Tafsir Surat At-Tahrim, ayat 11-12
{وَضَرَبَ
اللَّهُ مَثَلا لِلَّذِينَ آمَنُوا اِمْرَأَةَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ
لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ
وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ (11) وَمَرْيَمَ ابْنَتَ عِمْرَانَ
الَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهِ مِنْ رُوحِنَا وَصَدَّقَتْ
بِكَلِمَاتِ رَبِّهَا وَكُتُبِهِ وَكَانَتْ مِنَ الْقَانِتِينَ (12)
}
Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang
yang beriman, istri Fir'aun, ketika ia berkata, "Ya Tuhanku, bangunkanlah
untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun
dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim, " dan Maryam putri
Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya
sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan
dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan kitab-kitab-Nya; dan adalah dia
termasuk orang-orang yang taat.
Ini merupakan perumpamaan yang dibuat oleh Allah untuk kaum mukmin bahwa
tiada membahayakan mereka pergaulan mereka dengan orang-orang kafir, jika mereka
mempunyai keperluan dengan orang-orang kafir, sebagaimana yang disebutkan dalam
firman-Nya:
{لَا
يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ
وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ إِلا أَنْ تَتَّقُوا
مِنْهُمْ تُقَاةً}
Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali
dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya
lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara
diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. (Ali Imran: 28)
Qatadah mengatakan bahwa Fir'aun adalah orangyang paling melampaui batas dari
kalangan penduduk bumi dan paling kafir di antara mereka.
Tetapi demi Allah, kekafiran suaminya itu tidak membahayakan istrinya karena
ia selalu taat kepada Tuhannya, agar mereka mengetahui bahwa Allah Swt. adalah
Hakim Yang Mahaadil, dia tidak menghukum seseorang melainkan karena dosanya
sendiri.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Hafs
Al-Aili, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja'far, dari Sulaiman
At-Taimi, dari Abu Usman An-Nahdi, dari Salman yang menceritakan bahwa istri
Fir'aun disiksa di bawah terik matahari; apabila Fir'aun beranjak
meninggalkannya, maka para malaikat menaunginya dengan sayap mereka, dan
tersebutlah bahwa dalam siksaan yang dialaminya itu ia dapat melihat rumahnya di
dalam surga. Kemudian Ibnu Jarir meriwayatkannya dari Ubaid ibnu Muhammad
Al-Muharibi, dari Asbat ibnu Muhammad, dari Sulaiman At-Taimi dengan sanad yang
sama.
Kemudian Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ya'qub ibnu
Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Ibnu Aliyyah, dari Hisyam Ad-Dustuwa-i,
telah menceritakan kepada kami Al-Qasim ibnu Abu Buzah yang mengatakan bahwa
istri Fir'aun bertanya, "Siapakah yang menang (dalam pertandingan itu)?" Maka
dikatakan kepadanya, "Yang menang adalah Musa dan Harun." Lalu ia berkata, "Aku
beriman kepada Tuhannya Musa dan Harun." Maka Fir'aun memerintahkan agar
istrinya itu ditangkap seraya berpesan kepada para prajuritnya, "Carilah batu
besar oleh kalian yang kalian jumpai. Jika dia tetap pada pendapatnya,
lemparkanlah batu besar itu kepadanya. Dan jika dia mencabut kembali ucapannya,
maka dia tetap menjadi istriku." Ketika mereka mendatanginya, ia mengarahkan
pandangannya ke langit dan dapat melihat calon tempat tinggalnya di surga, maka
ia tetap teguh memegang pendapatnya. Kemudian roh di cabut dari jasadnya dan
meninggal dengan tenang, lalu batu besar itu ditimpakan di atas tubuhnya yang
sudah tidak bernyawa lagi.
Firman Allah Swt. yang menyitir ucapan istri Fir'aun:
{رَبِّ
ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ}
Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga.
(At-Tahrim: 11)
Menurut para ulama, istri Fir'aun memilih tetangga sebelum memilih rumah. Hal
yang semakna telah disebutkan dalam suatu hadis yang berpredikat
marfu'.
{وَنَجِّنِي
مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ}
dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya. (At-Tahrim:
11)
Yakni bebaskanlah aku darinya, karena sesungguhnya aku berlepas diri kepada
Engkau dari semua perbuatannya.
{وَنَجِّنِي
مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ}
dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim. (At-Tahrim: 11)
Wanita ini bernama Asiah binti Muzahim r.a.
Abu Ja'far Ar-Razi telah meriwayatkan dari Ar-Rabi' ibnu Anas, dari Abul
Aliyah yang mengatakan bahwa imannya istri Fir'aun melalui iman istri bendahara
Fir'aun. Kisahnya bermula ketika istri bendahara duduk menyisiri rambut anak
perempuan Fir'aun, lalu sisir yang digunakannya itu terjatuh, dan ia berkata,
"Celakalah orang yang kafir kepada Allah." Maka anak perempuan Fir'aun bertanya
kepadanya, "Apakah engkau punya Tuhan selain ayahku?" Istri bendahara menjawab,
"Tuhanku, Tuhan ayahmu dan Tuhan segala sesuatu adalah Allah." Maka anak
perempuan Fir'aun menamparnya dan memukulnya, lalu ia melaporkan hal itu kepada
ayahnya.
Fir'aun memerintahkan agar istri bendahara ditangkap, lalu ia menanyainya,
"Apakah engkau menyembah Tuhan lain selain aku?" Istri bendahara menjawab, "Ya.
Tuhanku, Tuhanmu, dan Tuhan segala sesuatu adalah Allah, dan hanya kepada-Nya
aku menyembah." Lalu Fir'aun menyiksanya dengan mengikat kedua tangan dan kedua"
kakinya pada pasak-pasak dan melepaskan ular-ular berbisa untuk mengerumuninya.
Istri bendahara dalam keadaan demikian hingga pada suatu hari Fir'aun datang dan
berkata, "Apakah kamu mau menghentikan keyakinanmu itu?" Tetapi istri bendahara
itu justru menjawab, "Tuhanku, Tuhanmu, dan Tuhan segala sesuatu adalah
Allah."
Fir'aun berkata kepadanya, "Sesungguhnya aku akan menyembelih anak
laki-lakimu yang terbesar di hadapanmu jika kamu tidak mau melakukan apa yang
kuperintahkan." Ia menjawab, "Laksanakanlah apa yang ingin engkau putuskan."
Akhirnya Fir'aun menyembelih anak laki-lakinya di hadapannya; dan sesungguhnya
roh anak laki-lakinya menyampaikan berita gembira kepadanya dan mengatakan, "Hai
Ibu, bergembiralah, sesungguhnya bagimu di sisi Allah ada pahala anu dan anu."
Akhirnya ia tetap bersabar dan teguh dalam menghadapi siksaan itu.
Di hari yang lain Fir'aun datang, lalu mengatakan hal yang sama seperti
sebelumnya, maka ia menjawabnya dengan kata-kata yang sama. Kemudian Fir'aun
menyembelih lagi putranya yang lain di hadapannya. Dan roh putranya itu
menyampaikan berita gembira pula kepada ibunya seraya berkata, "Hai Ibu,
bersabarlah, karena sesungguhnya bagimu di sisi Allah ada pahala yang besar
sekali."
Ternyata istri Fir'aun mendengar pembicaraan roh kedua putra istri bendahara
itu, akhirnya ia beriman. Lalu Allah mencabut nyawa istri bendahara Fir'aun itu
dan menampakkan pahala dan kedudukannya serta kemuliaannya di sisi Allah di mata
istrinya Fir'aun, sehingga keimanan istri Fir'aun bertambah kuat dan begitu pula
keyakinannya.
Lalu Allah menampakkan keimanan istri Fir'aun kepada suaminya, maka Fir'aun
berkata kepada para pemimpin kaumnya, "Bagaimanakah pengetahuan kalian tentang
Asiah binti Muzahim?" Ternyata mereka memujinya. Maka Fir'aun berkata kepada
mereka, "Sesungguhnya dia sekarang menyembah selainku." Mereka berkata kepada
Fir'aun, "Kalau begitu, bunuh saja dia." Maka dibuatkanlah untuknya empat buah
pasak, kemudian kedua tangan dan kaki Asiah diikatkan pada masing-masing pasak,
lalu Asiah berdoa kepada Allah yang disitir oleh firman-Nya: Ya Tuhanku,
bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga. (At-Tahrim: 11)
Fir'aun datang menyaksikan ucapannya itu, lalu Asiah tertawa ketika
menyaksikan rumahnya di surga. Maka Fir'aun berkata, "Tidakkah kalian heran
dengan kegilaannya ini. Sesungguhnya kita menyiksanya, sedangkan dia tertawa."
Maka Allah mencabut nyawa Asiah dan menempatkannya di dalam surga, semoga Allah
melimpahkan rida-Nya kepadanya.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَمَرْيَمَ
ابْنَتَ عِمْرَانَ الَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا}
dan Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya. (At-Tahrim:
12)
Yakni memelihara dan menjaga kehormatannya. Al-ihsan artinya
memelihara kesucian dirinya dan kehormatannya.
{فَنَفَخْنَا
فِيهِ مِنْ رُوحِنَا}
maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan)
Kami. (At-Tahrim: 12)
Yaitu melalui Malaikat Jibril, karena sesungguhnya Allah mengutus Jibril
kepadanya dalam rupa seorang manusia yang sempurna, dan memerintahkan kepada
Jibril agar meniupkan ke dalam baju kurungnya sekali tiup dengan mulutnya. Maka
tiupan itu turun ke bawah dan memasuki farjinya, lalu terjadilah kehamilan
karenanya, yaitu mengandung Isa a.s. Karena itulah disebutkan oleh
firman-Nya:
{فَنَفَخْنَا
فِيهِ مِنْ رُوحِنَا وَصَدَّقَتْ بِكَلِمَاتِ رَبِّهَا وَكُتُبِهِ}
maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan)
Kami; dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan kitab-kitab-Nya.
(At-Tahrim: 12)
yakni beriman kepada takdir dan syariat-Nya.
{وَكَانَتْ
مِنَ الْقَانِتِينَ}
dan adalah dia termasuk orang-orang yang taat. (At-Tahrim: 12)
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يُونُسُ، حَدَّثَنَا دَاوُدُ بْنُ أَبِي
الْفُرَاتِ، عَنْ عِلْباء، عَنْ عِكْرِمة، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: خَطّ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْأَرْضِ أَرْبَعَةَ خُطُوطٍ،
وَقَالَ: "أَتُدْرُونَ مَا هَذَا؟ " قَالُوا: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ،
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "أَفْضَلُ نِسَاءِ
أَهْلِ الْجَنَّةِ: خَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ، وَفَاطِمَةُ بِنْتُ مُحَمَّدٍ،
وَمَرْيَمُ ابْنَةُ عِمْرَانَ، وَآسِيَةُ بِنْتُ مُزَاحِمٍ امْرَأَةُ
فِرْعَوْنَ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yunus, telah
menceritakan kepada kami Daud ibnu Abul Furat, dari Alba, dari Ikrimah, dari
Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. membuat suatu garis di tanah
sebanyak empat garis, lalu bertanya, "Tahukah kalian apakah ini?" Mereka
menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Rasulullah Saw. bersabda: (ini
menggambarkan) wanita-wanita ahli surga yang paling utama. (yaitu)
Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti Imran, dan
Asiah binti Muzahim bekas istri Fir’aun.
Telah disebutkan di dalam kitab Sahihain melalui hadis Syu'bah, dari
Amr ibnu Murrah, dari Murrah Al-Hamdani, dari Abu Musa Al-Asy'ari, dari Nabi
Saw. yang telah bersabda:
"كَمُلَ
مِنَ الرِّجَالِ كَثِيرٌ، وَلَمْ يَكْمُلْ مِنَ النِّسَاءِ إِلَّا آسِيَةُ
امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ، وَمَرْيَمُ ابْنَةُ عِمْرَانَ، وَخَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيلد،
وَإِنَّ فَضْلَ عَائِشَةَ عَلَى النِّسَاءِ كَفَضْلِ الثَّرِيد عَلَى سَائِرِ
الطَّعَامِ"
Banyak dari kaum lelaki yang mencapai kesempurnaan, tetapi tiada yang
mencapai kesempurnaan dari kaum wanita selain Asiah binti Muzahim bekas istri
Fir’aun, Maryam binti Imran, dan Khadijah binti Khuwalid. Dan sesungguhnya
keutamaan Aisyah di atas kaum wanita sama dengan keutamaan makanan Sarid di atas
makanan lainnya.
Kami telah menyebutkan jalur-jalur hadis-hadis ini berikut lafaz-lafaznya,
dan telah kami bahas pula mengenainya dalam kisah Isa putra Maryam a.s. dalam
kitab kami yang berjudul Al-Bidayah wan Niyahah; segala puji dan anugerah
adalah milik Allah.
Telah kami sebutkan pula berita yang disebutkan di dalam hadis yang
menyatakan bahwa Maryam dan Asiah binti Muzahim kelak akan menjadi istri-istri
Nabi Saw. di dalam surga, yaitu pada tafsir firman-Nya:
{ثَيِّبَاتٍ
وَأَبْكَارًا}
yang janda dan yang perawan. (At-Tahrim: 5)
Demikianlah akhir tafsir surat At-Tahrim, segala puji dan anugerah bagi Allah
semata.
**************************************
Akhir juz
28
**************************************