Tafsir Surat Shad, ayat 86-99
{قُلْ
مَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُتَكَلِّفِينَ (86)
إِنْ هُوَ إِلا ذِكْرٌ لِلْعَالَمِينَ (87) وَلَتَعْلَمُنَّ نَبَأَهُ بَعْدَ حِينٍ
(88) }
Katakanlah (hai Muhammad), "Aku tidak meminta upah kepadamu atas
dakwahku; dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan. Al-Qur’an
ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam. Dan sesungguhnya kamu akan
mengetahui (kebenaran) berita Al-Qur’an setelah beberapa waktu
lagi.”
Allah Swt. berfirman, "Katakanlah, hai Muhammad, kepada orang-orang musyrik
itu, bahwa tidaklah kamu meminta imbalan kepada mereka atas risalah yang kami
sampaikan kepada mereka dan nasihat yang kamu berikan kepada mereka suatu upah
pun dari harta duniawi ini."
{وَمَا
أَنَا مِنَ الْمُتَكَلِّفِينَ}
dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan.
(Shad:86)
Aku tidak mempunyai kehendak sedikit pun, tidak pula kemauan untuk
menambah-nambahi apa yang diamanatkan oleh Allah Swt. kepadaku untuk
manyampaikannya. Tetapi apa yang aku diperintahkan untuk menyampaikannya, maka
hal itu kusampaikan dengan utuh tanpa ada penambahan atau pengurangan. Dan
sesungguhnya kutunaikan tugasku ini hanyalah semata-mata menginginkan rida Allah
dan kebahagiaan di hari kemudian.
Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan dari Al-A'masy dan Mansur, dari Abud Duha,
dari Masruq yang mengatakan bahwa kami mendatangi Abdullah ibnu Mas'ud r.a. Maka
ia berkata, "Hai manusia, barang siapa yang mengetahui sesuatu, hendaklah ia
mengutarakannya; dan barang siapa yang tidak mengetahui, hendaklah ia
mengatakan, 'Allah lebih mengetahui.' Karena sesungguhnya termasuk ilmu bila
seseorang tidak mengetahui sesuatu mengatakan, 'Allah lebih Mengetahui."
Sesungguhnya Allah Swt. telah berfirman kepada nabi kalian:
{قُلْ
مَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ وَمَا أَنَا مِنَ
الْمُتَكَلِّفِينَ}
Katakanlah, "Aku tidak meminta upah kepadamu atas dakwahku; dan bukanlah
aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan.” (Shad: 86)
Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkan asar ini melalui Al-A'masy dengan
sanad yang sama.
***********
Firman Allah Swt.:
{إِنْ
هُوَ إِلا ذِكْرٌ لِلْعَالَمِينَ}
Al-Qur’an ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam. (Shad:
87)
Yakni bagi semua mukallaf dari kalangan manusia dan jin, ini menurut Ibnu
Abbas r.a.
Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan pula dari ayahnya, dari Abu Gassan Malik
ibnu Ismail, telah menceritakan kepada kami Qais, dari Ata ibnus Sa'ib, dari
Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas r.a. sehubungan dengan makna firman-Nya,
"Al- alam'ina," bahwa yang dimaksud adalah jin dan manusia.
Ayat ini semakna dengan firman-Nya:
{لأنْذِرَكُمْ
بِهِ وَمَنْ بَلَغَ}
supaya dengannya aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang
yang sampai Al-Qur’an (kepadanya). (Al-An'am: 19)
Dan firman Allah Swt.:
{وَمَنْ
يَكْفُرْ بِهِ مِنَ الأحْزَابِ فَالنَّارُ مَوْعِدُهُ}
Dan barang siapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan
sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al-Qur’an, maka nerakalah tempat yang
diancamkan baginya. (Hud: 17)
*************
Adapun firman Allah Swt.:
{وَلَتَعْلَمُنَّ
نَبَأَهُ بَعْدَ
حِينٍ}
Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al-Qur’an
setelah beberapa waktu lagi. (Shad: 88)
Yakni sebentar lagi.
Qatadah mengatakan sesudah mati, dan Ikrimah mengatakan pada hari kiamat
nanti. Kedua pendapat tidak bertentangan, karena sesungguhnya orang yang telah
mati itu secara hukum telah memasuki kiamat.
Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan sesungguhnya
kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al-Qur’an setelah beberapa waktu
lagi. (Shad: 88) Al-Hasan Al-Basri mengatakan, "Hai anak Adam, di saat
engkau menjelang kematian, berita yang meyakinkan akan datang kepadamu."
Demikianlah akhir dari tafsir surat Shad, segala puji dan karunia hanyalah
milik Allah, dan Allah Yang Mahasuci lagi Mahatinggi, Maha Mengetahui.
آخَرُ تَفْسِيرِ سورة "ص"، ولله الحمد والمنة.