمَصِيرُ
Dan neraka adalah sejahat-jahat tempat kembali. (Al-Hadid: 15)