Tafsir Surat Fushshilat, ayat 1-5
{حم
(1) تَنزيلٌ مِنَ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (2) كِتَابٌ فُصِّلَتْ آيَاتُهُ قُرْآنًا
عَرَبِيًّا لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ (3) بَشِيرًا وَنَذِيرًا فَأَعْرَضَ أَكْثَرُهُمْ
فَهُمْ لَا يَسْمَعُونَ (4) وَقَالُوا قُلُوبُنَا فِي أَكِنَّةٍ مِمَّا تَدْعُونَا
إِلَيْهِ وَفِي آذَانِنَا وَقْرٌ وَمِنْ بَيْنِنَا وَبَيْنِكَ حِجَابٌ فَاعْمَلْ
إِنَّنَا عَامِلُونَ (5) }
Ha Mim. Diturunkan dari Tuhan Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang. Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan
dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui, yang membawa berita gembira dan
yang membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling (darinya); maka mereka tidak (mau)
mendengarkan. Mereka berkata, "Hati kami berada dalam tutupan (yang
menutupi) apa yang kamu seru kami kepadanya dan di telinga kami ada sumbatan
dan antara kami dan kamu ada dinding, maka bekerjalah kamu; sesungghnya kami
bekerja (pula).”
Firman Allah Swt.:
حم
تَنزيلٌ مِنَ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ}
Ha Mim. Diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
(Fushshilat: 1-2)
Artinya, Al-Qur'an ini diturunkan dari sisi Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang. Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
{قُلْ
نزلَهُ رُوحُ الْقُدُسِ مِنْ رَبِّكَ بِالْحَقِّ}
Katakanlah, "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al-Qur'an itu dari
Tuhanmu dengan benar.” (An-Nahl: 102)
Dan firman Allah Swt.:
{وَإِنَّهُ
لَتَنزيلُ رَبِّ الْعَالَمِينَ نزلَ بِهِ الرُّوحُ الأمِينُ عَلَى قَلْبِكَ
لِتَكُونَ مِنَ الْمُنْذِرِينَ}
Dan sesungguhnya Al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta
alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruhul Amin (Jibril), ke dalam hatimu
(Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang
memberi peringatan. (Asy-Syu'ara 192-194)
***********
Adapun firman Allah Swt.:
{كِتَابٌ
فُصِّلَتْ آيَاتُهُ}
Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya. (Fushshilat: 3)
Yakni dijelaskan makna-maknanya dan dikuatkan hukum-hukumnya.
{قُرْآنًا
عَرَبِيًّا}
yakni bacaan dalam bahasa Arab. (Fushshilat: 3)
Al-Qur'an itu selain sebagai bacaan yang berbahasa Arab yang jelas dan
terang, makna-maknanya dan lafaz-lafaznya juga jelas, tidak musykil (tidak
sulit). Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
{كِتَابٌ
أُحْكِمَتْ آيَاتُهُ ثُمَّ فُصِّلَتْ مِنْ لَدُنْ حَكِيمٍ خَبِيرٍ}
(inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta
dijelaskan secara rinci, yang diturunkan dari sisi (Allah) Yang
Mahabijaksana lagi Mahatahu. (Hiid: 1)
Yakni Al-Qur'an itu mengandung mukjizat lafaz dan maknanya.
{لَا
يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلا مِنْ خَلْفِهِ تَنزيلٌ مِنْ
حَكِيمٍ حَمِيدٍ}
Yang tidak datang kepadanya (Al-Qur'an) kebatilan, baik dari depan
maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Mahabijaksana lagi Maha
Terpuji. (Fushshilat: 42)
***********
Adapun firman Allah Swt.:
{لِقَوْمٍ
يَعْلَمُونَ}
untuk kaum yang mengetahui. (Fushshilat: 3)
Yakni sesungguhnya orang yang mengetahui keterangan dan penjelasan ini
hanyalah para ulama yang mendalam ilmunya.
{بَشِيرًا
وَنَذِيرًا}
yang membawa berita gembira dan yang membawa peringatan. (Fushshilat:
4)
Maksudnya, adakalanya membawa berita gembira bagi orang-orang mukmin dan
adakalanya membawa peringatan bagi orang-orang kafir.
{فَأَعْرَضَ
أَكْثَرُهُمْ فَهُمْ لَا يَسْمَعُونَ}
tetapi kebanyakan mereka berpaling (darinya); maka mereka tidak
(mau) mendengarkan. (Fushshilat: 4)
Yaitu kebanyakan kaum Quraisy tidak memahami sedikit pun darinya (Al-Qur'an),
padahal Al-Qur'an jelas dan gamblang.
{وَقَالُوا
قُلُوبُنَا فِي أَكِنَّةٍ}
Mereka berkata, "Hati kami berada dalam tutupan.” (Fushshilat: 5)
Yaitu dalam keadaan terlapisi oleh penutup.
{مِمَّا
تَدْعُونَا إِلَيْهِ وَفِي آذَانِنَا وَقْرٌ}
(yang menutupi) apa yang kamu seru kami kepadanya dan di telinga kami ada
sumbatan. (Fushshilat: 5)
Maksudnya tuli, tidak dapat mendengarkan apa yang engkau sampaikan kepada
kami.
{وَمِنْ
بَيْنِنَا وَبَيْنِكَ حِجَابٌ}
dan di antara kami dan kamu ada dinding. (Fushshilat: 5)
yang menghalang-halangi apa yang kamu katakan kepada kami, maka tiada sesuatu
pun darinya yang sampai kepada kami.
{فَاعْمَلْ
إِنَّنَا عَامِلُونَ}
maka bekerjalah kamu; sesungguhnya kami bekerja (pula). (Fushshilat:
5)
Yakni bekerjalah kamu menurut caramu, kami pun akan bekerja menurut cara
kami, kami tidak akan mengikutimu.
Imamul Alim Abdu ibnu Humaid di dalam kitab musnadnya mengatakan:
حَدَّثَنِي
ابْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُسْهِر عَنِ الْأَجْلَحِ، عَنِ
الذَّيَّال بْنِ حَرْمَلة الْأَسَدِيِّ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: اجْتَمَعَتْ قُرَيْشٌ يَوْمًا فَقَالُوا: انْظُرُوا
أعْلَمكم بِالسِّحْرِ وَالْكِهَانَةِ وَالشِّعْرِ، فَلْيَأْتِ هَذَا الرَّجُلَ
الَّذِي قَدْ فَرَّقَ جَمَاعَتَنَا، وَشَتَّتَ أَمْرَنَا، وَعَابَ دِينَنَا،
فَلْيُكَلِّمْهُ وَلْنَنْظُرْ مَاذَا يَرُدُّ عَلَيْهِ؟ فَقَالُوا: مَا نَعْلَمُ
أَحَدًا غَيْرَ عتبة ابن رَبِيعَةَ. فَقَالُوا: أَنْتَ يَا أَبَا الْوَلِيدِ.
فَأَتَاهُ عُتْبَةُ فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ، أَنْتَ خَيْرٌ أَمْ عَبْدُ اللَّهِ؟
فَسَكَتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: أَنْتَ
خَيْرٌ أَمْ عَبْدُ الْمُطَّلِبِ؟ فَسَكَتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: فَإِنْ كُنْتَ تَزْعُمُ أَنَّ هَؤُلَاءِ خَيْرٌ
مِنْكَ، فَقَدْ عَبَدُوا الْآلِهَةَ الَّتِي عِبْتَ، وَإِنْ كُنْتَ تَزْعُمُ
أَنَّكَ خَيْرٌ مِنْهُمْ فَتَكَلَّمْ حتى نسمع قَوْلَكَ،
إِنَّا وَاللَّهِ مَا رَأَيْنَا سَخْلةً قَطُّ أَشْأَمَ عَلَى قَوْمِكَ (1) مِنْكَ؛
فَرَّقْتَ جَمَاعَتَنَا، وَشَتَّتَّ أَمْرَنَا، وَعِبْتَ دِينَنَا، وَفَضَحْتَنَا
فِي الْعَرَبِ، حَتَّى لَقَدْ طَارَ فِيهِمْ أَنَّ فِي قُرَيْشٍ سَاحِرًا، وَأَنَّ
فِي قُرَيْشٍ كَاهِنًا! وَاللَّهِ مَا نَنْظُرُ (2) إِلَّا مِثْلَ صَيْحَةِ
الحُبْلى أَنْ يَقُومَ بَعْضُنَا إِلَى (3) بَعْضٍ بِالسُّيُوفِ، حَتَّى
نَتَفَانَى! أَيُّهَا الرَّجُلُ، إِنْ كَانَ إِنَّمَا بِكَ الْحَاجَةُ جَمَعْنَا
لَكَ حَتَّى تَكُونَ أَغْنَى قُرَيْشٍ رَجُلًا (4) وَإِنْ كَانَ إِنَّمَا بِكَ
الْبَاءَةُ فَاخْتَرْ أَيَّ نِسَاءِ قُرَيْشٍ [شِئْتَ] فَلْنُزَوِّجْكَ عَشْرًا.
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "فَرَغْتَ؟ " قَالَ:
نَعَمْ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {بِسْمِ الله
الرحمن الرحيم. حم. تَنزيلٌ مِنَ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ} حَتَّى بَلَغَ: {فَإِنْ
أَعْرَضُوا فَقُلْ أَنْذَرْتُكُمْ صَاعِقَةً مِثْلَ صَاعِقَةِ عَادٍ وَثَمُودَ}
فَقَالَ عُتْبَةُ: حَسْبُكَ! حَسْبُكَ! مَا عِنْدَكَ غَيْرُ هَذَا؟ قَالَ: "لَا"
فَرَجَعَ إِلَى قُرَيْشٍ فَقَالُوا: مَا وَرَاءَكَ؟ قَالَ: مَا تَرَكْتُ شَيْئًا
أَرَى أَنَّكُمْ تُكَلِّمُونَهُ بِهِ إِلَّا كَلَّمْتُهُ. قَالُوا: فَهَلْ
أَجَابَكَ؟ [قَالَ: نَعَمْ، قَالُوا: فَمَا قَالَ؟] قَالَ: لَا وَالَّذِي نَصَبَهَا
بَنيَّةً مَا فَهِمْتُ شَيْئًا مِمَّا قَالَ، غَيْرَ أَنَّهُ أَنْذَرَكُمْ
صَاعِقَةً مِثْلَ صَاعِقَةِ عَادٍ وَثَمُودَ. قَالُوا: وَيْلَكَ! يُكَلِّمُكَ
الرَّجُلُ بِالْعَرَبِيَّةِ مَا تَدْرِي مَا قَالَ؟! قَالَ: لَا وَاللَّهِ مَا
فَهِمْتُ شَيْئًا مِمَّا قَالَ غَيْرَ ذِكْرِ الصَّاعِقَةِ.
telah menceritakan kepadaku Ibnu Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami
Ali ibnu Misar, dari Al-Ajlah, dari Az-Zayyal ibnu Harmalah Al-Asadi, dari Jabir
ibnu Abdullah r.a. yang telah menceritakan bahwa pada suatu hari orang-orang
Quraisy berkumpul, lalu mereka mengatakan, "Carilah oarng yang paling pandai di
antara kalian mengenai ilmu sihir, tenung, dan syair, lalu suruh dia mendatangi
lelaki ini (maksudnya Nabi Saw.) yang telah memecah belah persatuan kita dan
mengacaukan urusan kita serta mencela agama kita. Hendaklah ia berbicara
dengannya dan kita akan melihat apa yang akan dikatakan lelaki itu." Sebagian
dari mereka menjawab, "Kami tidak mengetahui seseorang yang menguasai hal itu
selain dari Atabah ibnu Rabi'ah." Lalu mereka berkata, "Engkaulah yang maju, hai
Abul Walid (nama panggilan Atabah)." Lalu Atabah mendatangi Nabi Saw. dan
berkata kepadanya, "Hai Muhammad, engkaukah yang lebih baik ataukah Abdullah
(maksudnya ayah beliau)?" Nabi Saw. diam, lalu Atabah bertanya lagi, "Engkaukah
yang lebih baik ataukah Abdul Muttalib?" Rasulullah Saw. diam, dan Atabah
berkata, "Jika engkau mengira bahwa mereka lebih baik daripada kamu, maka
sesungguhnya mereka telah menyembah sembah-sembahan yang kamu cela. Dan jika
engkau mengira bahwa dirimu lebih baik daripada mereka, maka berbicaralah agar
kami dapat mendengar pendapatmu. Sesungguhnya kami, demi Tuhan, belum pernah
melihat seekor anak kambing pun yang dianggap lebih membawa kesialan oleh kaummu
selain dari kamu sendiri. Engkau telah memecah belah persatuan kami dan
mengacaukan urusan kami; engkau cela agama kami dan engkau permalukan kami di
mata semua orang Arab, hingga telah tersiar di kalangan mereka bahwa di kalangan
Quraisy terdapat seorang ahli sihir, dan di kalangan orang Quraisy terdapat
seorang ahli tenung (tukang meramal). Demi Allah, tiada yang kami tunggu selain
pecahnya bisul yang berakibat sebagian dari kami menyerang sebagian yang lainnya
hingga saling membunuh. Hai laki-laki, jika engkau memang mempunyai suatu
keperluan, kami sanggup menghimpun dana untukmu hingga kamu nanti menjadi orang
Quraisy yang paling kaya tanpa saingan. Dan jika sesungguhnya kamu mempunyai
keinginan untuk kawin, maka pilihlah wanita Quraisy yang manakah yang kamu
sukai, maka kami akan mengawinkanmu dengan sepuluh orang wanita dari mereka."
Maka Rasulullah Saw. balik bertanya, "Sudah selesaikah kamu?" Atabah
menjawab, "Ya." Lalu Rasulullah Saw. membaca firman-Nya: Dengan nama Allah
Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Ha Mim. Diturunkan dari Tuhan Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang. (Fushshilat: 1-2) sampai dengan firman-Nya:
Jika mereka berpaling, maka katakanlah, "Aku telah memperingatkan kamu dengan
petir, seperti petir yang menimpa kaum 'Ad dan kaum Tsamud.”(Fushshilat: 13)
Maka Atabah berkata, "Cukup, cukup, apakah engkau tidak mempunyai yang lain?"
Rasulullah Saw. menjawab, "Tidak." Kemudian Atabah kembali kepada
orang-orang Quraisy, lalu mereka bertanya, "Bagaimanakah hasilmu?" Atabah
menjawab, "Tiada suatu hal pun yang ingin kalian bicarakan dengannya melainkan
telah kukemukakan kepadanya." Mereka bertanya, "Apakah dia menjawabmu?" Atabah
menjawab, "Ya, tidak, demi yang telah membuat sembah-sembahan ini dengan
keyakinan, aku tidak dapat memahami sesuatu pun dari apa yang diucapkannya,
hanya dia memperingatkan kepada kalian akan adanya petir seperti petir yang
telah menimpa kaum ' Ad dan kaum Tsamud." Mereka berkata, "Celakalah kamu ini,
bukankah lelaki itu berbicara denganmu memakai bahasa Arab, lalu kami tidak
memahami apa yang dikatakannya?" Atabah menjawab, "Tidak, demi Allah, aku tidak
memahami sesuatu pun dari apa yang telah diucapkannya selain penyebutan adanya
sa'iqah (petir) itu."
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Al-Hafiz Abu Ya'la Al-Mausuli di dalam
kitab musnadnya melalui Abu Bakar ibnu Abu Syaibah berikut sanadnya yang semisal
dengan sanad hadis di atas.
Imam Al-Bagawi telah mengetengahkan hadis ini di dalam kitab tafsirnya
berikut sanadnya melalui Muhammad ibnu Fudail. dari Al-Ajlah alias Ibnu Abdullah
Al-Kindi Al-Kufi yang berpredikat sedikit daif, dari Az-Zayyal ibnu
Harmalah, dari Jabir ibnu Abdullah r.a. Lalu disebutkan hadis yang semisal
sampai dengan firman-Nya: Jika mereka berpaling, maka katakanlah, "Aku telah
memperingatkan kamu dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum 'Addan kaum
Tsamud.” (Fushshilat: 13) Kemudian Atabah menutupkan tangannya ke mulut
Rasulullah Saw. seraya memohon kepadanya demi pertalian rahim
(persaudaraan) yang ada di antara keduanya. Lalu Atabah kembali ke rumah
keluarganya dan tidak pergi ke tempat orang-orang Quraisy serta mengurung
dirinya. Maka Abu Jahal berkata, "Hai golongan orang-orang Quraisy, demi Allah,
kita tidak memandang Atabah melainkan dia telah masuk agama baru bergabung
dengan Muhammad, rupanya makanan Muhammad telah memikatnya. Dan itu tiada lain
karena dia sedang dilanda kesengsaraan. Maka marilah kita pergi menemuinya." Abu
Jahal membuka pembicaraan, "Hai Atabah, mengapa engkau tidak melapor kepada kami
hingga kami tidak mempunyai pandangan lain kecuali engkau telah bergabung dengan
Muhammad memeluk agama baru dan kamu terpikat oleh makanannya. Maka jika engkau
memang sedang dilanda kesengsaraan, kami akan mengumpulkan dana untukmu dari
harta kami sehingga engkau tidak perlu lagi kepada makanan (jamuan) Muhammad."
Mendengar ucapan itu Atabah marah besar dan bersumpah bahwa dia tidak mau bicara
lagi dengan Muhammad untuk selamanya, lalu ia mengatakan, "Demi Allah, kalian
telah mengetahui bahwa diriku ini termasuk orang Quraisy yang paling banyak
memiliki harta. Pada mulanya aku datang kepadanya dan kukatakan kepadanya semua
yang ingin kalian bicarakan kepadanya. Maka dia menjawabku dengan sesuatu yang
demi Allah, ia bukanlah syair, bukan tenung, bukan pula sihir. Dia membaca
firman-Nya: Jika mereka berpaling, maka katakanlah, "Aku telah memperingatkan
kamu dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum Ad dan kaum
Tsamud.”(Fushshilat: 13) Lalu aku tutup mulutnya dengan tanganku dan aku
memohon kepadanya —demi pertalian silaturahim yang ada— agar diam. Dan tentu
kalian sudah mengetahui bahwa Muhammad itu apabila berbicara tidak pernah dusta,
maka aku merasa takut bila memang benar akan diturunkan kepadamu azab."
Teks hadis ini mirip dengan teks hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bazzar dan
Abu Ya'la, hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Kisah ini telah diriwayatkan pula oleh Imam Muhammad ibnu Ishaq ibnu Yasar di
dalam Kitabus Sirah-nya, tetapi dengan penyajian yang berbeda.
Dia mengatakan, telah menceritakan kepadaku Yazid ibnu Ziyad, dari Muhammad
ibnu Ka'b Al-Qurazi yang menceritakan bahwa ia pernah mendengar Atabah ibnu
Rabi'ah yang termasuk penghulu kaumnya pada suatu hari duduk di tempat
perkumpulan orang-orang Quraisy (klub mereka), sedangkan Rasulullah Saw. saat
itu sedang duduk di dalam Masjidil Haram sendirian, Atabah mengatakan, "Hai
golongan orang-orang Quraisy, bolehkan aku bangkit menuju kepada Muhammad, aku
akan berbicara kepadanya dan menawarkan kepadanya beberapa perkara, barangkali
dia mau menerima sebagiannya, lalu kita berikan kepadanya dan dia menahan
dirinya tidak mengganggu kita lagi?"
Peristiwa ini terjadi di saat Hamzah r.a. telah masuk Islam, dan orang-orang
Quraisy menyaksikan bahwa sahabat Rasulullah Saw. kian bertambah banyak dan
Islam semakin pesat kemajuannya. Mereka menjawab, "Benar engkau, hai Abul Walid.
Bangkitlah engkau kepadanya dan berbicaralah dengannya."
Atabah bangkit menuju ke tempat Rasulullah Saw. berada, lalu duduk di
dekatnya dan membuka pembicaraan, "Hai anak saudaraku, sesungguhnya engkau
adalah dari kalangan kami, saya mengetahui bahwa engkau dari keturunan yang
terpandang dan terhormat dalam nasab lagi mempunyai kedudukan. Dan sesungguhnya
engkau telah mendatangkan kepada kaummu suatu perkara yang besar (meresahkan)
sehingga berakibat engkau cerai beraikan persatuan mereka, engkau nilai bodoh
orang-orang pandai mereka, dan engkau cela sembah-sembahan mereka dan juga agama
mereka. Ini berarti engkau mengingkari agama nenek moyang mereka yang terdahulu.
Maka dengarkanlah dariku, aku akan menawarkan kepadamu beberapa perkara yang
sebaiknya engkau mempertimbangkannya terlebih dahulu, barangkali saja kamu mau
menerima sebagian darinya."
Maka Rasulullah Saw. menjawab, "Katakanlah, hai Abul Walid, aku akan
mendengarmu." Atabah berkata, "Hai anak saudaraku, jika sesungguhnya engkau
menginginkan di balik apa yang engkau sampaikan dari urusanmu itu sejumlah harta
yang banyak, maka kami akan menghimpunkannya untukmu dari harta kami hingga
engkau menjadi orang yang paling banyak hartanya di kalangan kami. Dan jika
engkau di balik itu menginginkan kedudukan yang terhormat, maka kami akan
menjadikanmu sebagai orang yang berkuasa di kalangan kami, dan kami tidak berani
memutuskan suatu perkara pun tanpa seizinmu. Jika di balik itu engkau
menginginkan kerajaan, maka kami akan mengangkatmu menjadi raja kami. Dan jika
apa yang datang kepadamu itu merupakan gangguan kejiwaan yang selalu
membayang-bayangimu, sedangkan kamu tidak mampu menolaknya dan mengusirnya dari
dalam jiwamu, maka kami akan mencarikan para tabib untuk menyembuhkanmu, dan
kami akan membelanjakan semua harta kami untuk pengobatan ini hingga kami dapat
menjadikanmu sembuh. Karena sesungguhnya adakalanya orang yang kesurupan itu
dapat dikalahkan oleh yang merasukinya hingga ia memerlukan pengobatan dari
pihak luar yang akan mengusirnya," atau kalimat lain yang semisal.
Setelah Atabah selesai dari mengutarakan maksudnya yang semuanya itu didengar
oleh Rasulullah Saw., lalu Rasulullah Saw. bertanya, "Sudah selesaikah
engkau, hai Abul Walid, dari maksudmu?" Atabah menjawab, "Ya." Lalu
Rasulullah Saw. bersabda, "Sekarang dengarkanlah diriku." Atabah
mengatakan, "Lakukanlah." Rasulullah Saw. membaca firman-Nya: Dengan nama
Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Hd Mim. Diturunkan dari Tuhan Yang
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni
bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui, yang membawa berita
gembira, dan yang membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling
(darinya); maka mereka tidak (mau) mendengarkan. (Fushshilat:
1-4)
Kemudian Rasulullah Saw. melanjutkan bacaannya. Dan ketika Atabah
mendengarkannya, maka ia diam mendengar dengan penuh perhatian, lalu meletakkan
kedua tangannya ke belakang punggunya seraya bersandar pada kedua tangannya
sambil mendengarkan bacaan Rasulullah Saw. hingga bacaan beliau sampai pada ayat
sajdah yang ada padanya, lalu melakukan sujud tilawah. Sesudah itu beliau Saw.
bersabda, "Hai Abul Walid, sekarang engkau telah mendengarkan apa yang
barusan kamu dengar, maka terserah engkau begaimanakah penilaianmu
terhadapnya."
Maka Atabah bangkit menuju tempat teman-temannya, dan sebagian dari mereka
berkata kepada sebagian yang lain, "Kita bersumpah dengan nama Allah,
sesungguhnya Abul Walid datang kepada kalian dengan roman muka yang berbeda
dengan saat ia pergi menemuinya."
Setelah Abul Walid bergabung duduk dengan teman-temannya, lalu mereka
bertanya, "Hai Abul Walid, bagaimanakah hasilmu?" Atabah menjawab, "Hasil yang
kudapat ialah aku telah mendengar suatu ucapan yang demi Allah aku belum pernah
mendengar hal yang semisal dengannya. Demi Allah, itu bukanlah sihir, bukan
syair, bukan pula tenung. Hai orang-orang Quraisy, turutilah perkataanku ini,
dan dengarkanlah saranku ini. Biarkanlah antara lelaki ini (Nabi Saw. maksudnya)
dengan apa yang menjadi urusannya, asingkanlah saja dia, sesungguhnya akan
terjadi suatu berita besar dari ucapannya yang telah kamu dengar ini. Jika dia
dapat dikalahkan oleh orang-orang Arab (selain kalian), berarti kalian telah
terhindar dari gangguannya melalui orang-orang selain kalian. Dan jika dia
beroleh kemenangan atas orang-orang Arab, berarti kemenangannya adalah
kemenangan kalian juga, kejayaannya adalah kejayaan kalian juga dan kalian akan
menjadi orang-orang yang paling berbahagia karena memilikinya."
Orang-orang Quraisy berkata, "Dia telah menyihirmu, demi Allah, hai Abul
Walid, melalui lisannya." Atabah menjawab, "Ini hanyalah pendapatku tentangnya,
maka lakukanlah oleh kalian apa yang kalian pandang baik."
Teks hadis ini mirip dengan hadis yang sebelumnya. Hanya Allah-lah Yang Maha
Mengetahui.